Elin sudah lelah mendengar Mamanya yang ngomel terus terkait Rizal dan memprotes terkait Aga. Tiap hari itu-itu saja yang di bahas, mulai dari Rizal sekarang lagi sibuk sehingga tidak ada waktu buat main ke sana. Beda sama yang masih belum jelas masa depannya. Pasti lebih punya banyak waktu buat main-main. Elin tidak mau menanggapinya karena jelas akan berbuntut ribut. Setiap mamanya menyinggungnya, dia lebih memilih diam dan masuk ke kamar. Ini sudah waktunya ucap Elin, mamanya mulai keras terkait hubungannya dan Aga. Setiap Elin tidak mengangkat telepon Rizal atau membalas pesannya, mamanya akan menegurnya karena Rizal rajin menghubunginya.
Pa, ucap Elin sore itu di teras rumahnya ketika Aga dan teman-temannya sedang sparing volly. Menurut Papa apa yang harus Elin lakukan pada Mama?
Atau apakah menurut Papa, pilihan Elin salah?
Kalau terkait pilihanmu, Papa akan mendukung siapa pun itu. Setiap manusia terlahir ke dunia sudah dengan membawa rezekinya masing2. Ada yang rezekinya dekat dan jauh seperti Papa. Intinya nak asalkan dia agamanya baik, sikapnya lemah lembut, tidak hanya cinta tapi juga sayang padamu dan mau kerja keras itu cukup untuk Papa. Karena Papa tidak pernah memandang seseorang dari siapa orang tuanya atau status sosial dirinya. Papa ingin kamu mendapatkan seseorang yang bisa menyayangimu melebihi sayang Papa padamu.
Apakah cinta saja tidak cukup Pa?
Kalau Papa tidak.
Kenapa?
Jika hanya cinta maka dia bisa saja menyakitimu, karena banyak cara menunjukkan rasa Cinta. Tapi sayang, hanya satu. Jika dia hanya mencintaimu dan cara menunjukkan cintanya salah maka dia akan menyakitimu tapi jika dia tidak hanya cinta tapi juga menyayangimu maka dia akan berpikir berkali-kali untuk menyakitimu karena dia menyayangimu. Ketika seseorang menyayangi kita dengan tulus. Jangankan melukai, melihatmu terluka saja dia akan kesakitan juga. Sekarang bagaimana dengan Aga?
Dia baik, agamanya juga baik, sikapnya ke Elin juga baik tapi dia tidak sesuai dengan keinginan Mama. Papa pasti tau kan kalau Mama lebih menyukai Rizal.
Ya, walaupun Mama mu tidak pernah membahasnya dengan Papa tapi Papa tau kalau kamu sering di omeli.
Menurut Papa bagaimana?
Tergantung kamu dan Aga, seberapa tahan kamu dan Aga bertahan dengan kondisi ini. Mama mu memang keras kepala dan besar gengsi tapi ingat kamu anaknya tidak mungkin kalau dia akan membuangmu cuma masalah Aga. Dia suatu saat pasti akan menerima Aga jika Aga bisa bertahan. Tapi jika dia seperti mantanmu yang waktu itu, baru dapat omongan saja langsung mengajak break mending kamu tinggalkan saja.
Papa tau?
Ya taulah, mama mu cerita. Baru juga di omongin gitu, minggu depannya kamu sudah sama orang lain.
Wah, betul2 mama ini berarti.
Karena mama mu benar. Jika sekarang saja dia sudah tidak mau memperjuangkanmu, maka bagaimana dia akan berkorban untukmu nantinya. Papa mendukungmu Mama mu untuk hal ini.
Jadi Elin sekarang harus bagaimana Pa?
Anggap saja ini ujian untuk Aga, karena di dunia ini banyak hal yang tidak mudah di dapatkan. Jadi asalkan dia berusaha, pasti akan ada hasilnya. Hitung2 latihan...
Terus Elin harus bagaimana menanggapi Mama?
Anggap saja Jangkrik lagi berbunyi atau dengungan Lebah di telingamu. Karena sebagai anak jika kamu membuat mamamu marah dan kecewa, maka mengalirlah dosamu.
Elin tertawa melihat ekspresi Papa nya.
Baiklah Pa, tapi kalau sampai tidak tahan pun Elin akan menjawab tanpa emosi ucapnya Elin janji. Bagaimana pun Mama nya selalu berusaha yang terbaik untuknya sampai sekarang, tidak pernah terpikit untuk melukai hatinya tapi urusan pasangan adalah masa depannya. Dia sangat menghormati mama dan papa nya tapi untuk urusan siapa yang akan bersamanya nanti dia tidak bisa membiarkan di putuskan bukan olehnya.
