Chereads / about is love / Chapter 41 - bab 41 : kedatangan teman lama!

Chapter 41 - bab 41 : kedatangan teman lama!

4 tahun kemudian

sudah empat tahun lamanya mereka berdua menghilang dari kediaman kastil itu, dan hidup dengan tenang dan damai layaknya orang biasa di sini, dan mereka berdua yakin tak ada yang mampu menemukan mereka terlebih karena perlindungan dari zayn yang berusaha melindungi mereka.

kini lisa dan lisya sedang berkeliling mempersiapkan beberapa belanjaan yang ingin mereka beli, untuk acara pesta seminggu lagi iya benar mereka ingin melaksanakan pesta di kediaman minggu depan.

walau tak terlalu banyak teman bergaul, tetali karena mereka berada di dekat zayn, Liam Louis dan juga Harry tentusaja memiliki teman yang sangat banyak.

"lisa pengen itu kak"lisa menunjuk nunjuk beberapa keping caramel, sambul mayun mayun lucu mengerucut kan bibirnya membuat lisya kakak nya ikut gemas.

"sayang, kakak bukan nya tidak mau membelikan lisa potongan caramel itu, tapi kita tidak boleh boros, kalau kita boros nanti uang kita tidak akan cukup untuk membeli makanan lagi"balaslembut lisya meminta pengertian kepada adik nya ini, merasa mengerti lisa mengangguk angguk patuh walau itu tak sejalan dengan ekspresi raut wajah tak terima milik nya.

"tapi kak lisa pengen, prince malik mengatakan kalo lisa makan itu maka rasa cemas lisa akan berkurang"jelas sekaligus celoteh lisa kecil lagi membuat lisya mau tak mau memijat pelipisnya itu lah salah satu sifat lisa kalau ia sudah terlalu mengingin kan sesuatu maka ia harus mendapatkan nya.

"Tapi kakak bilang apa sama kamu, kalau ada rasa cemas dan perasaan takut itu harus di hadapi sayang" balas lisya cepat memandang mata lisa.

"kamu jangan mengikuti ucapan sesaat malik itu, dan tidak mungkin kan lisa harus memoroti prince malik lisa"lisya berbicara mencoba meminta pengertian adiknya tapi sebelum itu.

"aku tidak keberatan kalau dia mau memoroti ku"suara hangat seseorang seketika mengintrupsi keduanya.

yang satu dengan perasaan bahagia dan senyuman tiada tara sedangkan yang satu lagi kesal dan memutar bola matanya.

"Kau jangan terlalu memanjakan dia" kesal lisya kepada malik nama yang lisa juluk kan itu sukses melekat permanen pada zayn saat ini.

"Kenapa, bukannya sudah seharusnya aku memanjakan my baby" balas zayn lagi ingin menggendong lisa, tapi bukan nya lisya yang menghentikan tapi lisa yang menolak dan memundurkan diri ke belakang.

"no no" jari telunjuk lisa mengayun cepat.

"tidak boleh, lisa udah besar tidak boleh di gendong lagi prince lisa bukan anak kecil lagi" balas lisa cepat berlalu meninggalkan lisya dan zayn yang terpelongok terkejut.

"Kenapa dia berubah menjadi semakin dewasa" sahut zayn dengan volume kecil.

"semenjak kau pergi setahun yang lalu, kalian sudah tidak bertemu selama setahun, entah itu kau yang terlalu sibuk dengan urusan perusahaan yang di limpahan oleh ayahmu sejak saat itulah kalian jarang saling mengontak dan dia menjadi lebih dewasa sekarang" jelas lisya cepat memberikan zayn penjelasan yang seharusnya.

"Benarkah, kau benar kami sudah tidak bertemu selama setahun dan dia semakin cantik aku merindukannya" oceh zayn cepat berlalu meninggalkan lisya di belakang seorang diri, yang kini sudah menggeleng kan kepalanya.

tepat setelah zayn pergi.

deringan telfon milik lisya berbunyi.

"Honey, itu pasti kamu kan" sahut lisya manja, dia yakin ini pasti telfon dari pacarnya Darrel dia sangat merindukan pacarnya itu.

tak ada jawaban sedikitpun dari seberang membuat lisya semakin binggung.

"kenapa kamu diam saja?" suara lisya kembali menggemah.

"Hello my wife" suara terdengar serak dan kental itu, sontak saja membuat lisya secara spontan melepaskan ponselnya dan terjatuh.

dengan gelabakan dia meraih kembali benda pipih itu melihat nomor yang tertera ternyata memang nomor asing dan menempelkan ke telinganya.

"k..kau.. dapat darimana nomorku" tanya lisya cepat dia tahu betul siapa orang ini.

tidak ketemu selama empat tahun tidak membuat lisya lupa bagaimana suara dan nada bicara orang tersebut, biar bagaimana pun dia pernah menjadi pemilik hati lisya dulunya.

"Apakah itu sebuah pertanyaan sayang, aku rasa ada yang lebih penting, bangaimana dengan acara yang akan kalian lakukan minggu depan?" sahut orang di seberang lagi, tertawa tumbang mampu membuat tubuh tegap lisya gemetar tak terkendali.

