Tanpa ragu, Raka memilih C.
Ia melirik ke sekitar, mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengalihkan perhatian. Pandangannya tertuju pada rak besi yang penuh dengan suku cadang tua di dekat pintu masuk.
Dengan gerakan cepat, ia menendang salah satu tiang penyangga rak itu.
Brakkk!
Rak besi roboh, menimbulkan suara berdebum yang keras dan menyebabkan suku cadang berhamburan ke lantai.
Sejenak, para pria bersenjata itu terkejut dan mundur untuk menghindari benda-benda yang jatuh.
"SEKARANG, DIMAS!"
Dimas tak membuang waktu. Ia langsung berlari menuju jendela belakang, diikuti oleh Raka.
Dor! Dor!
Suara tembakan terdengar, namun mereka berhasil menerobos keluar tepat waktu.
Tanpa melihat ke belakang, mereka berlari secepat mungkin ke gang sempit di belakang bengkel. Raka memimpin dengan Langkah Hantu Lv.3, membuatnya bisa bergerak lebih cepat dan nyaris tanpa suara.
Dimas tertinggal sedikit, napasnya tersengal. "Ke… kemana kita sekarang?"
Raka melihat ke ujung gang. Ada beberapa motor yang terparkir, milik warga sekitar.
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Mencuri salah satu motor dan kabur]
[Pilihan B: Bersembunyi di dalam salah satu rumah dan menunggu situasi mereda]
[Pilihan C: Menggunakan jalur air, melompat ke sungai kecil di dekat sana]
Raka memilih A.
Tanpa pikir panjang, ia melompati pagar kecil dan mendekati motor yang terparkir. Dengan Pembobol Kunci Lv.1, ia hanya butuh waktu beberapa detik untuk menghidupkan mesin.
"Cepat naik, Dimas!"
Dimas langsung melompat ke belakang, dan Raka memutar gas…
VROOOOM!
Motor melaju kencang meninggalkan gang sempit itu, melewati jalanan kota yang mulai lengang.
Dari kejauhan, terdengar suara pria berseru, "Mereka kabur! Kejar mereka!"
Mobil hitam mulai bergerak mengejar mereka. Lampu sorot menyala terang, memburu mereka di tengah malam.
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Menyusuri jalan utama dan mencoba menghindari kejaran dengan kecepatan]
[Pilihan B: Memasuki jalanan kecil yang lebih sulit diakses mobil]
[Pilihan C: Berhenti dan menghadapi mereka langsung]
Raka memilih B.
Ia dengan cekatan membelokkan motor ke jalanan kecil yang hanya cukup untuk kendaraan roda dua. Mobil hitam itu terpaksa berhenti di ujung gang, tak bisa mengejar mereka lebih jauh.
Namun, ini belum selesai.
Dimas masih berpegangan erat di belakang Raka. "Sekarang apa?"
Raka menatap lurus ke depan. "Kita temui Leonardo. Kita butuh aliansi."
Sistem memberikan notifikasi:
[Misi Diperbarui: Temui Leonardo Sebelum Arman Menemukan Kalian]
Raka mempercepat laju motor.
Malam masih panjang, dan pertarungan baru saja dimulai.
Raka terus memacu motor melewati jalanan sempit yang gelap, hanya mengandalkan lampu jalan yang sesekali berkedip redup. Dimas masih terengah-engah di belakang, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan mereka tidak diikuti.
"Aku harap Leonardo ini benar-benar bisa membantu," kata Dimas dengan suara setengah putus asa.
Raka tetap fokus pada jalan. "Jika dia mantan orang kepercayaan Arman, setidaknya dia punya alasan untuk bekerja sama dengan kita."
Sistem memberikan notifikasi:
[Pembaruan Misi: Leonardo terakhir terlihat di klub malam 'Black Orchid'. Temui dia sebelum Arman menemukannya.]
Raka mengerutkan kening. Klub malam? Tempat seperti itu biasanya penuh dengan orang berbahaya. Tapi tidak ada pilihan lain.
Setelah lima belas menit berkendara, mereka tiba di depan klub yang disebutkan sistem.
Bangunan bertingkat dengan lampu neon biru terang itu tampak ramai, dengan musik bass berdentum dari dalam.
Raka memarkir motor di seberang jalan. "Dimas, tetap waspada. Kita tidak tahu siapa yang ada di dalam."
Dimas mengangguk. Mereka berdua lalu masuk ke dalam klub.
Begitu mereka melangkah masuk, aroma alkohol dan asap rokok langsung menyergap hidung mereka. Lampu kelap-kelip membuat suasana semakin suram.
