Chereads / about is love / Chapter 38 - bab 38 : jadi ini bukan pertama kalinya?

Chapter 38 - bab 38 : jadi ini bukan pertama kalinya?

Setelah perang saling usai tadi, kini baik zayn maupun lisya sudah kelelahan dan wajah mereka di penuhi dengan warna hitam akibat lampu minyak tersebut.

"Dasar kau kekanak kanakan sekali" rutuk lisya terlalu malas untuk kembali meladeni zayn.

"Siapa yang memulai nya terlebih dahulu" balas zayn tak mau kalah sama sekali.

mendengar balasan zayn lisya hanya mampu menghela nafas singkat, dirinya tak mau lagi berdebat lebih jauh, kini memilih menyandarkan kepalanya di dinding, untuk saja tadi sebelum pergi ke sini dia dan juga adiknya sudah makan.

Adik ...

ngomong ngomong soal adik.

Oh ya, dia baru saja meninggalkan lisa seorang diri, wajah nya lisya yang tadi tenang kini sudah berubah sedetik kemudian menjadi pucat dan berdesir tak tenang.

"Kau kenapa?" zayn bertanya cepat melihat keadaan lisya yang kini gelisa.

Mendengar pertanyaan zayn, mata lisya langsung melotot seakan menyoroti lelaki ini adalah penyebab utama hal ini bisa terjadi.

"Hei, hei tenanglah sedikit bukannya kita tadi sudah saling janji untuk berdamai" wajah zayn memelas menunjukan jari berbentuk v tanda untuk memberikan salam perdamaian.

"Perdamaian, kau bilang perdamaian? kalau bukan karena kau yang terlalu keras kepala tadi, tidak ingin memberitahukan hal ini lebih cepat kita tidak akan terjebak di sini" raut mimik wajah lisya berubah drastis bahkan kini pandangan nya jauh lebih tajam.

zayn yang melihat hal itu langsung mengaruk tekuk yang sama sekali tidaj merasa gatal dia merasa sangat bersalah saat ini.

"Iya aku salah, kalau begitu aku minta maaf padamu" cicit zayn dengan nada yang terbilang sangat halus, tapi mampu tertangkap di indera pendengaran lisya, dengan menghembuskan nafas gusar akhirnya lisya mengalah, terlebih ini bukan sepenuhnya kesalahan zayn seorang diri, dia juga ikut adili di sini, andai saja dia tidak menarik zayn mungkin mereka tidak akan terjebak di sini.

"Sudah lah, lagi pula hal ini sudah terjadi" balas lisya mengalah.

"Tapi aku tidak ingin membuat hal ini menjadi sia sia, sekarang jelaskan apa maksud mu tadi? kau apakan adikku?" sambung lisya lagi menatap zayn dengan pandangan mengintegorasi bahkan terlihat jelas ia tidak ingin bermain main lagi.

dengan bersusah payah zayn mencoba menelan kembali air ludah nya, takutnya nanti lisya kehilangan kendali dan melampiaskan semuanya pada dia.

Kalau hal itu memang benar benar terjadi maka habis lah dia.

"Sebenarnya aku... hm..." balas zayn dengan terbatah, bahkan kini terlihat jelas keringat dingin tercetak di sekujur wajahnya.

"Kau kenapa?" desak lisya menatap nya cepat meminta lanjutan dari kalimat aku itu.

"Tidak sengaja mencium bibirnya".

sedetik...

dua detik....

tiga detik....

tak ada pergerakan sama sekali membuat zayn mencoba mengintip di sela kelopak matanya yang tertutup, dia sangat merasakan hal horor saat ini.

tapi naas di detik selanjutnya.

PLAK.

Sebuah tamparan cantik pun mendarat dengan mulus di wajah tampan nya.

"Aku berjanji akan bertanggung jawab" desak zayn cepat menegang pipinya yang terasa panas, tepat saat lisya ingin melayangkan pukulan lainnya.

"Bertanggung jawab, apa kau gila tidak waras? kau tahu dia itu masih anak kecil, dan itu ciuman pertamanya sebagai bangsawan hal itu tidak boleh sampai terdengar di telinga orang lain, dan akan merusak reputasi dia" oceh lisya hampir kehilangan kendali, harusnya zayn tau tadi hal ini harus dia persiapkan lebih awal tapi keberanian tetap harus dia miliki stik yang sangat besar.

dan juga perempuan di hadapannya ini mengatakan dirinya gila, tidak waras? bukan kah hal itu sama saja mengatakan dia sudah tidak lagi normal?.

"Kau hidup di zaman apa? ciuman itu hal yang lumrah untuk anak anak zaman sekarang" balas zayn dengan santai, membuat raut wajah lisya berubah detik itu juga menjadi merah menahan amarah.

