Chereads / dari nol menjadi raja / Chapter 5 - bab 5

Chapter 5 - bab 5

Tanpa ragu, Raka melangkah keluar dari bayangan. Ia menatap Arman dengan tenang, meskipun dalam hatinya ia menyadari betapa berbahayanya pria itu.

Para anak buah Arman langsung bereaksi, mengangkat senjata ke arahnya.

"Apa kita bunuh saja dia sekarang, Bos?" salah satu dari mereka bertanya.

Arman mengangkat tangan, memberi isyarat untuk menahan diri. "Tidak usah buru-buru. Aku ingin tahu siapa dia dan kenapa dia ada di sini."

Raka tersenyum tipis. "Cukup penasaran untuk tidak langsung menembak, ya?"

Arman terkekeh. "Aku suka orang yang punya nyali. Tapi kau harus tahu, nyali tanpa kekuatan hanya akan membawamu ke kuburan."

Sistem memberikan opsi baru.

[Pilihan A: Berpura-pura menjadi mata-mata dari kelompok lain untuk mengalihkan perhatian]

[Pilihan B: Menantang Arman untuk duel satu lawan satu]

[Pilihan C: Menggunakan Langkah Hantu Lv.2 untuk melarikan diri di tengah kekacauan]

Raka tahu bahwa jika ia menantang Arman sekarang, peluang menangnya rendah. Tapi berpura-pura menjadi mata-mata? Itu mungkin bisa membantunya mengulur waktu.

Ia memilih A.

"Aku di sini bukan musuh kalian," kata Raka santai. "Sebenarnya, aku sedang mencari informasi untuk seseorang yang ingin bekerja sama dengan kalian."

Arman menyipitkan mata. "Oh? Dan siapa orang itu?"

Raka tersenyum misterius. "Kau tahu aturan mainnya, kan? Nama hanya akan disebut jika aku yakin ini tempat yang aman untuk berbicara."

Arman terdiam sejenak. Kemudian ia tertawa kecil. "Menarik. Aku tidak tahu apakah kau pembohong ulung atau memang seseorang yang dikirim oleh orang penting."

Para anak buahnya masih tampak ragu, tapi Arman memberi isyarat agar mereka tetap tenang.

"Sebutkan alasan kenapa aku harus mempercayaimu," kata Arman.

Sistem langsung menampilkan opsi lain.

[Pilihan A: Mengarang cerita tentang transaksi ilegal besar-besaran]

[Pilihan B: Menggunakan Skill Intimidasi Lv.1 untuk membuat Arman ragu]

[Pilihan C: Mengungkap sedikit informasi tentang Reza untuk menunjukkan bahwa kau memiliki sumber yang kuat]

Raka memilih C.

"Aku sudah berbicara dengan Reza," katanya, memperhatikan ekspresi Arman. "Dan dia memberitahuku cukup banyak hal tentang operasimu di sini."

Tatapan Arman berubah dingin. "Reza, ya?"

Para anak buahnya mulai gelisah.

Sistem memberikan notifikasi.

[Efek Intimidasi Lv.1 Aktif: Arman mulai mempertimbangkan situasimu]

Arman akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku akan mendengarkan apa yang kau katakan. Tapi ingat satu hal—jika aku tahu kau hanya membuang waktuku, kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."

Raka tersenyum tipis. "Kalau begitu, ayo kita bicara bisnis."

Dengan itu, ia berhasil mendapatkan waktu lebih lama di sarang musuh.

Namun, ini baru permulaan.

Dan satu langkah salah, bisa berarti kematian.

Raka tetap menjaga ekspresinya tetap tenang, meskipun di dalam hatinya ia tahu ia sedang berjalan di atas tali tipis. Satu kesalahan kecil saja, dan ia bisa mati di tempat.

Arman duduk di kursinya, sementara anak buahnya tetap berjaga di sekeliling. Gudang tua itu kini terasa semakin menegangkan.

"Baiklah, kita bicara bisnis," kata Arman sambil mengetuk meja dengan jarinya. "Aku ingin tahu, informasi macam apa yang kau dapatkan dari Reza?"

Sistem langsung memberikan opsi baru.

[Pilihan A: Memberikan informasi samar untuk menguji reaksinya]

[Pilihan B: Mengarang cerita tentang jaringan distribusi ilegal yang lebih besar]

[Pilihan C: Mengungkap informasi yang cukup untuk membuat Arman percaya, tetapi tidak membahayakan diri sendiri]

Raka memilih C.

"Reza mengatakan bahwa operasi kalian jauh lebih besar dari yang terlihat di permukaan," kata Raka perlahan. "Aku tahu kalian tidak hanya mengendalikan pasar gelap di kota ini, tetapi juga memiliki jaringan yang lebih luas, termasuk jalur distribusi yang terhubung ke luar negeri."

Arman menyipitkan matanya. "Terus?"

Raka menatap langsung ke mata pria itu. "Dan aku tahu kalian baru saja kehilangan satu pengiriman besar minggu lalu. Itu membuat atasan kalian marah, bukan?"

Para anak buah Arman langsung menegang.

Salah satu dari mereka bahkan melangkah maju, tangannya sudah menyentuh senjata di pinggangnya.

Arman mengangkat tangan, menghentikan mereka. Ia menatap Raka dengan penuh ketertarikan.

"Menarik…" gumamnya. "Kau punya informasi yang cukup akurat. Tapi aku masih belum yakin apakah aku harus mempercayaimu atau langsung membunuhmu di sini."

Sistem memberikan notifikasi.

[Efek Intimidasi Lv.1 Aktif: Arman mulai ragu untuk langsung mengambil tindakan]

Raka tersenyum tipis. "Kalau kau membunuhku sekarang, kau tidak akan pernah tahu siapa yang memberiku informasi ini.