"Kau,, bajingan apa yang kau inginkan william, berhenti macam macam atau tidak aku tidak akan tinggal diam" kesal lisya hampir berteriak beberapa orang menoleh memperhatikan sikap dia yang berteriak seperti orang lain.

"Singkat saja aku ingin dirimu" balas suara di seberang lagi santai.

"dan juga adikmu,aku ingin kalian" sambungnya lagi membuat kesabaran lisya habis.

"Kau!" kesalnya.

"santai sayang, aku hanya tidak ingin adik kesayangan kita tidak hadir pada hari bahagia kita nantinya, dan aku tahu adikmu nantinya akan memakai gaun berwarna pink bukan" dengan santainya orang di seberang kembali berkata kata.

tanpa mendengar kan lebih jauh lagi lisya segera mematikan panggilan tersebut dan membanting ponselnya dengan brutal hingga hancur tak berbekas, wajahnya yang tadi ceria berubah menjadi pucat pasih dalam sekejap.

Dengan langkah pelan dan penuh fikiran dia berjalan menyusul ke dalam tokoh gaun tersebut yang telah di tentukan oleh zayn dan juga Darrel.

"Hai, kejutan" suara ramai itu langsung menyambut kedatangan lisya saat dia baru saja memasuki ruangan tersebut.

wajah syok dan terharu tak ada di dalam guratan wajah lisya, yang ada dia masih terdiam dan berfikir dalam.

Harry, Louis, liam, Darrel, zaera, zayn dan juga lisa binggung, kenapa ada apa dengan kakaknya satu ini, Darrel pun mendekat dan menunjukan gaun biru muda cantik kepada lisya dan memeluknya.

"bagaimana honey apa kau menyukai gaun ini" Darrel bertanya langsung memeluk tanpa aba aba, membuat yang lainnya mau tak mau membuang pandangannya.

"Buatkan aku dan lisa gaun pink yang sama persis dan hanya ada dua di dunia" perintah mutlak lisya kepada yang lainnya ada beberapa yang tidak setuju dengan usulan tersebut.

"Rencana apa yang sedang kau buat sekrang lisya" liam lah yang pertama kali menyela keputusan dari lisya.

lisya yang berfikir keras pun berusaha tersenyum, belum saat nya mereka mengetahui hal ini, dan harusnya dia menyimpan hal ini sendirian .

"hanya kejutan, aku ingin di hari ulangtahun adikku yang kedua belas tahun ini, kami memiliki gaun coupel siapa tau nanti gaun ini akan menjadi kenang kenangan" sahut lisya cepat membuat wajah tersenyum menyembunyikan segalanya.

lisa yang merasakan keanehan dari ucapan lisya ingin membantah terlebih akan kalimat kenang kenangan, dia sangat tidak menyukau hal ini, dirinya sangat bingung dan juga heran.

"kakak" Panggilan ini terdengar sangat pelan dan penuh makna.

lisa berlari memeluk lisya erat perasaan nya tidak tenang seakan ini terakhir kalinya.

"kakak lisya janjikan kita akan pulang berdua" sahut lisa kecil dalam pelukan lisya, hanya gumaman lah yang di jawab, air mata lisya pun runtuk seketika, dirinya tak sanggup di tagih janji oleh adiknya tersayang ini.

"hey, lisa adik kakak baby ayah bunda, ingat kita pasti akan berkumpul kembali ya, bagaimanapun caranya okey" ucapan lisya kali ini sangat bermakna semua yang ada di sana memandang dengan ekspresi yang sulit di jelaskan mereka dekat sudah lama empat tahun bukan waktu yang sedikit bukan, tak ada niat dan fikiran untuk pisah saat ini.

"hmmm" gumam lisa cepat menghapus buliran air mata di wajah lisya memeluk nya lagi.

"sudah jangan menangis lagi, ingat kita akan berpesta nanti, bukannya minggu depan adalah hari ulangtahun mu baby girl" sahut zayn menengahi.

"benar kak baby, keren zaera mau ikut juga makek gaun pink dong" wajah zaera yang tadi ikut menangis kini merengek untuk ikut memakai gaun pink sama seperti lisa san lisya.

"boleh" sahut lisa semangat.

"Tidak" satu kalimat hampir membuat zaera menangis untung lisya cepat menjelaskan dan memeluk zaera erat mencoba meminta pengertian nya.

"Karena kakak sangat menyukai warna biru muda, bolehkan zaera yang cantik membuat gaun warna biru muda dan memakainya, kakak tidak bisa memakai nya karena ingin mengikuti kak baby, tapi nanti kakak bisa sedih karena tak ada orang yang memakai gaun biru itu" jelas lisya lembut mengambil gaun biru di tangan Darrell walaupun sangat kebesaran dia tetap memberikannya kepada zaera, yang kini sudah berhenti menangis dan menatap penuh harapan karena lisya tak membencinya.

Darrel tak marah ataupun kesal karena lisya memberikan gaun rancangan nya kepada adiknya zayn justru dia terkagum dengan sifat dewasa milik lisya yang entah kenapa seakan memberikan kesan rindu teramat dalam.