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Menanyakan langsung pada bartender tentang Leonardo]
[Pilihan B: Mengamati keadaan dulu sebelum bergerak]
[Pilihan C: Menggunakan sistem untuk mendeteksi lokasi Leonardo]
Raka memilih C.
[Mengaktifkan Sensor Aura Lv.2…]
Sistem langsung memberikan sorotan merah pada salah satu sudut VIP di lantai dua. Seorang pria berambut pendek dengan bekas luka di alisnya sedang duduk santai, ditemani dua wanita cantik.
[Target: Leonardo]
Raka dan Dimas langsung naik ke lantai dua. Tapi baru beberapa langkah, dua pria berbadan besar menghadang mereka.
"VIP hanya untuk tamu undangan," kata salah satu penjaga dengan suara berat.
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Bernegosiasi agar diizinkan masuk]
[Pilihan B: Menggunakan kekuatan untuk menyingkirkan penjaga]
[Pilihan C: Menggunakan trik licik untuk melewati mereka]
Raka memilih A.
Dengan tenang, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari sakunya dan menyelipkannya ke tangan salah satu penjaga.
"Kami hanya ingin bicara sebentar dengan Leonardo," katanya dengan nada santai.
Penjaga itu melirik uang di tangannya, lalu saling pandang dengan rekannya. Setelah berpikir sejenak, mereka akhirnya menyingkir.
"Jangan bikin masalah," kata salah satu dari mereka.
Raka dan Dimas melangkah masuk ke area VIP.
Leonardo menatap mereka dengan mata tajam, lalu menyeringai. "Siapa kalian? Aku tak ingat punya janji temu malam ini."
Raka menarik napas dalam. Ini adalah kesempatan mereka.
"Aku Raka. Aku punya sesuatu yang bisa membuat Arman hancur. Tapi aku butuh bantuanmu."
Leonardo mengangkat alisnya, lalu tertawa kecil. "Menarik. Duduklah. Jelaskan semuanya."
Sistem memberikan notifikasi:
[Misi Berhasil: Bertemu Leonardo!]
[Hadiah: 5000 EXP, Peningkatan Skill Negosiasi]
Namun, sebelum mereka bisa berbicara lebih jauh…
Brak!
Pintu VIP terbuka paksa.
Beberapa pria berbadan besar masuk, dan di belakang mereka, seorang pria dengan setelan rapi berdiri dengan ekspresi dingin.
Arman.
"Sial…" bisik Dimas.
Leonardo menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan senyum santai. "Kelihatannya ini akan menjadi malam yang panjang."
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Melawan mereka sekarang]
[Pilihan B: Bernegosiasi dengan Arman]
[Pilihan C: Menggunakan Leonardo sebagai perantara]
Raka harus berpikir cepat. Taruhannya nyawa.
Raka hanya butuh sedetik untuk mengambil keputusan. Ia memilih C:
Menggunakan Leonardo sebagai perantara.
Dengan tetap tenang, Raka bersandar di kursinya dan melirik Leonardo. "Sepertinya tamu tak diundang telah datang. Apa kau ingin menangani ini sendiri, atau kita bisa bicara?"
Leonardo tertawa pelan, lalu menyesap minumannya. Ia menatap Arman dengan santai. "Ah, Arman. Lama tak berjumpa. Apa kau benar-benar tak punya urusan lain selain mengganggu malamku?"
Arman tidak tersenyum. Matanya yang tajam beralih ke Raka. "Aku hanya ingin mengambil sesuatu yang bukan milikmu."
Sistem memberikan notifikasi:
[Analisis Musuh: Arman]
Level: 25
Kekuatan: Pengaruh Keluarga, Ahli Bela Diri, Kecepatan Tinggi
Ancaman: Tinggi
Saran: Hindari konfrontasi langsung. Gunakan strategi.
Raka mengerutkan kening. Level Arman jauh lebih tinggi darinya. Jika ia bertarung sekarang, peluang menang hampir nol.
Leonardo meletakkan gelasnya dan berdiri, lalu menatap Arman dengan ekspresi penuh arti. "Dengar, aku sudah keluar dari permainanmu. Aku tak peduli apa urusanmu dengan bocah ini. Tapi… jika kau berani mengacau di tempatku, aku harus meminta kompensasi besar."
Arman menatap Leonardo dengan tajam, lalu menghela napas. "Baiklah, Leonardo. Aku tak akan membuat keributan. Tapi bocah ini harus menyerahkan dokumen yang dia curi."
Dimas mencengkram tangan Raka, berbisik, "Apa yang harus kita lakukan?"
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Menyerahkan dokumen untuk sementara, lalu mencari cara lain untuk menghancurkan Arman]
[Pilihan B: Berbohong bahwa dokumen itu sudah dihancurkan]
[Pilihan C: Memancing Arman untuk membuat kesalahan]
Raka memilih B.
