Kesedihan dan ketakutan menyelimuti hati V, masa itu seolah terulang kembali baginya. Hari dimana dia menyaksikan langsung kematian dari seseorang yaitu seorang wanita yg sangat menyukainya.
Wanita ini dikencani oleh V namun V tidak pernah menyayanginya sebagai kekasih, hingga suatu ketika , wanita ini merasa putus asa karena dia sama sekali tidak di anggap sama V.
Hari saat semua terjadi, seperti biasa wanita itu datang ketempat kediaman V, dia membawa 2 ice cream, karena V sangat menyukai ice cream.
Dia masuk dan menemui V yg sedang berada di kamar. Wanita itu memberikan ice cream yg satu untuk V dan yg satunya untuk dia.
Dia pegang ice cream ini dan sebelum memakannya wanita itu bertanya "V?"
"Ya" Jawab V yg sedang menikmati ice cream.
"Seberapa suka kamu dengan ice cream" tanya wanita itu kepada V.
V menjawab "Seberapa suka, hmmmm, suka suka suka suka sangat sukaaaa! Kenapa kamu bertanya seperti itu"
"Lalu seberapa suka kamu dengan ku? bisakah kita menentukan hubungan ini dalam sebuah nama?"tanya wanita itu lagi.
V pun menjawab tidak seperti yg diharapkannya "Ayolah sayang, kamu tau ini sudah berkali kali kita bahas, kamu bahagia dan aku bahagia, apa lagi yg harus kita permasalahkan. Kau menikmatinya dan aku juga , itu sudah cukup"
Jawaban V sungguh memukul perasaannya tetapi dia tersenyum, seolah menerima semua keputusan yg dibuat V.
"V, aku ingin tau , setelah hari ini, apakah kamu akan tetap menyukai ice cream" wanita itu berkata kepada V, mendengar itu, V berhenti memakan ice creamnya .
"Maksudnya?" V bertanya kepada wanita itu dan wanita itu menjawab hanya dengan melemparkan senyuman kepada V dan memakan ice cream yg dia pegang.
Sedikit merasa janggal V kembali memakan ice cream dan mencoba tidak memikirkan apa yg di katakan wanita itu.
Tak selang berapa lama saat mereka sama sama sedang memakan ice cream tiba tiba wanita itu terjatuh , kejang kejang di tempat tidurnya , mulutnya mengeluarkan busa. V terkejut , panik dan ketakutan, dia memeluk wanita ini dan mencoba menyadarkannya.
Tetapi sia sia , wajah wanita ini berubah menjadi biru, nafasnya berhenti dan dia pun akhirnya meninggal dunia. Wanita itu sudah mempersiapkan segalanya, dia sengaja membeli 2 ice cream dan memasukkan racun kedalam ice creamnya, karena dia ingin mati dihadapan V, sebagai ungkapan kecewanya atas perasaannya yg tidak pernah terbalaskan oleh V.
V sangat ketakutan, dia menghubungi Jerd, dan Jerd pun datang menangani semua agar tidak ada wartawan yg tau.
Jerd mengatur semuanya dan menyembunyikannya demi nama baik V dan karir V.
Mulai dari hari itu, V tidak pernah mau memakan ice cream, bahkan dia tidak mau melihat ice cream, karena ice cream membuatnya ingat dengan kata kata wanita itu dan cara kematiannya yg terjadi di depan matanya.
V mengingat kembali dengan jelas kejadian itu, karena ice cream yg berikan Eri, dia ketakutan, dan merasa bersalah, wajahnya berubah pucat, dan badannya bergetar. Keringatnya bercucuran.
V mengunci kamarnya rapat rapat dan mencari obat penenang yg di resep oleh dokter pribadinya V, untuk melupakan itu , V harus selalu konsultasi kepada seorang psikiater pribadinya .
V pun meminum obat penenang itu, dan perlahan perasaannya mulai terkendali dan efek dari obat itu memang membuatnya tidur. Akhirnya V pun tertidur.
