Chereads / about is love / Chapter 40 - bab 40 : kesayangan zaera

Chapter 40 - bab 40 : kesayangan zaera

semenjak malam itu.

kini zayn dan juga teman temannya sudah mengetahui tempat di mana lisya dan lisya tinggal.

karena sesuai dengan janji yang zayn berikan dia ingin melindungi lisa, tentu saja hal itu tidak di larang oleh lisya itu janji di antara mereka.

"Kakak lisya mau pergi kemana" tanya lisa kini memakai pakaian tidurnya mengucek mata, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk, lisya yang sudah berdandan cantik dan rapi pun tertoleh, tersenyum lembut.

"kakak ada urusan sebentar" balas lisya lembut.

"Lah terus lisa sama siapa dong kalau kakak pergi" sahut lisa dengan wajah sedih karena ditinggalkan sendirian.

"hello baby girl, aku yang akan menemanimu seharian berdua, kina menikmati waktu libur kita bedua di rumah saja okey" sahut seornag laki laki tak di undang di belakan tubuh lisya kini sudah berucap dengan ceria menenteng belanjaan dia tangannya dan mengerlingkan matanya nakal pada lisa.

lisya yang melihat hal itu tentu saja meninjak dengan keras jemari kaki milik zayn membuat lelaki itu meringis sakit.

"Jangan macam macam sama lisa, kalau tidak aku yang akan menghabisimu" sahut lisya mengancam zayn.

melihat hal itu lisa mau tak mau tertawa tebahak bahak apa lagi melihat zayn yang tersiksa akibat ulah nya lisya.

"Iya" balas zayn jutek.

"Silahkan kau fokus untuk ngedate mu soal lisa, biarlah aku yang menemani nya hari ini" sahut zayn lagi dengan semangatt, hari ini hanya dia sendiri yang pergi ke tempat kediaman lisa dan lisya, sementara ketiga temannya segaja tak zayn ajak, dia ingin hanya berduaan dengan lisa hari ini.

sebenarnya lisya memang memiliki orang yang dia cintai sekarang, terbukti sudah mereka sudah menjalin hubungan saat ini, terlihat jelas lisya sangat mencintainya tak terkecuali, tapi kalau di banding dengan lisa tentu saja lisa yang paling dia sayangi.

dua jam kemudian...

zayn dan lisa yang kini sibuk memasak, walaupun lisa masih berumur delapan tahun, tapi tidakan yang dia lakukan cukup dewasa.

hanya saja sifat polosnya yang membuat hal ini menjadi nilai minus untuk nya.

melihat hal ini, membuat zayn semakin yakin kalau semua hal yang lisya ucapkan hari itu memang benar.

sesaat wajah zayn menyeringai jahil dia pun menghubungi seseorang seakan merencanakan sesuatu.

lisa yang sibuk menata cake strawberry di meja depan pun tampak tenang sebelum.

'Klak'

ruangan pun menjadi gelap mendadak.

suara jeritan histeris pun terdengar sangat, berbeda dan menakutkan, zayn yang panik langsung berjalan mendekat kearah lisa dengan tergesa-gesa.

"hust! jangan menangis lagi prince ada di sini" zayn memeluk lisa dengan erat sangat erat.

"Kenapa lampunya tiba tiba mati, lisa takut, lisa sangat takut" badan lisa sangat takut dan gemetar membuat zayn panik tak terfikir olehnya resiko untuk mematikan lampu akan menjadi sangat serius seperti ini.

dengan cepat dia pun meraba dengan kasar kantong plastik belanjaan nya tadi dan memberikan benda yang dia cari itu pada lisa serta menyuapkan nya.

"Ini apa?" tanya lisa kecil

"popcorn caramel" balas lembut zayn tersenyum mengelus rambut lisa.