Dengan ekspresi datar, ia menatap Arman. "Dokumen itu sudah kuhancurkan. Tidak ada gunanya lagi kau mencariku."
Mata Arman menyipit. "Jangan berbohong padaku."
Leonardo tersenyum kecil. "Kalau memang sudah hancur, maka tak ada alasan untuk bertengkar di sini, bukan?"
Arman mengepalkan tinjunya, tampak ragu. Akhirnya, setelah beberapa detik yang menegangkan, ia mendengus. "Baiklah. Tapi ingat ini, bocah. Aku tidak akan melupakanmu."
Dengan itu, Arman berbalik dan pergi bersama anak buahnya.
Dimas menghembuskan napas lega. "Astaga… aku kira kita bakal mati tadi."
Leonardo tertawa pelan. "Kau cukup pintar, anak muda."
Raka menatap Leonardo dengan serius. "Sekarang, bisakah kita bicara tentang kesepakatan?"
Leonardo menyesap minumannya lagi sebelum menjawab. "Tentu. Aku tertarik melihat bagaimana kau akan menjatuhkan Arman."
Sistem memberikan notifikasi:
[Misi Baru: Dapatkan Kepercayaan Leonardo]
Hadiah: Informasi Rahasia, Akses ke Sumber Daya Baru, Peningkatan Koneksi
Raka tersenyum tipis. Perjalanan ini baru saja dimulai.
Leonardo menyilangkan tangan dan menatap Raka dengan tajam. "Sebelum aku membantumu, aku ingin tahu satu hal… Apa yang sebenarnya kau inginkan?"
Raka menatap balik tanpa ragu. "Aku ingin menghancurkan Arman dan semua orang yang selama ini menindasku."
Leonardo menyeringai. "Ambisi yang besar untuk seorang bocah. Tapi, apakah kau punya rencana?"
Sistem memberikan notifikasi:
[Pilihan A: Mengungkapkan rencana dengan jujur]
[Pilihan B: Menahan informasi dan hanya memberi gambaran umum]
[Pilihan C: Memutarbalikkan fakta untuk menguji Leonardo]
Raka memilih B.
Ia menarik napas pelan. "Aku punya dokumen yang bisa menjatuhkan Arman. Tapi aku butuh bantuan untuk memastikan dia tak bisa lolos.
Aku tahu kau punya jaringan dan kekuatan untuk melakukan itu."
Leonardo mengetuk jari di meja, berpikir sejenak sebelum tertawa kecil. "Kau cerdas, tidak langsung mengungkap semua informasi. Baiklah, aku tertarik. Tapi sebelum aku benar-benar percaya padamu, aku butuh bukti bahwa kau layak."
Sistem memberikan notifikasi:
[Misi Baru: Ujian Kepercayaan Leonardo]
Tugas: Mengurus salah satu anak buah Arman yang berkhianat dan ingin keluar dari kelompoknya.
Hadiah: Kepercayaan Leonardo, akses ke sumber daya lebih besar.
Dimas menatap Raka dengan waspada. "Maksudnya… mengurus bagaimana?"
Leonardo tersenyum miring. "Kau bisa membujuknya bergabung dengan kita… atau menyingkirkannya."
Raka mengepalkan tangan. Ini bukan sekadar misi biasa. Ini ujian untuk melihat seberapa jauh ia mau melangkah demi tujuannya.
Tanpa ragu, ia berkata, "Di mana aku bisa menemukannya?"
Leonardo tersenyum puas. "Aku tahu kau akan berkata begitu. Dia ada di gudang tua dekat pelabuhan. Tapi hati-hati, Arman mungkin juga mencarinya."
Sistem memberikan notifikasi:
[Waktu Terbatas: 3 Jam Sebelum Arman Menemukan Target]
Raka berdiri. "Ayo, Dimas. Kita harus bergerak cepat."
Dimas tampak ragu, tapi ia mengangguk dan mengikuti Raka keluar dari klub.
Di luar, udara malam terasa lebih dingin. Namun, Raka tahu ini hanya permulaan dari pertarungan yang lebih besar.
Sistem memberikan opsi:
[Pilihan A: Mengintai lokasi terlebih dahulu sebelum bertindak]
[Pilihan B: Langsung mendekati target dan berbicara dengannya]
[Pilihan C: Menyergap target untuk memastikan dia tak bisa melarikan diri]
Raka memilih A.
Ia dan Dimas segera menuju pelabuhan dengan langkah cepat, bersiap menghadapi apa pun yang menunggu mereka di sana.
Perjalanan ini belum berakhir. Justru baru saja dimulai.