Garuda Lounge
Aku bergegas menuju Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta untuk naik Garuda Indonesia tujuan Perth, Australia Barat dengan penerbangan siang pukul 10.55. Aku berangkat jam 08.00 dari rumah dianter Mama dan Papa. Untungnya jalanan gak macet jadi jam 08.45 aku sudah sampai di Terminal 3. Setelah berpamitan dan minta doa restu Mama- Papa, akupun langsung menuju Garuda Lounge untuk menunggu keberangkatan.
Kak Ornald pun sampai di Garuda Lounge jam 09.00.
Tepat pukul 11.00 WIB, pesawat pun take off. Aku memanfaatkan waktu selama penerbangan dengan menonton film karena tidak bisa tidur. Aku masih memikirkan kehamilanku dan tentunya Kak Neam.
Dua film sekaligus aku tonton sampai habis, diselingi makan siang dengan menu nasi dan daging.
Setelah maraton nonton dua film, tak terasa waktu di jam tangan menunjukkan pukul 15.00 (16.00 waktu di Perth) dan pesawat sudah landing di negeri kangguru itu. Berarti, penerbangan ke Perth ini hanya memakan waktu sekitar 4 jam.
"Kayak lagi enggak ke luar negeri ya Kak", kataku.
"Iya Cil, cepet ya penerbangannya", jawab Kak Orland.
Waktu tempuh yang lebih cepat ini karena kami naik penerbangan langsung atau tanpa transit terlebih dahulu.
Tiba di Perth Airport, panas terik dengan birunya langit menyapa kami. Kondisi itu bertolak belakang dengan cuaca di Jakarta akhir-akhir ini. Dan tak lupa setibanya di Perth, kita langsung beli kartu Vodafone untuk komunikasi selama di Perth (sekitar Au $ 30 untuk masa waktu 30 hari dengan kuota 1 Gb).
Dari bandara, kami melanjutkan perjalanan ke pusat kota, tepatnya di Hay Street, sekitar 40 menit.
Perth sore itu sedang ramai karena ada Perth Festival hingga Fringe World Festival. Banyak muda-mudi hingga orangtua hilir mudik dengan berjalan kaki.
Rasanya tak sabar untuk menjelajahi Perth. Kamipun memutuskan untuk menginap di Hotel Alex, yang berada di50 James St, Perth WA 6000, Australia. Kami tinggal di kamar yang berbeda tentunya.
Kami ingin mengeksplor Pusat Kota Perth selama beberapa hari sebelum menuju ke area Edith Cowan College (ECC) Mount Lawley yang dekat dengan pusat kota Perth (5 km)
Tiba di hotel, istirahat sebentar, kita jalan menelusuri kota Perth. Kali ini kita naik free shuttle bus dalam kota. Pemerintah kota Perth menyediakan 3 rute free shuttle bus, sehingga kita dapat mengelilingi kota secara gratis. Free shuttle busnya nyaman dan tentunya bersih banget.
Setelah puas melihat-lihat pusat kota dan spot wisata seperti Swan Bell, His Majesty's Theatre, Perth Mint, melintasi northbridge, kita makan malam disekitar London Court kemudian kembali ke Hotel untuk istirahat.
Hari kedua di Perth kita menuju Fremantle naik "Fremantle Cruise". Dengan lama cruise sekitar 2 jam, kita tiba di Fremantle disambut gerimis. Karena masih gerimis, kita mampir di E-Shed Market dekat dengan tempat pemberhentian Cruise kami. Di sini kita lihat-lihat macam-macam souvenir (toko souvenir ini punya orang Indonesia, kalau pake bahasa Indonesia dikasi diskon tambahan.hehe)
Fremantle adalah pusat transportasi laut Perth (Tanjung Priuk nya Jakarta) tapi suasananya nyaman dan bersih.
Semoga suatu saat Pelabuhan di Indonesia seperti Fremantle ya Cil, Kak Orland kagum atas kebersihan Perth.
Iya Kak disini semua bersih ya..
Setelah puas mengelilingi kota Fremantle kita kembali ke Perth dengan kereta api dengan lama perjalanan hanya sekitar 30 menit lebih cepat dan jauh lebih murah dibanding dengan naik cruise.
"Yeaay bisa lebih hemat, bisa-bisa tabungan kita habis sebelum kita kuliah nih kak" tawaku riang.
Hahaha.. Iya bisa minta kiriman Mie instan 3 dus nih kita dari Indo, maklum anak kost. canda Kak Orland.
Setibanya di Perth sekitar jam 4 sore, kita mengunjungi duty free shop yg letaknya tak jauh dari hotel. Duty free shopnya gak besar tapi cukup untuk beli oleh-oleh. Tapi kita cuma lihat-lihat aja, tar aja kalau mau balik Indonesia kita wajib balik kesini lagi.
Setelah puas di jalan dan di sekitar CBD Perth, kami cari makan didekat hotel kemudian kembali ke Hotel untuk istirahat.
Hari ke 3 kita check out, dan menuju ECU Mount Lawley. kampus ECU Mt Lawley ini mudah diakses dengan transportasi umum. Sebelum kesini kita sempet mencari info masalah transportasi melalui situs web Transperth.
Transperth mengoperasikan transportasi umum termasuk bus, kereta api dan feri. Dari situs ini kita berdua jadi tahu sumber yang bagus untuk transportasi di wilayah metropolitan Perth termasuk informasi tentang jadwal, rute, dan harganya.
Dan disini, siswa secara otomatis memenuhi syarat untuk mendapatkan konsesi perjalanan dengan transportasi umum ketika secara aktif mendaftar di kelas-kelas. Transperth juga mengoperasikan bus khusus untuk membawa siswa ke dan dari kampus dinamakan "Bus Central Area Transit (CAT)" dan CAT ini gratis. Kita dapat naik dan turun sesering yang kita suka tanpa membayar ongkos.
Akhirnya, dengan menggunakan bus dan memasukkan Halte Bus 12829 kitapun sampai di pintu masuk ECU Mt Lawley. Kita langsung menuju ke Mount Lawley Student Village, karena disinilah kita akan tinggal selama 1,5 tahun kedepan selama menempuh pendidikan S2. Tetapi disini kita berdua beda apartemen. Di Apartemenku berisi wanita semua dan rata-rata berasal dari Australia dan 1 orang berasal dari Johor, Malaysia.
Entah dengan Aparteman Kak Orland.
Studen Village disini 1 (satu) apartemen memiliki lima kamar tidur, jaraknya hanya berjalan kaki singkat dari universitas. Apartemennya modern dan lengkap, dengan kamar tidur pribadi, kamar mandi, dapur besar, dan diluar ada area lounge yang luas, sehingga siswa akan memiliki banyak ruang untuk bergaul dengan teman-teman.
Fasilitas bersama di tempat, termasuk kolam renang, kafe / toko serba ada, lounge suara, perpustakaan elektronik, zona belajar dan binatu bersama. Dengan asisten residen untuk mengatur acara dan kegiatan, kita akan menemukan banyak hal yang harus dilakukan dan banyak cara untuk bertemu teman baru.
Hari pertama aku di ECC Student Village ini, ku merasakan mendapatkan aura baru.. Semoga ini awal yang baik dihidupku.
Yang sehat ya Nak.. Kita pasti kuat. Aku mengelus-elus perutku.
Masih kurang 3 hari lagi hingga aku memasuki kelas Pascasarjanaku.