Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kagami no Sekai – Pahlawan Terbuang yang Bangkit

Aurel_4476
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
203
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 Pahlawan Yang Ditolak

Ren membuka matanya dan langsung dibuat bingung. Barusan dia masih di kamarnya, duduk santai sambil main game, tapi sekarang… semuanya putih. Kosong. Kayak ruang hampa tanpa ujung.

"Hah? Gue di mana?" gumamnya.

Tiba-tiba, suara berat menggema di sekelilingnya.

"Kau, manusia dari dunia lain, telah kupanggil ke sini untuk menjadi pahlawan."

Ren menoleh dan melihat seorang pria berjubah emas duduk di atas singgasana melayang. Rambutnya bersinar keemasan, matanya tajam berwibawa, auranya kayak dewa di anime.

Ren mendesis pelan. "Wah… ini beneran isekai?"

Dewa itu tersenyum tipis. "Benar. Dunia ini dalam bahaya, dan kau telah dipilih untuk menyelamatkannya."

Ren masih agak bingung, tapi ada rasa excited juga. Dipanggil ke dunia lain? Dapat kekuatan keren? Petualangan epik? Ini kayak mimpi jadi kenyataan!

Tapi ekspresi dewa itu tiba-tiba berubah. Matanya menyipit, seolah baru sadar ada yang aneh. Dia melambaikan tangannya, dan layar transparan muncul di udara, menampilkan status Ren.

Begitu membaca isinya, dahi dewa itu mengernyit.

"...Apa-apaan ini?"

Ren melongok ke layar itu.

> Nama: Kuroki Ren

Kekuatan: Rendah

Mana: Hampir nol

Bakat sihir: Nihil

Potensi bertarung: Tidak ada

Ren berkedip. "Uh… ini kayaknya buruk?"

Dewa itu menghela napas panjang, wajahnya penuh kekecewaan. "Ini kesalahan. Seharusnya aku memanggil pahlawan yang lebih kuat. Aku tidak menyangka yang datang malah…"

Dia menatap Ren seperti sedang melihat kucing liar yang nyasar ke istana.

"...sampah."

Ren merasa ada yang menusuk harga dirinya. "Buset, kasar amat!"

"Tidak ada alasan bagiku untuk membuang sumber daya berharga demi makhluk sepertimu."

Belum sempat Ren membalas, tubuhnya tiba-tiba terasa berat. Sebuah lingkaran cahaya muncul di bawah kakinya.

"Kau tidak berguna. Jadi, lebih baik kau lenyap."

Dalam sekejap, cahaya menyelimutinya, dan sebelum sempat protes, tubuh Ren terjatuh ke dalam kegelapan tanpa dasar.

Angin dingin menampar wajah Ren saat dia jatuh ke dalam kegelapan. Rasanya seperti roller coaster tanpa sabuk pengaman—dan tanpa jalur. Dia berteriak, tapi suaranya tenggelam dalam raungan angin.

"AARRGGHH! INI SERIUSAN!?"

Dia tidak tahu berapa lama jatuh, tapi tiba-tiba… BANG!

Ren menghantam sesuatu yang keras.

"Ugh…!" Dia mengerang, merasakan seluruh tubuhnya nyeri.

Dia terbaring di atas tanah berbatu, dengan langit malam membentang di atasnya. Cahaya bulan keunguan menyinari lanskap yang asing. Bukit-bukit tandus, pepohonan hitam yang bengkok aneh, dan udara yang terasa berat.

"Dimana ini…?" gumamnya sambil duduk perlahan.

Baru saja dia mencoba berdiri, suara geraman terdengar dari belakang. Ren menoleh, dan darahnya langsung membeku.

Seekor monster raksasa berdiri beberapa meter darinya. Makhluk itu seperti serigala, tapi ukurannya sebanding dengan mobil SUV. Matanya merah menyala, taringnya panjang, dan cakarnya cukup besar untuk mencabik manusia dalam satu serangan.

"Oke… jangan panik…"

Tapi tubuhnya sudah gemetar.

Monster itu menundukkan tubuhnya, bersiap menerkam.

"JANGAN PANIK KATANYA?! MANA MUNGKIN!?"

Tanpa pikir panjang, Ren berbalik dan langsung lari sekencang-kencangnya.

Monster itu menggeram dan mulai mengejar. Setiap langkahnya menghantam tanah, menciptakan getaran kecil yang membuat Ren semakin panik.

"INI GAK ADIL! GUE BARU DATANG!"

Dia berlari ke dalam hutan, melewati akar-akar besar dan bebatuan tajam. Napasnya tersengal, jantungnya berdetak cepat, dan setiap detik terasa seperti kematian mengintai.

Tiba-tiba, kakinya tersandung akar pohon.

"Ah, sial!"

Ren terjatuh dengan keras, wajahnya hampir mencium tanah. Saat dia mencoba bangkit, bayangan besar menutupi tubuhnya.

Monster itu sudah di atasnya.

Mulut besarnya terbuka, siap mencabik Ren dalam sekali gigitan.

Ren menutup mata.

Tapi sebelum taring itu mengenainya…

ZWOOOSH!

Angin berputar dengan ganas, dan terdengar suara sesuatu menghantam tanah. Ren membuka matanya perlahan.

Monster tadi terkapar di tanah, tubuhnya terbelah oleh sesuatu yang tajam. Darah hitam merembes ke tanah, dan di depan mayatnya, berdiri seseorang.

Seorang perempuan.

Rambut panjangnya berwarna perak, matanya biru terang, dan jubah putihnya berkibar tertiup angin. Di tangannya, sebuah pedang panjang berkilauan dalam cahaya bulan.

Ren menatapnya dengan campuran kagum dan kebingungan.

Perempuan itu meliriknya sebentar, lalu berkata dengan suara tenang,

"Kau… bukan orang dari dunia ini, kan?"