Soyun dalam perjalanan pulang kerumahnya. Dia menghubungi Viona . Viona yg menangis bersedih pun menjawab panggilan masuk dari nomor baru yg tidak dia kenali. Dia tidak berfikir bahwa itu adalah nomor Soyun.
"Halo, siapa ini?" kata Viona .
"Ini aku , Soyun"Viona terkejut dan ketakutan mendengar nama itu.
"A aada apa lagi dan dari mana kau tau nomor ku?"tanya Viona dengan nada terbata bata.
Soyun tersenyum "Viona, viona, itu sangat mudah. Kau tau aku ini siapa bukan" Soyun mendapatkan nomor dan semua informasi tentang Viona dari anak buahnya.
"Dengar, itu tidak penting. Yg perlu kamu pahami saat ini adalah aku mau saat pagi tiba, kau sudah menghilangkan semua isu isu antara kau dan V. Kau mengerti?!" Soyun memberi tau tujuannya menghubungi Viona. Viona terdiam, dia merasa sangat menyesal dengan apa yg terjadi antara di dan Soyun.
"Ingat Viona, jika kau tidak melakukan yg aku katakan. Kau tau aku akan apa bukan. Kau tidak akan pernah bayangkan apa yg akan terjadi padamu . MENGERTI!!" Soyun sekali lagi memberi peringatan keras kepada Viona.
Viona menangis setelah Soyun mengakhiri panggilannya. Viona memukuli dirinya, dia merasa , mengapa dia sangat bodoh dan begitu saja percaya dengan Soyun.
Dia tidak ingin karirnya hancur, dia pun akan memperbaiki scandal itu sesuai arahan Soyun. Dia berencana akan mengadakan jumpa pers besok pagi , Viona menghubungi manajernya dan pihak pers agar semua selesai sesuai perjanjiannya dengan Soyun.
Disisi lain V yg terus menunggu Eri membukakan pintu namun tak kunjung juga. V sangat merasa bersalah.
V sesekali mengetuk kamar Eri, namun Eri tetap tidak memberi respon apapun. V akhirnya duduk di lantai di depan pintu kamar Eri.
V bersandar di pintu itu di tengah larutnya malam "Nona Eri, maafkan aku ( Air matanya menetes ) Seandainya aku tau, aku tidak akan kerumah Viona" V terus memberi penjelasan dari balik pintu yg terkunci itu.
Sedangkan Eri, dia tetap menangis. Dia memandangi foto keluarganya yg ada di ponselnya, dan tiba tiba ponselnya berdering , ibunya menghubunginya, mungkin itulah yg disebut kontak batin antara ibu dan anak. Tetapi Eri, menjawab telpon ibunya dengan menyembunyikan kesedihannya.
"Halo, ma" kata Eri
Ibu Eri mendengar suara Eri seperti habis menangis "Kamu baik baik saja nak? kenapa suaramu seperti habis menangis? Apa ada masalah di pekerjaan mu?" tanya ibunya yg berfikir Eri pergi untuk bekerja.
"Aku sedang flu ma, mama apa kabar? bagaimana kabar kalian semua disana? " Eri mencoba menyembunyikan kebenaran dari ibunya.
"Seandainya aku bisa memberitaumu ma, aku sangat terluka saat ini" kata Eri di dalam hatinya.
Ibunya pun menjawab "Kami baik baik saja disini, baiklah, istirahatlah , segera ke dokter jika flunya berkepanjangan . Jaga kesehatan mu ya nak, mama menyayangi mu, tetaplah kuat putriku" kata kata itu seolah menjadi sedikit obat untuk lukanya.
Ibu Eri pun mengakhiri panggilannya. Eri kembali menangis, dia sangat ingin menceritakan semua kepada ibunya, tetapi dia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
Malam sudah sangat larut, tetapi V dan Eri sama sama belum tidur. V yg terus menunggu di depan pintu kamar Eri, sedangkan Eri yg tidak mau membuka pintu duduk diam di tempat tidurnya dengan air matanya yg terus menetes.
