Chereads / about is love / Chapter 37 - bab 37 : explain

Chapter 37 - bab 37 : explain

Sudah sejam berlalu.

kini penampilan zayn dan juga lisya begitu menyedihkan terkurung di tempat seperti gudang ini, bahkan tanpa memperhatikan bagaimana bentuk wajah mereka lagi.

Untung tadi sebelum hari menjelang gelap mereka sempat menemukan lampu minyak, biar bagaimanapun setidaknya ruangan ini tidak segelap tadi.

"Hei lihatlah, penampilan wajahmu yang menyedihkan ini, ada banyak sekali kotoran debu yang mengotori wajah putih mu" zayn uang lebih dulu menunjuk wajah lisya dengan wajah menjengkelkan, kini lisya menatap dengan perasaan kesal.

Memang nya hanya dia yang saat ini memiliki wajah yang kotor di ruangan ini, apa lelaki itu tidak sadar diri dulu sebelum menertawakan dirinya?.

"Bahakan hidung mu itu jauh lebih jujur ketimbang mulutmu" sahut lisya cepat tak ingin mengalah.

"Apa maksudnya?" zayn bertanya dengan kesal.

"Berkacalah bodoh, kau fikir wajahmu itu bersih!" perintah lisya cepat menunjukkan salah satu kendi keramik terdapat sedikit pantulan sinar lampu di sana, jadi walaupun tak terlalu terang setidaknya hal ini sedikit jelas.

"Ini... ini bagaimana bisa?" zayn yang panik segera meraba raba wajahnya yang kotor berusaha menghapus kotoran tersebut dengan kedua tangannya.

"Sudah bersih" tanya zayn menghadap kearah lisya, berusaha untuk sekuat tenaga lisya membuang muka kearah lain setelah melihat wajah zayn.

Tapi sepertinya usaha niat baik lisya untuk tidak terlalu jujur pun gagal, terbukti kini dia malah terlihat seperti orang yang berusaha keras untuk tidak menyemburkan tawanya.

"Hei apa kau sedang menertawakan ku, apa aku sedang melalukan pertunjukan lelucon saat ini?" kesal zayn akan reaksi yang lisya berikan.

"Menurut mu aku harus bagaimana, jujur? karena ada orang bodoh yang mencoba membersihkan wajahnya dengan tangan yang jelas jelas kotor itu?" balas lisya santai sesaat sebelum melepaskan semua tawanya dengan lepas.

"Apa?" syok zayn kembali mengaca, benar saja bahkan kini wajahnya penuh dengan bercak hitam hampir keseluruhan, matanya pun mengarah kearah telapak tangan nya dan segera melotot karena melihat warna hitam pekat yang kini menyelimuti tangan sedang nya itu.

"Berhentilah tertawa" jengkelnya sebelum menyeringai senang.

"Dan rasakan ini?" sedetik kemudian zayn sudah membalaskan dendam nya dengan brutal mengusap secara menyeluruh wajah lisya hingga penuh warna hitam, menutupi semua kecantikan tiada tara dari wajah nya itu .

"Kau" geramnya berniat membalas tapi terlambat sudah zayn sudah menyelamatkan diri.

*****************

"Kakak" panggilan suara imut itu terdengar sedih dan takut.

Melihat hal itu membuat sosok lelaki yang berada di sisinya itu pun merasa kadian tak tega serta bingung harus berbuat apa.

"bagaimana tuan muda? apa kita kembali saja ke taman bermain dan membatu kakaknya keluar?" saran itu sebenarnya sangat benar dan tepat, tapi tidak sepenuhnya benar dan cocok dalam pandangan lelaki itu.

dia melirik sekilas ke samping ke arah sosok kecil yang hampir menangis itu, ditinggalkan oleh kakak'nya yang kini sedang terkunci.

"Besok pagi saja kita kembali kesana, kasihat dia kelelahan dan juga taman bermain itu bukan kawasan kuasa kita jadi kita tidka berhak" balas lelaki itu cepat menoleh kembali ke arah sosok yang kini sedang mengemudi.

"Tapi tuan muda, kan itu juga termasuk dalam genggaman devinili jadi kita bisa dengan muda memberitahu kalau mereka telah mengurung tuannya sendiri"balas pelayan nya lagi membuat mata lelaki itu memicing cepat.

"Terkadang terlalu ikut campur dalam kuasa serta kawasan bisnis orang lain itu tidak terlalu bagus, kau mengerti kan apa maksudnya?" ucapan kali ini terdengar sangat dingin dan tajam, dan oh ya jangan lupakan pandangan mata yang kelam siap membunuh siapa pun itu.

"Baik tuan muda" hanya itu balasan terakhir, mungkin ini keputusan terbaik.

pandangan Harry menatap kearah lisa dengan lembut, katakanlah dirinya egois karena sekarang mencoba memonopoli lisa seorang diri tak ingin berbagi ataupun mengembalikan lisa kepada kakaknya, serta mengambil pujaan hati sahabatnya untuk mencoba mengenal si kecil ini lebih jauh.

sebenarnya semua yang di katakan oleh floy tadi sudah benar dia tinggal memberitahu saja kepada pihak yang mengadakan kawasan taman bermain itu kalau mereka mengurung tuan mudanya sendiri, bahkan mungkin jamberapa pun saat ini tidak terlalu penting bahkan tengah malam pun Harry yakin mereka akan tetap kesana dan membuka ruangan itu.