Dan kau tahu sendiri, dalam dunia bisnis ini, informasi lebih berharga daripada nyawa."

Arman mengamati Raka dalam diam, lalu tertawa pelan.

"Ha! Anak ini menarik," katanya. "Baiklah, aku akan memberimu kesempatan."

Ia mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Buktikan bahwa kau berguna. Aku punya satu pekerjaan untukmu. Jika kau bisa menyelesaikannya, aku akan mempertimbangkan untuk bekerja sama denganmu."

Sistem langsung memberikan misi baru.

[Misi Baru: Selesaikan Misi dari Arman]

Deskripsi: Arman memberikan tugas kepadamu. Selesaikan atau hadapi konsekuensinya.

Hadiah: 1000 EXP, Skill Baru Terbuka

Raka menahan napas.

Pertanyaannya sekarang, tugas macam apa yang akan diberikan Arman?

Dan apakah ia bisa menyelesaikannya tanpa masuk ke dalam jebakan?

Arman menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap Raka dengan senyum tipis.

"Ada seseorang yang membuat masalah untuk kami," katanya. "Seorang pedagang informasi bernama Dimas. Dia tahu terlalu banyak dan mulai menjual informasi ke pihak lain. Aku ingin kau menanganinya."

Raka tetap tenang meskipun hatinya mulai mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

[Pilihan A: Menerima tugas tanpa bertanya lebih lanjut]

[Pilihan B: Meminta informasi lebih lanjut tentang target]

[Pilihan C: Menolak dengan alasan tugas ini tidak masuk akal]

Raka memilih B.

"Siapa Dimas ini?" tanyanya. "Dan seberapa berbahaya dia?"

Arman tersenyum. "Bukan petarung, hanya seorang informan licik. Tapi dia punya koneksi dengan beberapa kelompok berbahaya. Jika kau tidak hati-hati, bisa saja kau malah masuk ke dalam masalah yang lebih besar."

Sistem memberikan pembaruan misi.

[Misi Diperbarui: Temukan dan Tangani Dimas]

Pilihan Penyelesaian: Bunuh atau buat dia menghilang dari kota ini

Hadiah: 1000 EXP, Skill Acak dari Sistem

"Baiklah," kata Raka. "Di mana aku bisa menemukannya?"

"Dia sering terlihat di sebuah bar di Distrik Timur," kata Arman. "Tapi hati-hati… aku tidak ingin masalah lebih besar hanya karena kau ceroboh."

Raka mengangguk. Tanpa membuang waktu, ia keluar dari gudang dan menuju Distrik Timur.

Saat melangkah di jalanan malam yang sepi, pikirannya penuh pertimbangan.

Apakah ia benar-benar akan menyingkirkan Dimas? Atau ada cara lain untuk menyelesaikan misi ini tanpa menumpahkan darah?

Satu hal yang pasti—ia harus bertindak cepat dan hati-hati.

Raka berjalan menyusuri gang-gang sempit Distrik Timur, tempat yang dipenuhi orang-orang yang lebih suka berbisnis dalam bayangan. Lampu-lampu jalan berkedip redup, sementara beberapa pria mabuk terduduk di pinggir jalan, tertawa dengan botol di tangan.

Sistem memberikan notifikasi.

[Target Ditemukan: Dimas "Si Penjual Rahasia"]

Lokasi: Bar "Black Raven", Distrik Timur

Tingkat Bahaya: Sedang

Raka menyesuaikan tudung jaketnya, lalu masuk ke dalam bar dengan langkah tenang. Musik jazz pelan mengalun di dalam, menciptakan suasana yang kontras dengan hiruk-pikuk dunia luar.

Mata Raka menyapu ruangan, mencari sosok yang sesuai dengan deskripsi dari sistem.

Dan di sudut ruangan, seorang pria berusia sekitar 40-an duduk dengan santai, mengenakan jas yang sudah lusuh namun tetap terlihat mahal. Dia memegang gelas whisky sambil berbicara dengan seseorang di sebelahnya.

[Pilihan A: Langsung menghampiri Dimas dan mengonfrontasinya]

[Pilihan B: Mengawasi dari jauh dan mencari tahu lebih banyak]

[Pilihan C: Menggunakan intimidasi dengan menunjukkan bahwa Arman menginginkan kepalanya]

Raka memilih B.

Ia duduk di meja kosong tak jauh dari tempat Dimas, memesan minuman sekadar untuk tidak mencurigakan. Sementara itu, telinganya fokus pada percakapan Dimas.

"Dengar, aku tidak bisa terus-menerus memberikan informasi kalau bayarannya serendah ini," kata Dimas pada pria di sebelahnya. "Aku punya informasi tentang transaksi besar Arman minggu depan. Kau tahu berapa nilai barang yang akan dia bawa?"

Pria di sebelahnya menyipitkan mata.

"Seberapa besar?"

Dimas meneguk minumannya sebelum menyeringai. "Cukup besar untuk membuat siapa pun yang punya nyali bisa menjatuhkannya dalam satu pukulan."

Sistem langsung memberikan notifikasi.

[Informasi Penting Ditemukan: Dimas Berniat Menjual Informasi Arman ke Pihak Lain]

Raka menyadari ini kesempatan emas. Jika ia bisa mendapatkan informasi yang Dimas miliki, mungkin ia bisa menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dengan Arman.

Namun sebelum ia bisa memutuskan langkah selanjutnya, Dimas tiba-tiba menoleh ke arahnya.

Mata mereka bertemu.

"Hei, aku kenal kau?" tanya Dimas dengan nada curiga.

Sial.

Sekarang, Raka harus berpikir cepat.