Sedangkan Eri yg telah selesai membersihkan bekas ice cream yg di campakkan oleh V, dia pergi ke kamarnya. Eri merasa sedih dengan perlakuan V yg sangat kasar dan berubah ubah "Ada apa sebenarnya dengan nya, apa yg membuat dia begitu sangat marah?"
"Jika dia tidak suka, dia tinggal bilang tidak, tidak perlu melemparnya. Kenapa dia selalu berubah ubah" Eri terus bertanya tanya di dalam hatinya.
tiba tiba, suara panggilan masuk dari ponsel Eri terdengar. Eri melihat, dan ternyata itu Soyun. Eri menjawab dengan sedikit tidak bersemangat.
"Halo , Eri. Kamu belum tidur?" Tanya Soyun.
Eri menjawab dengan nada malas "Belum"
"Kamu sedang sakit" Tanya Soyun lagi mendengar Eri yg seolah tidak ingin berbicara .
"Tidak, aku tidak sakit" Eri berfikir dan terdiam sejenak saat Soyun hendak bicara dia memotongnya "V mengamuk saat aku memberinya ice cream, ternyata kamu benar" kata Eri kepada Soyun.
Soyun pun tersenyum, dan berkata didalam hatinya "Sudah ku duga, kamu pasti akan melakukannya. Eri kamu benar benar sangat berguna".
Tetapi Soyun menjawab seolah dia tidak mengerti apa apa "Mengamuk?? Benarkah, aku tidak pernah tau dia akan mengamuk , aku hanya tau dia tidak suka ice cream"
Eri berpikir dengan menceritakan kepada Soyun, dia akan tau jawabannya, namun ternyata tidak "Begitu ya, baiklah. Lalu, ada apa kamu menghubungi ku selarut ini?" tanya Eri yg putus asa karena tidak mendapat jawaban apapun.
"Aku ingin mengajak mu keluar, makan siang besok, itu pun jika kamu tidak keberatan" Tanya Soyun yg berniat mengajak Eri keluar dan ingin mendengar cerita selengkapnya tentang itu semua langsung dari Eri.
Eri sedikit lama menjawab, dia bingung harus menjawab apa. Karena seperti yg Soyun bilang, V akan tidak senang jika dia bersama Soyun, tetapi Eri juga merasa dia butuh seseorang untuk tempatnya mengadu.
Akhirnya Eri menjawab "Aku tidak bisa menjanjikan, kita lihat besok ya" Jawab Eri penuh keraguan.
"Baiklah, kabari aku ya. Selamat malam Eri. Sampai jumpa besok" Soyun mengakhiri Teleponnya.
Soyun sangat bahagia, rencananya memperdaya Eri untuk menyakiti V berhasil, dia semakin bersemangat dengan rencana rencananya selanjutnya.
Malam yg buruk berlalu , hari berganti begitu cerah, namun tak cerah untuk keadaan Eri yg sudah siap memasak makanan untuk V.
Dia melihat resep makanan makan khas di tempat V dan mencoba memasaknya untuk menyenangkan hati V.
Tiba akhirnya V keluar dari kamarnya, dan tanpa berbicara apa-apa dia keluar dari Apartemen tanpa berpamitan pada Eri.
Eri begitu sedih, dia merasa , V yg baru saja memintanya untuk kembali dan untuk tidak pergi lagi begitu cepat berubah.
Eri pun meninggalkan dapur dan masuk ke kamarnya. Dia duduk di tempat tidur dan lihat ponselnya yg berada di meja riasnya.
Dia berniat untuk menyetujui ajakan Soyun, namun dia masih sedikit takut.
"Kenapa aku harus takut, dia bahkan tidak memberi tau ku mau kemana, aku juga bisa" Dia akhirnya yakin dan mengirim pesan kempada Soyun .
"V sudah pergi, apa kita jadi keluar?" Isi pesan Eri untuk Soyun.
Tidak butuh waktu lama balasan dari Soyun langsung masuk
"30 menit lagi aku akan menjemput mu, bersiap siap lah" Balas Soyun dengan sangat cepat.