Eri mendengar semua yg di katakan V dari luar kamarnya, Eri sangat ingin percaya, tetapi video itu terus terngiang di ingatannya. Membuatnya semakin membenci V.
Eri pun akhirnya tidur begitu juga dengan V yg juga tertidur di pintu kamar Eri.
Malam pun akhirnya berakhir, Eri terbangun lebih dulu, namun dia tetap tidak mau keluar dari kamar.
Dia melihat kearah pintu, dan ada kertas tepat dilantai didekat pintu kamarnya. Dia mengambil kertas itu dan membaca tulisan yg ada di kertas itu .
"Maafkan aku nona Eri, semua tidak seperti yg kamu fikirkan. Aku mungkin dulu seperti itu, tetapi semua berubah saat aku mengenal mu. Aku mohon maafkan aku, kamu sangat berarti nona Eri. Dan jika kamu benar ingin pulang, tunggulah sampai masalah ini selesai, Jerd melarang mu untuk pulang, karena akan membahayakan mu untuk pulang dengan situasi seperti ini" Isi surat yg di tulis oleh V sebelum dia tidur.
Tetapi surat itu tidak merubah apa yg dia rasakan. Eri tetap tidak mau membuka pintu.
Suara dering dari ponsel V berbunyi , dia terbangun karena itu.
Mendengar itu, Eri mengintip dari lubang kunci, dan melihat V yg sepertinya tidur di depan pintu kamarnya, dia merasa kasihan tetapi rasa kecewanya lebih kuat. Dia pun berusaha tidak perduli.
V melihat ponselnya dan ternyata panggilan masuk dari Jerd "Ya, halo jerd"kata V
"Kau baru bangun"Tanya Jerd yg mendengar suara V .
"Oh, yah, aku baru bangun. Aku sangat mengantuk. Kau bisa menghubungi ku sebentar lagi" V mau mematikan panggilan Jerd.
"Ok, baiklah. Tidurlah dan lewatkan berita penting ini"kata Jerd yg menghentikan niat V untuk mematikan panggilan itu .
"Berita penting? Apa itu ?" tanya V penasaran .
"Nyalakan tv mu sekarang, Viona mengadakan jumpa pers" Kata Jerd , mendengar itu , V langsung berlari ke keruang tv dan menyalakan tvnya.
Dan benar, Viona mengadakan jumpa pers. V merasa sangat takut, V takut Viona akan memberikan pernyataan yg akan memberatkannya lagi.
"Bagaimana ini? Segera hentikan Jerd, dia akan memperburuk keadaan " Kata V merasa curiga dengan jumpa pers yg di adakan oleh Viona.
"Jika kita kesana, semua bukti akan menguatkan jika kau benar melakukan sesuatu bersamanya, jadi tenanglah. Kita lihat apa yg akan dia katakan" Kata Jerd yg memberi arahan kepada V agar tidak gegabah. Jerd mengakhiri panggilan nya.
V pun akhirnya duduk dan menyaksikan apa yg akan di katakan Viona.
Viona bicara " Terima kasih kalian semua. Hari ini saya hanya akan memberikan klarifikasi tentang video yg telah saya posting di instagram saya sebelumnya "
Reporter bertanya "Nona Viona, apakah kamu dan V sedang menjalin kasih?"
V sangat takut, V menjadi tegang, dia takut Viona akan memberi pernyataan yg akan lebih membuat masalah didalam hidupnya.
Viona akhirnya menjawab "Saya dan V . . . tidak memiliki hubungan seperti yg kalian maksud. Kami hanya berteman dan kami rekan kerja seperti yg kalian tau"
Jawaban itu mengejutkan V, dia tidak menyangka Viona akan berkata seperti itu kepada wartawan, lalu untuk apa dia menyebarkan video itu. pertanyaan itu terpintas difikiran V .
Reporter bertanya lagi "Lalu bagaimana anda menjelaskan tentang Video itu nona Viona?"