Papa jangan terus2an membela Elin, dia itu belum tau mana yang baik dan tidak untuknya. Anak2 sekarang ini mikirnya cuma Cinta saja, tapi kalau sudah nikah rasa nyaman itu lebih penting.
Ya karena itu Ma, yang kaya akan kalah sama yang bisa memberikan rasa nyaman ucap Elin sambil berlalu meninggalkan kursinya.
Elin panggilnya, anak ini kalau dikasih tau ada aja jawabannya.
Sudah Ma, biarkan dia tumbuh mengikuti alurnya. Kadang2 anak2 butuh menjalani hidup dengan caranya, kita hanya memantau dan mengarahkan saja. Mereka kadang butuh mengalami rasa sakit agar bisa belajar menyembuhkan luka.
Papa lihatlah teman dekat Elin sekarang, kadang2 Mama merasa mereka tidak cocok. Dia tidak terlihat seperti kita.
Seperti kita maksudnya ucap Papa Elin.
Ya, berbeda dari kita?
Dari sisi apa?
Dari banyak sisi?
Papa tidak bermaksud tidak paham ucapan Mama tapi ingat Ma, Manusia saja di mata Tuhan sama kenapa kita yang sesama manusia harus memandang manusia lainnya berbeda. Yang membedakan kita hanya tingkat keimanannya. Untuk Elin biarkan dia menjalani masa mudanya dengan seharusnya. Arahkan saja kalau dia berbelok arah terkait pergaulan dan akidahnya. Jangan sampai Mama terlalu jauh mencampuri proses dia menjalani hidupnya. Nanti dia tidak bisa belajar mengatasi masalahnya sendiri.
Jadi biarkan saja maksud Papa? Kalau kita sudah tau kalau pilihannya salah.
Arahkan saja tapi bukan mendoktrinnya, apa lagi sampai memaksakan hal yang kita anggap baik kepadanya. Belum tentu hal yang kita anggap baik untuknya adalah baik menurutnya. Sejauh Aga tidak berbuat hal yang akan mencelakai Elin baik fisik maupun pikiran kenapa kita harus menyusahkan hal yang belum tentu terjadi. Hal yang ada di pikiran kita belum tentu terjadi, kan masih pikiran kita saja. Sudahlah, mama boleh tidak menyukai Aga tapi bukan berarti mama menyusahkan anak kita sendiri.
Mama bukan tidak suka Aga, tapi tidak suka mereka menjalin hubungan karena mereka tidak cocok.
Itukan menurut Mama, percuma juga kita membahasnya kalau mama belum bisa membuka pola pikir dan perasaan Mama terhadapnya. Kalau saja Mama memiliki sudut pandang yang sederhana tidak ribet karena harta dan status sosial. Mama akan lebih paham apa yang Papa maksud. Papa hanya tidak ingin, kalau kita terlalu menekannya. Maka dia akan mencari tempat lain atau orang lain untuk mendapatkan kenyamanan, bukankah lebih baik jika tempat mengadu anak adalah orang tuanya. Selain kita bisa memahami perasaannya kita juga bisa memberikan saran yang baik untuknya, tapi jika dia lebih percaya berbagi dukanya dengan orang lain maka tidak ada yang bisa menjamin saran/pendapat yang diberikan yang terbaik. Papa hanya ingin Mama tidak melakukan hal2 yang tidak perlu, yang berakibat tidak baik untuk Mama dan Elin.
Mama Elin hanya bisa menahan kata2nya, makin dia menjawab makin panjang nanti dia di omeli. Apa yang di sampaikan Papanya ada benarnya juga tapi sebagai orang tua pun dia harus mengingatkan jika arah anaknya salah. Di pandang dari banyak sisi pun, Rizal jauh lebih unggul dari Aga. Sebagai orang tua, dia hanya ingin memastikan jika anaknya bisa hidup dengan berkecukupan. Apalagi Elin selama ini tidak pernah merasakan kekurangan, kapan pun dia butuh sesuatu selalu di penuhi oleh mereka. Seperti kata orang2 tua zaman dulu, jangan sampai anak2 mengalami masa2 sulit yang pernah di jalani mereka dulu. Jadi anak2 harus mendapatkan yang lebih baik dari mereka.