"Dung, kami tau tidak akan bisa merubah yang sudah terjadi kemarin, mohon maaf atas kesalahan yang tidak sengaja kami lakukan. Kami benar2 tidak bermaksud melukai perasaan Adung. Kalau kami tau jika hal itu akan melukai perasaan Adung tidak mungkin kami lakukan. Bukankah kita sudah sepakat untuk serius menjalani hubungan ini. Kami benar-benar mohon maaf dan mengaku salah. Kami tidak akan pernah lagi melakukan hal-hal yang akan membuat atau melukai perasaan Adung. Kami berjanji akan menuruti perkataan Adung dan ayo kita bahas hal-hal yang boleh dan tidak kita lakukan dengan lawan jenis biar kita meminimisasi masalah kita ke depan. Kalau nanti Adung sudah bisa memaafkan kami, adung bisa menghubungi kami. Tapi setelah kami mengirim pesan ini. Kami tidak akan ganggu Adung lagi dulu, sampai Adung mengatakan sudah memaafkan kami."
Aga mencoba menghubungi Elin tapi hp nya tidak aktif.
Bagaimana ucap temannya.
Hpnya tidak aktif.
Aku akan usaha tanya ke yang lain, siapa tau ada yang tau ucap Kyo.
Aga menahan tangan Kyo sambil menggelengkan kepalanya.
Tidak usah, biar aku saja ucap Aga.
Aga melihat jam di handphonenya, ini sudah jam 9 malam. Apakah mungkin jika aku menghubungi mereka tanya Aga ke Arles.
Aman, aku tadi habis berkirim pesan dengan Imas. Sepertinya dia belum tidur.
Ya elah, kenapa nga sekalian kamu tanya juga.
Lah, katanya biar dia sendiri yang menanyakan.
Bukan gitu juga Les ucap Kyo sambil mengepal tangannya ke arah Arles.
Oke oke ucap Arles.
Tadi Imas sudah menginfokan padaku kalau Papa Elin sekarang di rawat di rumah sakit milik Pelabuhan di ruangan ICU.
ICU ucap yang lain serentak.
Iya ICU ucap Arles sambil menunjukkan ponselnya.
Les, harusnya kamu segera infokan. Berarti Papa Elin kondisinya serius.
Lah, tadikan aku memang mau menginfokan.
Udah, udah ucap Aga.
Aku ke sana dulu ya!! Les, pinjem motor mu ya ucap Aga.
Arles melemparkan kunci motornya.
Aga menghilang seketika dari hadapan mereka.
Elin tertidur nyenyak di depan ruangan ICU, disamping kanannya ada mamanya yang juga sudah memejamkan matanya.
Dengan obrolan yang tidak mudah dengan satpam, akhirnya Aga di persilahkan masuk untuk ke ruangan ICU.
Riy, panggil Aga yang masih terlihat ngos-ngosan karena berlari dari parkiran ke sini.
Ga, duduklah ucap Yulianto.
Dimana Elin tanyanya.
Itu ucap Riyadi menunjuk ke Elin yang terlihat tidur dilantai.
Maaf aku baru ke sini ucap Aga terkesan tidak enak hati karena dia melihat kakak-kakak Elin malah sudah di sini duluan.
Duduklah ucap Yulianto.
Bagaimana kondisi Papa Eli?
Masih lemah sekali,sampai sekarang belum ada perkembangan yang signifikan.
Kamu oke ucap Riy langsung menembak Aga.
Aga tersenyum ke Riy.
Elin itu anak yang sangat baik menurut ku, ucap Riy sambil melihat ke depan.
Mungkin karena dia terlalu lama berteman dengan kami yang laki-laki semua, kadang dia lupa kalau bagaimana pun lelaki dan perempuan itu ada batasannya. Tapi dia bukan wanita sembarangan Ga.
Yulianto yang mendengar kata-kata Riy, langsung meremas pundak Riy.
It's okey Yul ucap Aga.
