Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 64 - Permohonan Maaf

Chapter 64 - Permohonan Maaf

Elin masih belum bisa menghubungi Aga sampai malam hari, padahal besok dia akan kuliah. Di pikir selama 2 tahun ini, dia tidak pernah kemana-mana sendirian. Aga selalu siap mengantar jemput kemana pun dia pergi. Ini kali pertama dia dan Aga punya masalah.

Lin, panggil mama nya buru2.

Ada apa Ma.

Sepertinya Papa mu sakit, minta pamanmu siapkan mobil.

Elin langsung memanggil pamannya dan minta bantuan dia menyiapkan kendaraan.

Elin beserta mama nya membawa Papa nya kerumah sakit terdekat. Papa Elin menderita penyakit jantung, jadi ketika terkena serangan harus segera di bawa ke rumah sakit. Kesehatannya mulai menurun tahun ini, pertama kali terkena itu ketika Elin baru menyelesaikan ujian Sekolah Menengah Atasnya. Mimpinya untuk menjadi tenaga kesehatan dibuangnya jauh-jauh. Walaupun dia mendapat 2 undangan dari 2 universitas di luar kota dia memilih di sini agar bisa menemani Papa dan Mamanya.

Kali ini sepertinya Papanya sedikit serius, setelah terakhir di rawat di N*tional Univ*rsity Hospital. Baru ini terjadi serangan kembali.

Elin menghubungi Yulianto dan Riyadi. Dia sudah mencoba menghubungi Aga tapi sepertinya Aga enggan menerima telepon darinya. Untung kakaknya selalu siap sedia, jadi ketika di hubungi mereka langsung menyusul Elin ke Rumah Sakti.

Elin sih sebenarnya sudah pasrah sama hubungannya, ini kedua kali Aga menghilang. Pertama masalah Rizal kali ini masalah dia berboncengan dengan teman sekolahnya. Kedua masalah ini selalu tentang lelaki lain, jadi kenapa seperti Elin ketahuan selingkuh.

Aga masih mematikan handphonenya, kondisi papanya tidak sedang baik-baik saja.

Kak tiba-tiba Elin memecah kesunyian mereka, kenapa kamu ada masalah apa dengan Aga?

Elin menatap kakaknya bingung, kok tau?

Lah, dari kami datang sampai sekarang. Kami belum melihat Aga atau melihatmu mengangkat telepon darinya.

Hmmm... gini kak. Kemarin Lusa kan anak-anak SMA mengadakan reunian di rumah.

Terus ucap Yulianto.

Terus habis makan-makan, mereka ngajakin keliling naek motor.

Kamu boncengan dengan cowok ketauan Aga.

Bukan ketauan kak, tapi ternyata kak Aga datang dan Elin nga ngeliat dia.

Kamu boncengan dengan siapa?

Ganjar ucap Riyadi.

Loh, tau dari mana ucap Elin? Kakak liat juga.

Nga' feeling aja, tu anak kan ada rasa sama kamukan selama di sekolah.

Nga' ada kak, adek pilih dia karena dia itu yang orangnya nga banyak ulah.

Ya, memang dari dulu yang nga peka kan Adek.

Orang kakak yang cuma berapa kali ketemu pas jemput adek dulu sekolah tau. Kalau dia itu naksir sama adek.

Tapi selama di sekolah dulu sikapnya biasa aja kak.

Orang yang nga pernah ada niat pacaran sama temen satu sekolah kayak kamu itu mana mungkin kepikiran kalau ada yang suka sama kamu. Lah, masih nga inget kasus almarhum Ibrahim. Sampai wafat dia masih memendam rasa cuma karena adek selalu bilang nga mau pacaran dengan teman di satu sekolah. Dia jangan kan ngungkapin rasa suka, mau minta foto berdua aja kudu nyuruh yang lain ngomong.

Ah udah lah kak, kalau masalah Ibrahim adek jadi sedikit nga enak hati. Karena cerita Avon dia kaget begitu orang tuanya nanyain, kenapa adek nga datang takziah ke sana. Karena selama ini, foto waktu kami perpisahan SMP dulu di cetak ukuran 10R di pajang di kamarnya. Sampai sekarang adek suka nga enak hati kalau ingat foto adek ada di rumahnya. Mana foto berdua lagi.

