Chereads / dari nol menjadi raja / Chapter 3 - bab 3

Chapter 3 - bab 3

Saat jam sekolah berakhir, Raka sengaja tidak langsung pulang. Ia duduk di bangku taman belakang sekolah, mencoba memikirkan langkah berikutnya. Jika sistem memberinya peringatan, berarti ancaman itu nyata.

Namun, siapa yang mengincarnya? Apakah dari keluarga Bram? Atau ada seseorang yang lebih berbahaya?

[Analisis Situasi Dimulai...]

Sistem mulai memproses berbagai kemungkinan berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

[Kemungkinan Terbesar: Pihak Ketiga]

Ada seseorang yang tidak terlihat di permukaan, tetapi memiliki kepentingan dalam insiden kemarin. Kemungkinan besar mereka adalah bagian dari Organisasi Bayangan yang terhubung dengan para elite kota ini.

Raka menghela napas panjang. Ini bukan sekadar urusan sekolah lagi.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat. Raka menoleh dan melihat seorang pria berambut pendek dengan seragam berbeda dari sekolahnya.

Wajahnya dingin, penuh percaya diri, dan sorot matanya tajam seolah bisa menembus isi kepala seseorang.

"Jadi, lo yang namanya Raka?" tanyanya, suaranya tenang tapi penuh tekanan.

Raka tetap duduk, tidak menunjukkan ketertarikan.

"Siapa lo?"

Pria itu tersenyum kecil. "Nama gue Arga. Gue dengar lo bikin masalah sama anak orang kaya di sini."

Raka menatapnya tajam. "Dan lo peduli karena...?"

Arga menyilangkan tangan. "Gue nggak peduli sama Bram atau keluarganya. Tapi gue tertarik sama lo."

Raka diam, membiarkan pria itu melanjutkan.

"Lo bukan orang biasa. Dalam waktu singkat, lo berubah dari anak pecundang jadi seseorang yang bisa menghancurkan Bram dan antek-anteknya. Itu nggak masuk akal," ujar Arga sambil menatapnya tajam.

Raka tetap tenang. "Apa maksud lo?"

Arga menyeringai. "Gue nggak tahu gimana caranya, tapi gue yakin lo punya sesuatu. Dan kalau lo nggak hati-hati..." Ia mendekat, suaranya lebih rendah. "Lo bakal mati sebelum lo sempat menikmati kekuatan lo."

Raka tidak bereaksi, tetapi dalam hatinya, ia mulai waspada.

[Peringatan Bahaya: Target Teridentifikasi – Arga (Level Tidak Diketahui)]

Sistem tidak bisa membaca levelnya? Itu berarti Arga jauh lebih kuat dari siapa pun yang pernah ia temui.

Raka akhirnya berdiri. "Gue nggak tahu lo siapa, dan gue nggak peduli. Kalau lo mau cari masalah, gue siap."

Arga tertawa kecil. "Santai, gue nggak di sini buat berantem. Gue cuma mau kasih peringatan..."

Ia berbalik, berjalan menjauh, lalu berhenti sejenak. "Organisasi Bayangan mulai tertarik sama lo. Kalau lo nggak hati-hati, mereka bakal menghabisi lo sebelum lo bisa berkembang lebih jauh."

Tanpa menunggu jawaban, Arga pergi meninggalkan Raka yang masih berdiri diam, mencerna kata-katanya.

[Misi Baru: Temukan Kebenaran Tentang Organisasi Bayangan]

Hadiah: 300 EXP, Skill Baru yang belum teridentifikasi.

Raka mengepalkan tangannya.

Permainan ini baru saja dimulai.

Malam itu, Raka duduk di dalam kamar kecilnya, menatap layar sistem yang melayang di depan matanya.

[Misi Baru: Temukan Kebenaran Tentang Organisasi Bayangan]

Hadiah: 300 EXP, Skill Baru yang belum teridentifikasi.

Organisasi Bayangan… Arga menyebutnya dengan cara yang membuatnya terdengar seperti ancaman nyata.

"Kalau mereka mulai tertarik padaku, itu artinya aku sudah menginjak wilayah yang salah," gumamnya.

Tapi Raka tidak takut.

Ia membuka tab statusnya.

[Status Pemain]

 Nama: Raka Pratama

 Level: 7

 Kekuatan: 14

 Kecepatan: 12

 Ketahanan: 10

 Skill:

o Langkah Hantu Lv.2 (Gerakan cepat dan sulit dilacak)

o Serangan Bayangan Lv.1 (Serangan kejutan dari titik buta)

o Tekanan Dominasi Lv.1 (Menimbulkan ketakutan pada lawan yang lebih lemah)

Dengan statistik seperti ini, ia bisa menghadapi preman biasa dengan mudah. Tapi jika yang ia hadapi adalah orang-orang dari Organisasi Bayangan, maka ia harus lebih berhati-hati.

Tiba-tiba, sistem mengeluarkan notifikasi baru.

[Pemberitahuan: Sumber Informasi Tersedia]

Lokasi: Klub Malam "Black Fang", Distrik Timur

Target: Orang dalam Organisasi Bayangan

Raka menyipitkan mata. Klub malam? Itu tempat yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Tapi kalau memang di sana ada jawaban yang ia cari, maka ia harus pergi.