Tapi....

Salahkan dirinya karena menjadi egois, salahkan dirinya yang mencoba memonopoli seorang diri, ya salahkan dirinya karena ingin memiliki waktu dengan lisa berdua, salahkan dirinya, biarkanlah dia menjadi egois sejenak untuk saat ini.

dia telah jatuh pada pesona gadis kecil ini pada pandangan pertama.

****************

"Bagaimana apakah kalian sudah menemukan jejak mereka?" suara cemas itu datang tanpa di pungkiri, membuat orang sangat terkejut dan juga cemas.

ini pertama kalinya mereka melihat lady mereka kehilangan kendali dan bertanya dengan wajah yang sangat cemas akan keberadaan orang yang paling penting untuk dirinya.

"maaf lady, sampai sekarang kami masih belum menemukan jejak keberadaan dua lady kecil" salah seorang penjaga yang di utus untuk menyelidiki keberadaan Lisa dan lisya pun menggeleng kuat.

gengaman jemari pada kursi mengeras ini sudah lebih dari empat bulan kedua anaknya itu menghilang, daylane sangat cemas dan takut, seluruh tubuh dengan perasaan nya di liputi rasa cemas serta menyesal dirinya merasa menyesal sudah memberikan keputusan mutlak tanpa harus menjelaskan hal tersebut sedikitpun.

"Bagaimana ini di mana keberadaan kedua anak ku saat ini" daylane yang jauh dari kata tenang kini mengigit kuku buku jarinya, dengan wajah takut dan sedih.

seluruh penghuni kediaman pun merasa sedih, lady mereka yang paling baik dan lembut, kini seperti orang lain, biasanya seorang daylane selalu dalam perasaan tenang bahkan tak terusik sedikit pun akan keadaan yang terjadi, dan kini bahkan dia sudah ketakutan seperti orang lain.

Mereka semua yang berada di sini sangat tidak menyukai sifat daylane yang sekarang, tidak ada keceriaan seperti dulu saat berdama lady lisya dan lisa.

Dan mereka berjanji harus mencari kan kedua lady tersebut agar kembali ceria seperti dulu.

"Hust, sudahlah tenang semua akan baik baik saja, mereka pasti akan ketemu" jamson segera memeluk daylane tanpa ada aba aba ataupun persetujuan darinya.

tubuh daylane tak menolak ataupun merespon, dia berkelakuan seperti orang lain, saat ini yang ada di fikiran nya adalah kedua anaknya.

"bagaimana aku bisa tenang, ini sudah empat bulan jamson, mereka masih belum di temukan bagaimana nanti kalau kita terlambat dan kalah selangkah dari lewis untuk menemukan mereka" oceh daylane cepat dalam pelukan jamson.

jamson yang mengerti akan ketakutan sang isteri hanya mampu memberikan kata tenang sesekali mengecup pelan mencoba menenangkan.

"Tenang kita pasti menemukan mereka lebih dulu" ucap jamson, hanya itu kalimat terbaik saat ini.

"Bagaimana kalau aku yang lebih dulu menemukannya" suara yang tanpa di undang itu datang dengan santai berjalan mendekat kearah daylane dan juga jamson.

mendengar suara tersebut daylane segera melepas diri dari pelukan dan memasang wajah berbeda sketika aura bangsawan pekat langsung masuk dalam tubuhnya, tak ada lagi terlihat rasa cemas sedikit pun.

saat ini yang hanya bisa di lihat hanyalah sebuah ketenangan yang sangat dingin itu.

"Apa maksudnya dari perkataan tadi young lord" suara dingin setenang lautan itu menyapa dan elegan.

"oh, santai saja my lady biar bagaimanapun kalian adalah calon keluarga mertuaku, awalnya aku ingin kesini dan menanyakan keberadaan calon istri ku" balas william cepat dan tenang memandang daylane dengan tajam.

"tapi sepertinya kita berada di dalam situasi dan hasil yang sama" raut nya pun tersenyum sebentar.

"Tapi bukan berarti ketakutan mu tadi mustahil, aku pastikan akan membuat hal itu menjadi nyata, aku yang akan menemukan mereka lebih dulu " sambung nya kagyi sebelum memutuskan untuk segera pergi meninggalkan ruangan itu dalam keadaan panas.

tepat setelah kepergian William, tubuh dan sifat anggun serta tenang milik seorang daylane tumbang seketika.

Dengan sedihnya tubuh daylane terjatuh dan terduduk meremas dadanya menangis di lantai karpet bulu tebal itu.

"Harusnya aku menjelaskan semuanya kepada mereka sebelum memutuskan sepihak" sesal daylane teramat dalam.

"ini bukans sepenuhnya salahmu, ingat kita pasti akan menemukan mereka, mereka adalah anak yang baik, pintar, serta cerdas dan pasti akan baik baik saja" jamson segera menenangkan kembali istrinya den segera membawanya beristirahat.

karena terlalu banyak fikiran, dia takut daylane akan syok.

dia tidak ingin membebani daylane terlalalu banyak urusan serta Fikrian.

biar dia yang berusaha sebisa mungkin menemukan buah hati mereka yang saat ini entah menghilang dimana, dia harus bisa menemukan keberadaan anaknya, sebelum semuanya terlambat.