Malam itu, Aga sengaja tidak menghubungi Elin sebelum datang ke sana. Biasanya mereka akan janjian dulu, sebelum Aga datang kerumahnya.
Mama Elin sedang tidak ada di rumah, Elin dan Bik Agus sedang menemani Papa nya menonton di depan TV.
Perasaannya sungguh tidak tenang, bahkan suaranya terkesan tertekan tidak bisa keluar. Arles yang menemaninya sampai di depan rumah Elin mengatakan bahwa Aga tidak salah sama sekali pada Elin. Hanya masa lalunya saja yang salah. Tapi itukan ketika dia belum bertemu dengan Elin jadi dia tidak melakukan kesalahan apa pun pada Elin. Toh jika tidak kamu selesaikan juga hubungan kalian tetap selesai. Jadi lebih baik di selesaikan, apa pun keputusan yang di ambil Elin nanti ya kamu terima saja.
Bik Agus membuka pintu, melihat siapa yang datang.
Non, ada Mas Aga di depan.
Aga ulang Elin...
Iya, ada Mas Aga.
Elin ke depan dulu ya Pa, sambil mengelus pundak Papanya.
Bik Agus siapkan minum dan kudapan buat mereka ya.
Baik Tuan...
Hay kak, masuk tanya Elin...
Kalau mengobrol di luar saja gimana tanya Aga.
Senyaman Kakak Aja jawab Elin.
Aga menuju ayunan di depan rumah Elin.
Elin meletakkan hp nya di meja dan duduk di sebelah Aga.
Suasana benar2 sepi, Aga masih bergelut mengatur kata2nya.
Bagaimana kabarmu kak tanya Elin.
Heh... Aga kaget mendengar suara Elin.
Kamu seperti sedang linglung ujar Elin.
Ah... Aku baik ujar Aga. Kamu?
Seperti yang kamu lihat ujar Elin. Sambil mengangkat tangannya.
Suasana kembali sepi..
Ini tidak bisa terus seperti ini ujar Elin. Lebih baik ribut dari pada tidak berkesudahan pikirnya. Toh apa pun hasilnya tetap harus di selesaikan.
Kak... Apakah ada yang mau kamu jelaskan padaku tanya Elin.
Aga masih bingung harus memulainya dari mana.
Atau apakah kamu mau menjelaskan kemana saja kamu selama hampir 3 minggu ini?
Aku tidak kemana-mana, hanya di rumah dan sesekali ke Lotusa mengambil Job Band.
Kenapa kamu menghilang? Karena kamu sibuk dengan Job Manggungmu? Atau kamu memiliki alasan lain.
Aku bingung harus mulai dari mana ujar Aga.
Mulai dari hal yang paling mengganjal di hatimu.
Kenapa kamu selalu bersama Rizal?
Kebetulan jawab Elin.
Kebetulan ulang Aga, bisa sesering itu?
Ya, Kebetulan kamu menghilang, kebetulan ada acara keluarga dan aku tidak bisa mengajakmu karena kamu tidak bisa di hubungi. Kebetulan ada Rizal di sana, kebetulan aku melihat fotomu di hp nya. Kebetulan kamu tidak perduli padaku sehingga aku mengambil keputusan untuk memastikan apakah itu kamu atau bukan. Semua kebetulan itu karena kamu, kalau saja kamu tidak menghilang maka kebetulan itu pun akan menghilang.
Aga tidak bisa membuka mulutnya, karena ucapan Elin sangat santai tapi seperti menusuk jantungnya. Elin sudah menggunakan aku dan kamu yang menegaskan sikapnya ke Aga. Kalau dulu mantan2nya akan meminta Aga menyebutkan kesalahan mereka sehingga Aga menjauh tapi Elin langsung menembak kesalahannya.
Bagaimana jika aku bertanya kenapa kamu menghilang 3 minggu yang lalu?
Aku melihat Rizal di sini 3 minggu yang lalu.
Ya, Rizal datang untuk menyelesaikan semuanya, dia menerima keputusanku dan semuanya hanya masa lalu. Dia menerima keputusanku memilihmu dan akan berusaha menjauh.
Kamu yakin dia benar-benar menerima dan merelakanmu?
