Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 56 - Permainan Hati

Chapter 56 - Permainan Hati

Lin, bagaimana ini ujar Rizal berpura-pura cemas.

Aku tidak tau jika Aga akan ada di situ. Kalau kamu mau, aku bisa bantu jelaskan padanya.

Tidak apa-apa kak, aku punya alasan sendiri ikut hadir ke acara Bang Ferry.

Maksudmu, Rizal berpura-pura bodoh.

Aku melihat Kak Aga di foto dan videomu.

Foto dan videoku?

Ya, foto dan video di hpmu dan di salah satu foto sama video ada orang seperti Aga. Aku hanya ingin memastikan saja.

Maafkan aku, aku tidak tau ada Aga di sana. Jadi itu alasanmu ikut ke pesta Ferry hari in?

Maafkan aku jawab Elin.

Tidak apa-apa, aku tidak masalah. Kamu mau menjadi teman pesta ku saja, aku sudah senang.

Kamu tadi tidak makan apa-apa di sana, kita mampir makan sebentar ya?

Aku tidak lapar kak jawab Elin.

Tapi aku lapar, Rizal menjawab sambil memegangi perutnya.

Elin tersenyum, memang Rizal tidak makan apa-apa di sana. Bahkan di saat teman-temannya minum bir, dia memilih menemani Elin minum Jus.

Baiklah, kita makan di pinggir jalan saja ya ucap Elin.

Aku jenuh makan, makanan Cafe.

Baiklah, aku akan mengikuti saja kamu mau apa.

Rizal memutarkan mobilnya dan menuju sebuah warung pecel lele yang masih buka di daerah dekat Club Lotusa.

Kamu dan Aga baik-baik saja kan Lin?

Kenapa kak?

Kenapa kamu tidak menunggunya selesai dulu tadi?

Aku tidak ingin mengganggunya, kami tidak ada janji untuk bertemu di sana. Aku takut mengganggunya.

Apakah dia tidak akan salah paham?

Elin hanya tersenyum, bukankah kalau dia salah paham baik untukmu kak?

Baik apanya, aku dan kamu hanya berteman. Seorang teman akan sakit jika temannya sakit. Aku hanya ingin kamu bahagia sekarang. Bukan karena bersama ku. Yang penting kamu bahagia, itu yang ada di pikiran ku sekarang.

Elin tertawa mendengar jawaban Rizal.

Rizal melihat layar hp Elin bersinar. Tertulis nama Anas di sana.

Anas gumamnya, sudah kuduga bocah itu.

Hay Kak,

Ya, aku masih makan sama kak Rizal sekarang.

Ya, terima kasih.

See You soon jawab Elin.

Siapa Lin?

Kak Anas.

Anas?

Iya kak Anas

Kenapa dia menghubungimu?

Oh, dia hanya menanyakan apakah aku sudah sampai.

Sok perhatian ucap Rizal.

Elin tertawa, kamu cemburu?

Nga' hanya aneh saja, bukan dia menghubungi pacarnya malam-malan begini. Malah menanyakan pacar orang.

Dia hanya ingin menanyakan apakah aku sudah sampai. Bukan berarti dia suka padaku kak.

Anas keseringan Modus Lin, kamu hati2 ujar Rizal.

Elin menyuapkan nasinya ke Rizal karena dari tadi Rizal ngomel terus.

Cepet makan ujar Elin, nga kelar2 ini kalau kamu ngomel terus.

Rizal benar-benar kaget dan senang karena Elin menyuapinya makan.

Aku mau lagi ujar Rizal..

Elin menggelengkan kepalanya, makan sendiri ucap Elin sambil tertawa.

Aga dan teman-temannya selesai manggung langsung ke tempat makan langganan mereka. Ade masuk duluan dan melihat Elin sedang bercanda dengan Rizal.

Dia berbalik, kita makan tempat lain saja ucapnya.

Apa sih kamu De, Aga langsung masuk kedalam dan duduk di tempat biasa.

Ade memberikan kode pada Arles ke arah Elin dan Rizal.

Arles tau, jika di sini pasti Aga dan Rizal akan ribut. Tapi posisi Aga sedang tidak baik sekarang. Melihat dari yang di ucapkan Rizal tadi, sepertinya Rizal sedang memainkan peran teman baik dengan Elin. Jika Aga membuat keributan jelas Rizal akan menang kali ini.

Rizal yang melihat Aga, dia berbicara setengah berbisik ke Elin.

Ada Aga juga di sini Lin? Sepertinya kita harus menjelaskan padanya.

Elin tidak menoleh sama sekali.

Biarkan saja kak, dia sedang dengan teman-temannya. Aku tidak ingin mengganggunya sekarang. Pura-pura saja tidak lihat bisik Elin.

Oh, okey ... okey...

Apakah kamu sudah selesai ujar Rizal?

Sebentar lagi jam 9, nanti mama cemas kamu belum pulang.

Aku sudah selesai... Aku bayar dulu ya.