Ia mengambil hoodie usangnya, mengenakannya, lalu keluar dari kamar.

---

Distrik Timur – Klub Malam Black Fang

Suasana di luar klub malam itu berbeda dari yang biasa ia lihat. Lampu-lampu neon berkedip-kedip, suara musik berdentum dari dalam, dan orang-orang dengan pakaian mewah keluar-masuk dengan wajah penuh kepuasan.

Raka tidak langsung masuk. Ia berdiri di pinggir jalan, mengamati sekeliling.

Sistem kembali memberi notifikasi.

[Analisis Area]

 Tingkat Keamanan: Sedang

 Ancaman Potensial: 3 Target Teridentifikasi

Ia mengikuti arah pandangan sistemnya dan melihat tiga pria berbadan besar berdiri di dekat pintu masuk. Mereka tampak seperti penjaga, tetapi dari cara mereka berbicara dan membawa diri, jelas mereka bukan sekadar petugas keamanan biasa.

"Kalau langsung masuk, aku pasti dihentikan," pikirnya.

Ia harus menemukan cara lain untuk masuk.

Sistem tiba-tiba menampilkan opsi baru.

[Pilihan A: Menyelinap lewat jalur belakang]

[Pilihan B: Memancing perhatian untuk membuat kekacauan]

[Pilihan C: Menyogok penjaga agar bisa masuk]

Raka tersenyum kecil. "Aku bukan tipe yang suka menyuap. Dan aku juga nggak ingin menimbulkan kekacauan... Jadi, menyelinap sepertinya pilihan terbaik."

Tanpa membuang waktu, ia berjalan ke sisi bangunan, mencari jalan masuk lain.

Permainan ini baru dimulai.

Dan ia siap untuk menghadapi apa pun yang ada di dalamnya.

Raka bergerak cepat menyusuri gang sempit di samping klub malam Black Fang. Bau sampah dan udara lembap menyeruak, tapi ia tetap fokus. Matanya mencari jalan masuk alternatif—jendela, pintu belakang, atau mungkin ventilasi.

[Skill: Langkah Hantu Lv.2 Aktif]

Gerakanmu menjadi lebih senyap dan sulit dilacak.

Dengan skill ini, langkahnya hampir tak bersuara.

Di depan, ia melihat sebuah pintu baja yang sedikit terbuka. Dari dalam terdengar suara tawa kasar dan obrolan samar. Raka mendekat dengan hati-hati, mengintip ke dalam.

Dua pria berbadan kekar sedang duduk di kursi, merokok sambil tertawa membicarakan sesuatu yang terdengar seperti transaksi ilegal.

"Bos bilang kiriman bakal datang minggu depan," kata salah satu dari mereka.

"Semoga aja nggak ada masalah kayak kemarin. Si anjing dari distrik barat bikin ribut," balas yang lain.

Raka memperhatikan sekeliling. Di belakang mereka, ada pintu lain yang kemungkinan menuju ke dalam klub.

"Sial, kalau harus melawan dua orang ini sekaligus, risikonya terlalu besar," pikirnya.

Tiba-tiba, sistem memberikan opsi baru.

[Pilihan A: Menciptakan gangguan agar mereka keluar]

[Pilihan B: Menyerang mereka secara diam-diam]

[Pilihan C: Menunggu kesempatan lebih baik]

Raka berpikir cepat. Jika ia menyerang langsung, risikonya ketahuan. Tapi jika ia menciptakan gangguan, ada kemungkinan mereka pergi dan meninggalkan jalur masuk yang lebih mudah.

Ia meraih batu kecil di dekat kakinya dan melemparkannya ke arah tong sampah di sudut gang.

BRUKK!

"Eh, apaan tuh?" salah satu pria langsung berdiri.

"Kayaknya suara dari luar. Cek dulu," kata pria satunya lagi.

Salah satu dari mereka berjalan keluar menuju gang untuk memeriksa, sementara yang lain tetap duduk, tetapi waspada.

Raka tahu ini kesempatannya.

Dengan cepat, ia melangkah ke dalam, bergerak senyap di balik bayangan.

[Skill: Serangan Bayangan Lv.1 Aktif]

Dalam satu gerakan, ia menebas tengkuk pria yang tersisa dengan sisi tangannya.

DUG!

Pria itu jatuh tak sadarkan diri tanpa sempat berteriak.

Raka langsung membuka pintu kedua dan menyelinap masuk ke dalam klub.

---

Di Dalam Black Fang

Suasana di dalam klub jauh lebih ramai daripada yang ia bayangkan. Musik berdentum keras, lampu warna-warni berkedip, dan orang-orang menikmati minuman mereka.

Raka menarik napas dalam. Sekarang, ia harus menemukan informan yang disebut sistem.

Notifikasi baru muncul.

[Target Ditemukan: Pria dengan Jas Hitam di Meja VIP]

Matanya langsung tertuju pada seorang pria berjas hitam yang duduk santai di area VIP, ditemani beberapa wanita cantik.

Raka menyipitkan mata. "Jadi, dia informannya..."

Sekarang tinggal mencari cara untuk mendekatinya tanpa menarik perhatian.

Dan ia tahu, di tempat seperti ini, segalanya bisa berubah dalam sekejap.