Tidak semudah itu, tapi setidaknya aku bisa menggunakan kata2nya untuk menekannya. Aku tidak sepolos itu, aku tau orang seperti apa Rizal. Tapi setidaknya, dia berusaha berjuang untuk mendapatkan apa yang dia anggap layak untuknya. Aku tidak pernah bermaksud menggunakan perasaannya untuk kepentingan pribadiku tapi dia yang melakukannya. Aku hanya menerima saja.
Aga tertegun...
Jadi kamu berpikiran sama, bahwa Rizal sengaja membuatmu tau aku di Lotusa.
Semua tidak akan terjadi jika tidak ada campur tanganmu. Jadi suatu kebetulan tidak akan terjadi jika memang tidak ada apa-apa. Semua masalah pasti ada awalnya jadi tinggal bagaimana kita membuat akhirnya.
3 minggu ini aku memilih introspeksi diri, banyak hal yang membuat kita seperti langit dan bumi. Ada jarak yang kadang membuatku harus berkali-kali memikirkan tentang hubungan kita.
Apakah menurutmu hubungan kita tidak layak tanya Elin?
Bukan hubungan kita, tapi aku yang tidak layak untukmu.
Layak dan tidak harusnya tanyakan dulu padaku karena ini hubungan kita berdua bukan hanya dirimu saja. Yang harusnya menilai kamu layak atau tidak seharusnya juga aku bukan dirimu.
Aga kembali tidak bisa menjawab perkataan Elin karena benar yang dikatakannya.
Aku serahkan padamu saja, bagaimana selanjutnya kelanjutan hubungan kita!! Karena suatu hubungan tidak akan bisa berjalan normal jika hanya satu orang saja yang berusaha. Aku tidak akan bisa bertahan jika tidak ada yang mau berjuang ucap Elin.
Aku bukanlah lelaki sebaik yang kamu pikirkan ujar Aga. Aku memiliki pergaulan yang sangat bebas. Semua nakalnya lelaki, aku sudah pernah mencobanya semua. Kadang2 aku akan jadi Joki pertandingan billiard, aku pun pernah menjadi Joki balap liar. Keahlian ku hanya ada di musik, jadi aku sering menjadi pemain sewaan di klub, hotel dan di acara wedding. Seperti yang kamu lihat di Lotusa kemarin.
Seberapa bebas pergaulan yang kamu lakukan dulu? Hubungan dengan mantan-mantanmu/teman-teman wanitamu?
Seberapa jauh hal terlarang yang kalian lakukan?
Sepertinya kamu sudah mendapatkan informasi itu ucap Aga, Rizal yang memberi tahu mu?
Bukan, tapi bisa saja sumbernya dari dia jawab Elin.
Aku dan teman2 wanitaku, kami berteman secara terbuka. Ada masanya dulu waktu aku masih SMA, kami pernah mabuk sama-sama. Clubbing dan party. Semua sudah pernah aku lakukan kecuali ML. Buatku itu masih hal yang tabuh.
Elin menarik nafasnya panjang. Kapan kamu terakhir melakukan itu semua?
Aku sudah meninggalkan semuanya jauh sebelum bertemu denganmu. Bahkan aku sudah tidak ingat kapan terakhir aku minum.
Kamu ngdrugs dulu?
Semuanya sudah pernah aku coba saat SMA, sekedar tau saja. Tapi untuk ngdrugs kamu bisa melakukan tes jika tidak percaya padaku. Aku tidak akan menghancurkan diriku sendiri dengan memakai barang-barang seperti itu.
Karena itu kamu berpikir kamu tidak layak untukku?
Kamu wanita baik dan dari keluarga yang baik-baik. Kamu pasti di jaga dengan baik dan menjalani masa muda mu dengan baik. Sekolah, Bermain dan menjalankan hari-hari dengan harapan terbaik dari orang tua mu. Kamu mendapatkan yang terbaik untuk hidupmu. Sedangkan aku, besar di tempa oleh waktu. Keluargaku sangatlah sederhana, aku memiliki 3 orang adik yang masih sekolah. Orang tua ku hanya buruh biasa dan kehidupan kami jauh di bandingkan keluargamu. Ditambah dengan masa laluku dulu, aku merasa aku tidak layak untukmu.
Jika kamu beranggapan dirimu tidak layak untukku. Siapa yang menurut mu layak berada di posisi mu sekarang. Rizal? Rueh? Atau Rama? Ryadi? Dan? Siapa yang menurutmu layak ucap Elin!! Pilihlah dari salah satu nama itu, aku akan memberimu penjelasannya.