Elin mengangguk...

Elin masih duduk di mejanya.

Lin, ayo ujar Rizal terkesan sengaja memanggil nama Elin.

Aga seketika menoleh ke arah kasir.

Arles kembali menahan tangan Aga, memberikan tanda bahwa jangan mengejarnya.

Elin berjalan ke arah Rizal dan tidak menoleh sama sekali ke arah mereka.

Les, lepaskan ujar Aga.

Ga, ini bukan waktu yang tepat.

Itu Elin kenapa sama mantannya dan kamu diam saja Ga ucap Ade.

Kamu diam saja De, jangan memberi komentar kalau tidak tau masalahnya dari awal.

Tapi pergi dengan mantan tetaplah salah.

Salah kalau seandainya pacarnya tidak menghilang tanpa kabar.

Kamu menghilang Ga?

Dia seperti di telan bumi dari Elin.

Jadi jangan salahkan Elin jika dia menganggap Aga tidak ada.

Mencari keributan sekarang bisa saja. Tapi berarti kamu sudah siap kehilangannya. Karena Elin pasti punya alasan kuat kenapa dia bisa bersama Rizal sekarang. Entah Rizal tulus atau tidak, yang pasti Rizal baik di matanya sekarang. Tidak seperti kamu yang menjadi pengecut cuma karena malu sama masa lalu mu.

Kalau memang kamu mau mencari tau, temui Elin atau hubungi dia. Aku tanya apa kamu mencoba menghubunginya dari kamu melihat Elin di Lotusa?

Aga hanya diam sambil menahan emosinya.

Aku melarangmu menemuinya di sana bukan tanpa sebab. Elin di sana menghadiri pesta ultah temannya Rizal, kamu mendatanginya berarti kamu siap mencari keributan. Di sana tidak terlihat Elin dan Rizal duduk berduaan. Elin selalu di dampingi oleh teman2 Rizal yang berarti Elin ke sana bukan karena dia dan Rizal balikan. Kamu tau Elin wanita yang memiliki prinsip, dia tidak menyapamu mungkin dia menghormatimu.

Menghormati tanya Ade dan Youth, kami tidak paham dengan pikiranmu Les.

Ya, Elin menghormati Aga karena sudah 1 minggu ini Aga tidak bisa di hubungi yang berarti Aga sedang tidak ingin berhubungan dengan Elin dulu.

Wajar saja jika Elin tidak menyapa Aga, karena dia menjaga perasaan Aga dan berusaha menghormati pilihan Aga.

Rizal mengantar Elin dan mampir untuk berpamitan dengan Mama Elin.

Duduk sebentar Zal, tante ada membuat makanan kesukaanmu.

Tapi kami habis makan ma jawab Elin.

Makanlah walau pun sedikit ujar Mama Elin.

Elin dan Rizal duduk di kursi taman.

Apakah kamu yakin kamu baik-baik saja Lin?

Kalau Aga salah sangka, kakak siap menjelaskan padanya. Jangan sampai gara-gara kejadian malam ini, hubunganmu dan Aga renggang.

Kalau pun sampai Kak Aga mempermasalahkan masalah ini dan dia tidak menerima penjelasan Elin bukankah berarti memang sudah tidak ada lagi rasa saling percaya.

Lin, kadang kondisi yang membuat orang menjadi tidak saling percaya.

Cukup hubungan kita yang berakhir dengan kecewa. Kakak tidak ingin, gara2 kakak kalian bertengkar.

Bukankah suatu hubungan itu berlandaskan saling percaya. Jika salah satu sudah tidak bisa mempercayai pasangannya, maka hubungan tidak akan sesederhana dulu.

Hubungan kita dulu karena pengkhianatanmu kak, bukan karena aku tidak mempercayaimu lagi ujar Elin.

Maafkan aku Lin, kalau saja waktu bisa aku kembalikan. Dan aku tidak selabil dulu mendesakmu kembali padaku. Tapi sudahlah, semua sudah berlalu. Aku hanya ingin kau bahagia, walaupun itu bukan aku.

Ayo zal di makan ujar Mama Elin, keluar sambil membawa puding buah kesukaan Rizal.

Terima kasih tante... Rizal tidak pernah menyangka akan bisa memakan puding buah buatan tante lagi.

Makan yang banyak, ini di bawa ya buat di rumah. Kapan pun kamu pingin makan puding ini, kamu bisa telepon tante. Nanti buatkan untuk kamu.

Rizal jadi enak ini tan, kalau keseringan nanti tante dan Elin bosen liat Rizal terus.

Nga apa-apa, santai aja jawab Mama Elin. Akhir-akhir ini kakak nya sudah jarang ke sini, jadi nga ada yang habisin masakan tante.

Kalau begitu, telepon saja Rizal. Kalau tante masak banyak dan nga ada yang mau makan. Rizal akan datang dan menghabiskan semuanya ujar Rizal.

Kamu memang anak baik ucap Mama Elin.