"Lumrah, kau tau kami berdua berbeda, walaupun terdengar mustahil di telinganya kalian tapi hal ini memang ada, kami lahir dia utus oleh keturunan Dewi yunani dan kau fikir, kami boleh melakukan hal yang katamu itu Lumrah? dan juga kau itu lebih tua dari kami harusnya kau tau lisa itu masih terlalu kecil" habis sudah stok pernapasan lisya yang sudah marah tak terkendali akibat kelakuan zayn sungguh membuat dia kesal.

Bukan hal ini yang lisya takutkan, tapi adiknya dia sangat menyayangi adiknya, kalau sampai berita ini tersebar ini akan menjadi senjata dan poin plus untuk pricia wanita siluman rubah itu, walaupun gina sudah berubah dan tak ingin melakukan hal jahat lagi tapi berbeda dengan adiknya.

valerie...

dengan otak licik seperti pricia dirinya tidak bodoh, di masa mendatang lisa akan tetap tinggal di sana bersama mereka, dan lisa masih terlalu kecil untuk menghadapi rada san perasaan iri dengkih itu, okey sekarang mereka bisa karena lisya yang selalu ada melindungi adiknya tapi kalau untuk kedepannya dia tidak dapat menanggung hal itu sedikit pun.

zayn yang mendengar penjelasan dari lisya kini terbelalak bingung, dia sungguh tak menyangka bahwa hal semacam itu memang benar-benar ada.

Sebenarnya sejak awal dia ke sana memang sudah merasa aneh seperti pergi ke tempat lorong waktu dan kembali ke masa lalu, apa lagi melihat penampilan lisya yang menambah poin plus di karenakan pakaian nya yang terbilang aneh untuk tahun sekarang.

"Walaupun memang terdengar mustahil dan sulit di percaya, tapi waktu itu saat perjodohan kita pertama kalinya aku kesana memang sudah merasa asing" balas zayn cepat membuat mata lisya menatap binggung.

"Pertama kali?" ulang lisya merasa asing.

"Iya tentu saja hal itu adalah pertama kali" balas zayn santai.

tapi berbanding terbalik dengan raut wajah lisya yang terkejut dan syok.

"Seperti nya mereka berhasil mengelabui mu" sahut lisya tenang dan santai.

tentu saja hal itu membuat zayn tak terima.

"Apa maksudnya aku di kelabuhi?" bantah zayn kesal merasa tak setuju.

"Itu bukan pertama kalinya kau kesana zayn, tapi itu ada lah yang kesekian kalinya kau ke sana semenjak kau menghilang dua tahun tanpa jejak termasuk keluarga mu yang terlalu misterius, aku binggung kenapa ayahanda dan ibunda selalu memaksa ku untuk bertunangan denganmu sekarang, padahal dulu tidak sama sekali" jelas lisya amarah yang tadinya membelundak akhirnya meredah.

"Maksudnya aku sama sekali belum mengerti, waktu itu bukan pertama kalinya aku pergi ke sana?" zayn masih tak faham kembali bertanya pada lisya.

"Kau tidak ingin bertanya alasnya kenapa kedua orang tuamu, dengan santainya melepaskan dirimu seorang diri ke tempat yang sama sekali tak kau ketahui sedikitpun itu, bahkan itu pertama kalinya kau kesana? menurutmu hal itu tidak membingungkan sama sekali"sahut lisya, membuat zayn berfikir keras semua yang lisya katakan memang benar.

"Kau benar tapi saat ini kedua orang tua ku sedang ada urusan bisnis yang tidak dapat di tinggalkan" balas zayn yakin, sketika membuat lisya tertawa lepas.

"Kau terlalu polos zayn, sama seperti dirimu dua tahun lalu, andai saja kau dan lisa tidak menemukan rahasia mereka, mungkin sekarang mereka tidak akan pernah menjadikan mu ancaman dan juga untuk adik ku lisa, mungkin sekarang dia tidak sepolos itu, lisa bukan lah seorang anak penurut dia itu pembangkang zayn" oceh lisya lagi dengan raut mata tajam dan berubah ubah antara kesal dan geram.

"Harusnya aku ada di sana waktu itu, dan kau ataupun lisa akan selamat tapi kau tau mereka sekarang seperti orang tidak punya dosa sama sekali masih ingin menguasai diriku ataupun adik ku, setelah yang mereka lakukan apalah menurut mu aku pantas untuk menerima lamaran dari bajingan tersebut" tanya lisya meminta pendapat zayn yang kini masih bergeming tak mengerti.

lisya akhirnya menghela nafas memperbaiki posisi duduknya dan mencoba menenangkan diri sendiri sebelum akhirnya bercerita, zayn berhak tau walaupun dia ornag luar tapi dia adalah orang tempat keluarganya bergantung, walaupun dia yakin kedua orang tua mereka belum bertemu sama sekali.

"