Dia wanita yang sangat pengertian, sehingga kadang dia lupa memikirkan perasaannya sendiri. Kalau boleh aku meminta, jangan terlalu keras padanya. Dia memang wanita yang kuat, tapi kadangpun aku merasa dia selalu menguatkan dirinya sendiri karena dia tau satu hal. Tidak boleh ada kekecewaan tentang dirinya di keluarganya jadi ketika dia terluka karena pilihannya sendiri maka dia akan berusaha terlihat orang kuat. Dia tidak mau orang dekatnya tau jika dia sedang tidak baik-baik saja.
Elin itu sangat cerdas, dia bisa menyesuaikan dirinya dengan orang sekitarnya. Jika ada hal yang tidak kamu sukai, langsung katakan saja padanya. Dia akan segera merubahnya, karena percayalah dia itu kalau tentang suatu hubungan sangat serius. Jadi tidak mungkin, dia melakukan hal yang jelas pasangannya tidak suka.
Aku tau kamu pasti tidak nyaman dan merasa aku ikut campur ucap Riyadi tapi asal kamu tau Ga. Dia sama sekali tidak bercerita apa pun pada kami, kalau bukan tadi kami bertanya dimana dirimu. Dari pada dia melihat kamu di pandang tidak baik, dia lebih memilih menceritakan kesalahannya pada kami. Agar pandangan kami tentangmu tidak berubah.
Aga bingung harus menjawab apa, di satu sisi dia kesal karena mendengar ucapan Riy seolah-olah dia tidak pengertian tapi di satu sisi dia tau maksud Riyadi adalah ingin mereka berdamai.
Elin dalam kondisi yang sedang tidak baik sekarang, kalau kamu datang ke sini untuk ribut dengannya menurutku lebih baik kamu pulang ucap Yulianto. Karena sekecil apa pun masalahnya, dalam kondisi dia sedang banyak pikiran seperti ini. Bisa saja menjadi besar dan kamu harus siap untuk kemungkinan terburuk tentang hubungan kalian.
Kalau ingin mencari ribut mungkin aku tidak akan ada di sini sekarang, aku hanya ingin mensupportnya sekarang.
Cobalah untuk tidak membuka masalah kalian dulu sebelum Elin yang memulainya. Percayalah, dia wanita yang bertanggung jawab. Jadi dia bukan tipe yang akan berlari tanpa membahas masalah kalian. Kami tidak akan ikut campur, karena tidak ada suatu hubungan yang tidak ada masalah. Hanya satu pinta kami, jangan sampai menambah beban pikirannya. Kamu bisa berpikir untuk pulang atau tetap di sini, kami menghargai semua keputusanmu.
Aku akan tetap di sini ucap Aga, tenang saja aku sangat paham maksud dari pembicaraan ini.
Baiklah ucap Riy, apa kataku Nugi.
Dia tidak seperti yang lalu kan. Feeling tidak pernah salah.
Nugi menepuk pundak Aga tiga kali sambil mengacungkan jempol padanya.
Aga sebenarnya ada rasa kesal juga mendengar Riyadi seperti mengguruinya tapi jika dia terbawa emosi maka masalahnya akan semakin besar. Dia tau, dia kesal dengan Elin karena kejadian malam itu. Tapi bukan berarti rasa cintanya tiba-tiba menghilang. Dia jelas sangat mencintai Elin, sehingga cemburu melihat Elin pergi dengan lelaki lain walau pun dia tau kalau mereka hanya tidak sengaja dan tidak memiliki hubungan khusus.
Cukup perasaan yang di rasakannya ketika membaca pesan Elin tadi, hatinya terasa perih karena tau menyakiti Elin lagi kali ini. Dia tidak ingin terluka lagi, kalau tiba-tiba ada orang lain yang memberikan support untuk Elin kali ini selain dirinya. Rizal memang sudah lama tidak berulah, tapi bukan berarti dia rela orang lain memberikan perhatian lebih untuk Elin sekarang.
Memang dia bukan tipe lelaki yang mencintai wanitanya secara ugal-ugalan tapi kali ini dengan Elin dia tidak ingin ada orang lain yang memperlakukan Elin lebih dari dirinya.