Viona pun menjawab " Seperti yg kalian tau. Saya dan V adalah rekan kerja, dan kami akan membintangi sebuah film romantis. V dan saya akan menjadi sepasang kekasih di film itu. Video itu adalah latihan untuk membangun chemistry antara saya dan V"
V sangat senang, namun sedikit membingungkan dengan kelakuan Viona.
Penyataan itu pun akhirnya mengakhiri jumpa pers itu. Viona pun merasa lega karena sudah menjalankan perjanjiannya dengan Soyun dengan tepat waktu.
Begitu acara selesai, Soyun langsung menghubungi Viona. Viona ketakutan melihat nomor Soyun "Ha halo"Kata Viona ketakutan.
"Selamat sayang. Kau melakukannya dengan baik, dan sesuai perjanjian, aku tidak akan menyebarkan video itu, dan kau akan hidup dengan tenang" Kata Soyun yg juga menonton jumpa pers yg diadakan Viona.
"Baiklah, aku harap, masalah ini sudah selesai. Dan dan jangan ganggu aku lagi" Kata Viona yg berharap tidak pernah berurusan dengan Soyun lagi.
"Ok, baiklah. Sesuai keinginan mu sayang. Tetapi . ."
"Tetapi apa? Aku sudah melakukan sesuai keinginan mu" Kata Viona yg merasa Soyun tidak menepati janjinya.
"Tenang, aku tidak akan menyebarkan Video itu. Tetapi sayang, aku akan menemui mu jika aku merindukan mu. Kau tau, malam itu , kau sangat bergairah, aku rasa aku akan merindukan malam malam seperti itu lagi . Sampai jumpa, Viona sayang" Soyun mengakhiri panggilannya.
Viona merasa takut, dia takut jika Soyun sampai datang menemuinya lagi.
Disisi lain, V yg sangat bahagia , akhirnya masalahnya selesai begitu saja. Dia langsung berlari kekamar Eri dan berteriak kegirangan di depan pintu kamar Eri.
"Eri, Nona Eri. Lihatlah, benarkan semua tidak seperti yg kamu pikirkan. Lihatlah siaran ulang dari acara jumpa pers yg di adakan Viona" Kata V membujuk Eri.
Dan tiba tiba sebuah kertas keluar dari bawah pintu kamar Eri yg berisikan
"Apapun itu tidak merubah keputusan ku, Aku tetap akan pulang. Aku harap kau mengeti" Eri menulis itu setelah menonton jumpa pers itu dari ponselnya.
Eri lega tetapi Eri tetap memutuskan untuk pulang. Dia merasa kehidupan V tidak cocok denganya. Dia tidak mau terus terluka.
V terdiam membaca isi dari kertas itu. V menjadi emosional dan berteriak
"SEMUA SUDAH TERBUKTI TIDAK SEPERTI YG KAU PIKIRKAN, DAN KAU TETAP MENGHUKUMKU ?!!! KENAPA KAU BEGITU KERAS KEPALA !!!! OK , BAIKLAH , AKU TIDAK AKAN MENGIJINKAN MU UNTUK PULANG ATAU KELUAR DARI APARTEMEN INI. KAU MENGERTI !!!"
Selesai berteriak di depan pintu kamar Eri, V pergi ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan sangat kuat.
Eri mendengar semua yg dikatakan V, Eri sedih dan tidak tau harus berbuat apa. Dia sangat ingin bersama V, tetapi luka itu tidak bisa terobati begitu mudah hanya dengan pernyataan yg di sampaikan oleh Viona.
Sedangkan V yg berada dikamarnya, melampiaskan emosinya. Dia memukuli dinding kamarnya. Dia tidak ingin Eri pulang, dia ingin Eri bersamanya.
"Mengapa kau sangat keras kepala, seharusnya pernyataan Viona sudah mengakhiri semuanya, tetapi kenapa kau sangat ingin menjauh dari ku Eri?!"
V tidak bisa menahan rasa sedihya, dia sangat takut kehilangan Eri.
"Eri. . aku tidak pernah seperti ini. Aku tidak mau kehilangan mu nona Eri i i. Cobalah mengerti perasaan ku"
Bersambung. .