Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 40 - ORANGTUA KAMI (Part 2)

Chapter 40 - ORANGTUA KAMI (Part 2)

Ya Allah Bu Willy.. Aduhh kangen aku.. Mamaku menyambut dan memeluk ibu.

Ayo masuk masuk..

Aku masih berjalan dari pagar rumahku menuju ruang tamu ketika Mama dan Ibu masuk kedalam ruang tamu rumah kami.

Lalu aku muncul dan masuk kedalam rumah.

"Ma." Aku menyapa mamaku..

Dek.. Mamaku menatapku kaget. Menatapku lekat lekat.

Dek.. Kamu...

Kak Neam pun langsung mencium tangan mama dan SUNGKEM meminta maap pada mama yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

Mama maapkan kami ya mam, maapkan kesalahan kami. Maap Neam dan Billa sudah membuat semua orangtua menjadi kecewa.

Lalu akupun mendekat pada mama, pelan-pelan aku melipat kaki hendak sungkem pada mama juga dan duduk disamping Kak Neam.

Mama pun melihat ketulusan kami, lalu menitikkan air mata.

Lalu memukul pelan pada bahu kami berdua yang sudah ada didepannya. Duhh Cah-cah nakal.. Sini tak jewer sik.. Telinga Kak Neam dan akupun dijewer pelan oleh mama.

Ini namanya kepercayaan orangtua disalahgunakan. Ya gak buk?mama meminta persetujuan Ibu. Ibupun mengangguk dan tersenyum.

Disaat itu tiba-tiba aku dengar suara Papaku memberikan salam. Rupanya Papaku pulang cepat dari kantornya.

Kami semuapun menjawab salam Papa "Waalaikumsalam."

Mendengar suara Papa, rasa-rasanya badanku lunglai, ketakutan menjalar ke semua tubuhku. Tidak membayangkan apa yang akan terjadi dengan kami.

Papa masuk melihatku dan Kak Neam duduk di atas karpet ruang tamu, Papapun bingung.

Tapi kehadiran Ibu Kak Neam mengalihkan fokus Papa pada kami berdua.

Bu Willy, sehat buk? Papa menyapa Ibu, setelah bersalaman dengan Ibu, Papa lalu duduk di sofa ruang tamu.

Alhamdulilah Pak, masih kuat makan sate kambing. Ibu pun berkelalar.

Wah-wah hebat, Tahes komes.. Saya saja sudah gak kuat buk. Bukan karena kolesterolnya, tapi karena ini gigi udah pada goyang kekanan kekiri. Papa membalas candaan Ibuk.

Pandangan papa kembali ke kami lagi.

Billa ga kangen papa Nak?diem aja daritadi. Anak manja pulang dari Australia gak bilang-bilang.

Itu Mas Neam kok duduk bawah. Duduk atas aja, Mas..

Sini dek, Papa kangen.. Papa memberi kode padaku.

Kak Neampun membantuku berdiri, dan duduk di sofa sesuai anjuran Papa.

Disitulah Papaku baru bisa dengan jelas melihat badanku yang sudah besar di bagian perut ini.. Tadi tidak terlihat karena perutku tertutup oleh baju hamilku yang mengembang ketika aku duduk.

"Dek" Papa terkejut.

Akupun berhambur ke pelukan papa.

Maapin Billa ya Pa.. Billa hamil pa. Anak Kak Neam..

Suasanapun mencekam. Papaku mendadak terdiam. Mungkin karena syok.

Lalu Kak Neam pun menghampiri Papa, Neam juga mohon ampun Pa.. Tidak bisa menjaga kepercayaan Papa, Mama dan Ibu. Telah mengecewakan semua yang ada disini. Kami mohon maapkan kami ya Pa, Ma, Buk.. Neam akan bertanggung jawab dengan penuh atas ini semua. Neam mencintai Billa sepenuh hati, mencintai bayi-bayi yang dikandung oleh Billa. Dan Neam akan menikahi Billa secepatnya.. Neam mohon Mama, Papa dan Ibuk bisa memberikan restu pada kami.