Membaca balasan itu , Eri pun bergegas siap siap dan menunggu Soyun menjemputnya.
Soyun pergi menjemput Eri dan mereka pergi sebuah restoran untuk makan siang. Soyun mempersilahkan Eri untuk duduk. Eri sangat kagum melihat keindahan restoran mewah tempat mereka akan makan siang.
Sambil menunggu makanan datang, Soyun menyakan kepada Eri tentang apa yg di ceritakan Eri tadi malam "Apa kamu baik baik saja? sepertinya kejadian semalam begitu mempengaruhi suasana hati mu?"
Soyun mencoba memancing Eri agar menceritakan semuanya kepadanya. Dan Eri benar terpancing, dia menceritakan semua kronologi kejadiannya. Dan Eri terlihat sedih menceritakannya.
Soyun menunjukkan seolah dia terkejut dan tidak tau apa apa, padahal sebenarnya dia sangat tau tentang keadaan V saat ini "Bagaimana bisa V seperti itu? dia hampir saja melukai mu? Aku sama sekali tidak pernah melihat dia seperti itu".
Eri hanya tersenyum namun senyumnya menandakan kesedihan di wajahnya. Dia mencoba menutupinya , dia tidak ingin V di pandang buruk oleh Soyun.
"Aku tidak apa apa, aku lebih mengkhawatirnya, dia marah tetapi dia lebih terlihat seperti terluka. Aku harap dia baik baik saja" Eri menceritakan ke khawatirannya kepada Soyun.
Mendengar itu Soyun sungguh tidak senang "Kamu malah mengkhawatirkannya? Kalau boleh tau , hubungan mu dengan V?" tanya Soyun kepada Eri dengan nada sedikit tidak senang.
Eri pun menjawab dengan polosnya "V adalah seorang aktor terkenal yg merubah hidup wanita biasa sepertiku menjadi lebih berharga , dia memang sedikit emosian, tetapi terlihat jelas bahwa dia itu sebenarnya sangat baik dan penyayang"
Soyun sangat muak mendengar Eri yg terus memuji muji V. Dia pun segera mengakhiri percakapan mereka tanpa makan siang dengan berkedok ada urusan yg harus dia kejar.
"Astaga, Eri , aku minta maaf sebelumnya, aku ada rapat penting , aku benar benar lupa. Sebaik ya aku mengantar mu pulang. Kita bungkus saja semua" Begitulah Soyun bersandiwara menghindari Eri yg terus memuji muji V.
Eri pun akhirnya di antar pulang oleh Soyun. Soyun pun langsung pergi dan tidak singgah , takut V tau dia datang menemui Eri.
Ternyata saat Eri turun dari mobilnya Soyun, Jerd yg mau mengantarkan makanan untuk Eri melihat mereka, Jerd mengejar mobil Soyun dan menghalangi mobil Soyun , dan memaksa Soyun untuk berhenti.
Mobil Jerd menghadang mobil Soyun, dan Soyun pun akhirnya berhenti, Jerd turun dari mobil dan menyuruh Soyun turun dan mengajak Soyun untuk bicara.
"Ada kepentingan apa dengan Eri?" Tanya Jerd kepada Soyun dengan nada Emosi.
"Santai, aku hanya berteman dengan Eri, kamu tau sendiri aku menemukannya pada malam itu" Soyun mencoba menjelaskan kepada Jerd yg sepertinya mencurigainya.
"Ingat Soyun, bersikaplah sebagai Kakaknya V, bukan musuhnya. Aku harap kamu tidak membuka hal yg telah lama kita sembunyikan" kata Jerd kepada Soyun, yg sidikit di curigainya.
"Kau menceramahiku?? Kenapa?? Karena aku kakaknya lalu aku harus melindunginya ? Lalu bagaimana dengan ku? Bagaimana dengannya?? Bagaimana dengan Alice?"
Soyun berteriak dan memukul wajah jerd..
Bersambung...