"'kalau kau masih mengalami rasa takut yang kuat, popcorn saja tidak cukup maka carilah caramel seutuhnya, itu akan menghilakan rasa takutmu baby girl"ucap orang misterius itu saat ini mengelus kepala lisa lembut membuat yang di elus pun nyaman.

"tapi kalau aku masih merasakan takut, my prince"tanya lisa kecil dengan pedenya memanggil orang itu dengan sebutan my prince.

sementara yang di panggil menunjukan senyum hangat sungguh ia nyaman dengan lisa dan mulai saat ini, ia akan selalu menyimpan semua ingatan wajah lisa di memori ingatan nya.

'lisa adalah milik nya'tekan nya kuat di dalam dirinya.

"maka rasakan lah seakan aku sedang memelukmu dengan erat dan membuatmu nyaman saat kau memakan permen ini"jelas orang itu lagi kemudian memeluk lisa dengan erat sangat, erat seakan akan mereka akan terpisah saat pelukan nya terlepas.

lisa hanya mengangguk angguk dan tersenyum menurut.

"Tapi kakak lisya tidak pernah mengajari lisa untuk menghilangkan rasa takut dengan cara ini"sahut lisa cepat.

"Kata kakak kalau ingin menghilangkan rasa takut yaitu dengan cara menghadapi nya, tapi lisa tidak sanggup" tangis nya pun kembali pecah mengingat dirinya sangat takut dalam kegelapan entah sejak kapan dirinya tidak ingat pasti.

zayn mencoba memastikan apa yang ada di fikiran dia benar atau tidak, secara tiba tiba dia pun mundur dan menghilang dari sisi lisa.

dengan hilang kendali lis yang sangat ketakutan histeris itu menangis pilu.

"Malik!" jeritnya histeris hanya sekali, tubuh zayn bergetar hebat dan langsung merasa bersalah, memeluk lisa erat.

benar sesuai dugaannya.

"prince jahat, baby sa benci prince"suara rengekan seorang anak kecil terdengar pilu.

"iya iya, maaf malik janji deh enggak bakal melakukannya lagi"suara permintaan maaf itu terdengar sangat bersalah.

"janji"

"tentu saja prince malik benci melihat baby menangis, jadi janji dulu jangan pernah menumpahkan air mata baby lagi ya,"suara zayn terdengar sangat tulus membut senyum gadis belia itu terbit.

"kalau memang aku yang menyebabkan mu menangis maka, aku tidak akan pernah memafkan diriku sendiri" ucap zayn terlebih untuk dirinya sendiri.

'aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri'. kalimat itulah yang dia tegaskan pada dirinya sendiri.

sekelebat ingatan percakapan antara dia dan lisya pada malam itu pun kembali dirinya kembali yakin kalau penyebab lisa takut akan kegelapan ada hubungannya dengan insiden yang menyebabkan dirinya kehilangan ingatan nya saat ini.

'Cklek'

tepat saat itu lampu hidup kembali seakan memang sudah di rencanakan dengan rapi, posisi lisa yang memeluk zayn erat pun masih bertahan, zayn sagat betah akan posisi itu, sebelum suara bel yang menganggu tanpa henti.

dengan perasaan kesal zayn berjalan kearah pintu dan membukanya dengan kasar tapi tepat pada saat itu.

"KEJUTAN!" teriakan melengking tak di undang itu pun memenuhi seisi ruangan, berbanding terbalik dengan wajah pemberi kejutan kini zayn memasang wajah masam.

"Siapa yang memberimu izin untuk datang kemari!" kesal zayn pada tamu tak di undang tersebut.

"kenapa kau yang resek kak, aku datang kesini bukan untuk mu tapi" tidak menghiraukan zayn berdiri di depan pintu pelaku utama oun mendorong nya kesamping dan berjalan mendekat kearah sosok cantik imut di belakang zayn kini memasang wajah sembab.

"kak baby zaera kangen sama kakak" pelukan mendadak itupun langsung menyergap tubuh mungil lisa.

dengan sedikit gemas zayn menarik kerah baju zaera agar menjauh dari tubuh lisa, melihat hal itu mau tak mau lisa tertawa lucu.