Ibuk pun membuka suara : "Papa dan Mama Billa, Saya juga mewakili Neam Kien, anak saya dan William Kien mendiang suami saya, memohon maap yang sebesar-besarnya atas apa yang terjadi pada Neam dan Billa. Saya mohon maap juga apabila sebagai orangtua tidak menjaga anak-anak dengan baik.

Papa pun akhirnya membelai rambutku ketika aku berada di pelukannya, lalu memegang bahuku untuk menegakkan badanku. Lalu menghapus air mata yang mengalir di wajahku.

Dek, taukah kamu bahwa Papa begitu menyayangimu?

Akupun mengangguk..

Tapi hal ini sangat mengecewakan bagi Papa, Dek. Papa merasakan sama seperti yang Ibu bicarakan. Kurang bisa mendidik kalian dengan benar. Tapi kesalahan kalian merupakan juga kesalahan kami sebagai orangtua yang lalai menjaga anaknya. Nada Papa terdengar serius.

Lepas daripada itu, Papa memaafkan kalian. Papa respect kalian bisa mengakui kesalahan kalian. Papa berharap kalian bisa menjadikan hal ini pelajaran untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik sesuai aturan dari Tuhan dan kelak bisa mendidik anak2 kalian lebih baik daripada kami mendidik kalian. Nasihat Papa.

Diujung sana Mama dan Ibu sudah berganti tissue berkali kali untuk menghapus air mata mereka.

Papa, Mama, Ibuk.. Saya atas nama Neam dan Billa berterimakasih atas maaf dan restu yang diberikan pada kami. Kami bersyukur dan sangat berterimakasih pada Tuhan telah memberikan Papa, Mama, Ibu dan Ayah sebagai orangtua kami. Tak bisa kami ucapkan lagi dan tak terhingga lagi perasaan kami untuk itu, Kak Neam pun tak bisa menahan harunya.

Dia sudah menyiapkan mentalnya seandainya orangtuaku tidak bisa menerima kami. Tetapi diluar dugaan, justru semua orangtua kami menerima kami dengan besar hati, memaafkan kesalahan kami dan meminta kami menjadi lebih baik daripada ini.

Dan Pa.. Ijinkan saya Neam Kien meminta ijin dan restu pada Papa sebagai wali Billa untuk menikah dengan Billa Pa. (ini lamaran kedua kali Kak Neam pada papa)

Papa Billa, Saya juga sebagai Ibu dari Neam mewakili mendiang suami saya, melamar Qabilla untuk bisa menikah dengan putra kami, Neam Kien dan Billa menjadi menantu saya.

Iya Ibu Willy dan Mas Neam, saya sebagai Wali dari Billa menerima dan mengijinkan serta memberi restu yang sebesar-besarnya untuk Putra Ibu, Neam Kien untuk menikah dengan Putri kami, Qabilla Nenna. Dan kami berharap mereka bisa melakukan pernikahan dengan segera. Melihat Perut Billa sudah besar.

Kami semua pun setuju.

Malam itu Papa pun menelepon Ustad nya dan meminta hari baik untuk kami berdua untuk menikah. Untungnya Dibulan Oktober ada tanggal baik untuk kami berdua. Tepat sebelum kelahiran jagoan-jagoan kami.

Kedua belah pihakpun setuju dengan tanggal itu. Mama dan Ibu sudah langsung berbicara berdua untuk mengatur acara pernikahan kami, catering, tempat dan semua hal didalamnya. Pernikahan Sederhana menjadi tema kita.

Malam itu Tuhan lagi-lagi memberikan Anugerah pada kami berdua, berupa RESTU ORANGTUA dan TANGGAL PERNIKAHAN..

Alhamdulillah..

.....