"Tapi gaun itu sangat kebesaran untuk dia" Louis yang menyelah menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"Kalau begitu kecilkan" sahut Harry cepat menepukan tanggan dan memanggil desainer yang memang sudah mereka pesan.

"Buatkan gaun berwarna persis dan bentuk yang sama persis seperti ini dalam ukuran yang jauh lebih kecil seperti dia" perintah Harry menunjuk kearah zaera, setelah mengerti desainer tersebutpun mengangguk dan mengajak zaera untuk mengukur badannya.

"Dan juga untuk kalian berdua, silahkan ukur dulu tubuh kalian"zayn yang saat ini sudah mendekat di iringi dengan seorang perempuan cantik desainer terkenal dan ternama hanya ada satu desain yang ingin di buat di dunia, maka serahkan hal itu kepadanya.

"Ajak adik ku untuk mengukur terlebih dahulu"perintah lisya sesaat lisa pun mengikuti langkah perempuan cantik tersebut.

lisya akhirnya berjalan mendekat kearah sofa duduk dalam diam, sudah cukup dia merepotkan yang lainnya ini adalah urusan dirinya sendiri sudah seharusnya ia menyelesaikan tanpa membebani orang lain.

dia takut William akan menghabisi lisa tanpa ampun, karena membuatnya gagal untuk menikah bersama dia, tapi hal itu tidak akan terjadi.

lisya tau setidaknya nanti William akan menjadikan lisa sebagai Sandra agar dia kembali dan mengelar kan pernikahan diantara mereka itulah kenapa William menebak warna gaun yang akan lisa pakai, awalnya lisya ingin menyuruh lisa tidak usah memakai gaun pink tetapi setelah di fikirkan ulang selain membuat lisa sedih hal itu akan membuat yang lain semakin curiga.

Dan keputusan kali ini sudah tepat.

Dia akan memakai baju yang sama seperti adiknya lisa dan juga untuk zaera, sudah cukup dia mengajak orang lain, dia ingin zaera selamat, dan menyarankan untuk memakai gaun biru agar terkelabuhi, dengan begitu bukankah, kalau William dan pasukannya benar benar datang dia akan melindungi zaera, tepat sebelum bantuan datang, tapi saat ini hanya ada satu di antara dia dan juga adiknya yang akan selamat dan tidak di bawa paksa nanti.

"kemana wildrick?" pertanyaan lisya kali ini membuat semua perhatian tertoleh padanya.

"Dia bilang tadi ada urusan sebentar dan akan menyusul nanti" jelas Darrel kepada lisya dengan lembut.

"Mencariku!" tepat saat mereka berbicara pintu pun terbuka dan suara lonceng oun terdengar sebagai suara pertanda ada orang lain yang datang.

"Mendekat lah berhenti bermain main" kesal liam akan kelakuan lelaki yang menyebalkan itu.

"tunggu aku membawa kejutan untuk lady lisya" sahut wildrick mendengar panggilan lady membuat wajah lisya terangkat terkejut, sudah empat tahun tak ada yang memanggil nya seperti itu lagi, dan kali ini.

"Katanya dia mengenalmu, dan ingin berbicara tentang hal penting padamu" detik selanjutnya wildrick pun menggeser kan badan nya, semua pandangan pun terkejut tak dapat di lukiskan kembali.

sosok perempuan lusuh dengan gaun yang s

kotor bercak lumpur yang sudah mengering itu tak lupa pula wajah yang kini kucel, menutupi aura kecantikan dalam dirinya, pandangan mata sayu seakan takut menemukan orang yang salah, maka dia akan habis, ada banyak resiko yang perempuan itu ambil sebelum memutuskan untuk melakukan hal beresiko ini.

'Prank ' pecahan gelas yang berisi air putih itu pun segera berhamburan tak bersisah.

"honey ada apa dengan mu, kau mengenalnya?" Darrel mengelus pelan bahu lisya berucap lembut.

semua pandangan mengintimidasi pun menatap wildrick tak senang seakan sudah melakukan kesalahan.

"Sudah aku bilangkan nona, kau salah mengenali orang, tadi aku sudah mengusirnya tetapi dia beriskokoh ingin ikut, dia bilang tidak punya siapa siapa lagi selain lisya" jelas wildrick cepat mencari pembelaan dirinya tidak salah kan.

"Halo, sudah lama ya empat tahun" pertama kalinya suara keluar dari sosok lusuh itu, tetapi suara yang lembut begitu indah sama seperti lisya dan lisa pertama kali datang ke sini.

"Usir dia, siapa tau orang ini hanya mengaku ngaku" putus Harry mencoba melindungi.

wildrick yang mencoba membawa perempuan itu lagi karena tak ada reaksi ataupun ucapan dari lisya berniat mengusir nya.

"Apa alasanmu, sehingga nekat menyusul kesini dengan resiko yang besar"suara lisya cepat memotong, dan berdiri dengan syok, langkah wildrick pun terhenti, begitupun dengan orang yang dia bawa.

"Gina?" sambung nya lagi, semuanya pun terkejut dan syok, mereka saling mengenal