"Oh ayolah zayn, jangan terlalu marah kepada adikmu, biar bagaimanapun juga dia ingin menemui calon kakak iparnya" mata Harry mengerling kepada zaera yang kini sudah memberikan dua jempol walaupun dalam posisi terbilang tak baik, karena zayn menarik kerahnya.

"Malik lepaskan zaera, kasian lagian aku juga membutuhkan teman di sini" suara itu mengintrupsi dengan dingin dan berwibawa kontan saja zayn menurut tanpa di perintahkan dua kali melepaskan zaera.

dirinya masih terpaku karena naluri yang sangat menurut hanyak karena sebuah perintah yang di berikan oleh lisa.

tunggu dulu...

lisa???

berwibawa???

bukannya dia selalu berkelakuan seperti anak kecil, wajah zayn syok seketika dan memandang wajah harry seperti nya bukan hanya dirinya yang terkejut akan hal ini, terbukti kini Harry yang juga terpelongok dan mengendikan bahu.

ini pertama kalinya lisa berkelakuan seperti itu.

jangan jangan semua yang di ceritakan lisya memang benar, lisa dulunya anak yang sangat pintar dan dewasa, bahkan mereka sudah dekat dari empat tahun yang lalu.

"Woah kakak baby memang hebat, kakak tau tadi dengan ucapan kakak mampu menumbangkan si sombong itu" sahut zaera terkagum akan lisa, mau tak mau lisa tersenyum lembut melihat semangat yang zaera milik

"Kalian sedang apa tadi?" tanya zaera dengan semangat, lisa pun menarik tangan zaera dan mengajaknya duduk di sofa tempat di mana lisa menata cake strawberry miliknya tadi, awalnya dia berfikir bagaimana cara menghabiskan cake sebesar ini sendirian tapi setelah melihat kedatangan harry dan zaera dia rasa ini saat yang tepat untuk memakannya berama.

"Wah... kakak membuatnya sendiri" zaera kembali berbicara dengan kagum, lisa hanya mengangguk angguk pelan.

"Cantik sekali kak, ajarin zaera don" bujuk zaera menatap kagum kue tersebut, zayn pun menuntut Harry untum mendekat dan duduk di seberang mereka.

"kakak baby, kalau tidak salah dengar tadi kakak memanggil si bodoh itu dengan panggilan khusus" tanya zaera menunjuk kearah zayn dengan tegas.

"Perhatikan tanganmu adik nakal, kau ingin aku menghukumu" balas zayn malas meladeni memutar bole mata kelas.

"Hanya zaera yang berulang kali menguji kesabaran mu zayn" sahut Harry tertawa memandang kearah zaera, dan diam menatap lisa.

"Malik" balas lisa singkat.

mata zaera membola tak percaya, panggilan itu adalah yang pertama, dulu mommy memang menyuruh untuk memberikan panggilan seperti milky pada zayn setidaknya ada unsur malik tetapi dia menolak keras, dan lihatlah kali ini dia menerimanya sangat lapang.

"kalau begitu bolehkan aku ikut memanggil nya malik juga" zaera memandang lisa penuh harapan berharap di setujui dengan senang hati lisa mengangguk.

"Mulai hari ini kalian boleh memanggilnya malik" putus lisa santai, berbanding terbalik dengan zayn yang mengangga tak percaya ingin di bantah tapi sayang, hanya pasrah.

"Tentu saja sebagai teman yang baik aku mengerti, kami tidak akan memanggil mu seperti itu" sahut Harry mencoba menghibur dan menepuk pelan bahu milik zayn.

"Hore" zaera menyahut dengan semangatt.

"Malik malik, mulai sekarang kami akan memanggil mu itu kak" sambung nya lagi dengan pandangan wajah puas dan bahagia, seakan dialah pemenangnya.