Udah kakak ingetin kemarin sama Zham jangan sembarangan foto berduaan dengan cowok, walaupun acara perpisahan. Kan jadinya nga enak hati sendiri.

Elin tau kadang nasihat kakaknya ada benernya.

Jadi gimana kamu dengan Aga?

Entahlah kak, hp nya masih tidak aktif.

Apa perlu kakak yang kesana?

Nga' usah, adek takut Aga malah tambah marah. Dia pikir adek bawa centeng.

Riyadi nga bisa menahan tawanya.

Hust, ini di rumah sakit ucap Nugi. Masih sempetnya ketawa.

Biar enjoy sedikit ucap Riyadi.

Mama Elin, pura2 sibuk sendiri dari tadi. Dia sebenarnya mendengar percakapan mereka, tapi pura-pura sibuk dengan urusannya.

Yakin kamu mau ikut tidur di sini Lin ucap mamanya. Bukannya kamu besok ada kuliah, pulanglah. Biar mama di temani sama Kak Sulis di sini. Pulanglah dengan Riyadi.

Besokkan kelas Elin siang juga ma, Elin bisa pulang besok pagi untuk mandi dan mengganti baju.

Riy, Yuli, sama Nugi pulang aja nga apa2.

Aman tante, kami di sini juga aja sama Elin. Biar besok pagi kami baru pulang bersama.

Terima kasih kalau begitu ya, tante mau solat dulu titip jaga sebentar ya.

Lin, mamamu sepertinya lelah sekali.

Ini kali pertama kena serangan di sini. Pertama kali di S*ngapore dan papa bisa kembali sehat. Yang kedua, sekarang. Mama nga mau pulang sama sekali dari tadi, dan semalam juga sepertinya kurang tidur.

Habis ini kamu dan mamamu tidurlah, biar kami yang berjaga.

Makasih ya kak ucap Elin, sambil merapikan kembali barang mereka. Karena ini posisinya di depan ICU jadi mereka tidak boleh sembarangan.

Terdengar obrolan kakak sepupunya dengan kakak angkatnya. Elin menatap pintu ruang ICU itu, tidak menyangka dia akan mengalami hal ini. Dengan mata lelah, ditambah Aga yang mematikan teleponnya. Pikirannya makin berlari kemana-mana.

Elin menepuk dadanya dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Di tariknya selimut agar menutupi semua badannya.

Ga, kamu tidak menemani Elin ucap Kyo ketika Aga datang ke rumahnya.

Menemani jawab Aga ke Kyo.

Kamu putus dengan Elin gara2 kejadian malam itu ucap Kyo tiba2.

Aga sama sekali tidak menjawab pertanyaan Kyo.

Ayo ayo kita mulai main ucap Istikha, jangan bahas pacar dulu deh. Temen kita ini kan sekarang waktunya minim banget sama kita. Mumpung lagi berantem yok kita mulai GAP nya.

Mulutmu ucap Aga ke Istikha.

Aku lagi males kalian aja ucap Aga sambil menghisap rokoknya.

Tapi kan kurang orangnya Ga ucap Kyo.

Noh, Arles ucap Aga.

Ga, kamu kenapa di sini.

Apa sih, giliran aku ke sini pada nanya kenapa disini. Giliran aku nga ke sini, dibilangin sibuk pacaran terus.

Nga' kayak gini juga Ga. Kondisi Elin jaga Papanya di rumah sakit. Terus kamu malah maen sama kami, bukan malah menemaninya.

Papa Elin di rumah sakit.

Lah, memang kamu nga tau ucap Kyo.

Aga menggelengkan kepalanya.

Kan aku sudah infoin ke grup, kalau tadi Papa Elin kena serangan jadi sekarang posisinya di bawa kerumah sakit.

Rumah sakit mana ucap Aga.

Mana kami tau ucap temennya serentak.

Aga mengaktifkan ponselnya.

Banyak panggilan tak terjawab dari Elin.

Apakah kejadiannya pagi tadi ucap Aga.

Ya, sekitar jam 8 pagi tadi.

Dilihatnya ada 2 panggilan tak terjawab dari Elin pagi tadi. Dibukanya pesan teks Elin untuknya.