Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 20 - Bab 20: Cahaya dan Bayangan

Chapter 20 - Bab 20: Cahaya dan Bayangan

Di atas kapal dimensi, suasana masih dipenuhi ketegangan. Meski mereka telah selamat dari serangan Nythra dan Eldritch Sovereigns, luka yang ditinggalkan bukan hanya pada tubuh, tetapi juga pada hati mereka. Luna, yang masih dalam kondisi kritis, terbaring di ruang medis. Lyra bekerja tanpa henti, memastikan bahwa peralatan medis mutakhir mereka dapat menjaga stabilitas vital Luna.

Sasuga berdiri di sisi tempat tidur Luna, diam membisu. Matanya memandangi wajah kekasihnya yang pucat, tetapi pikirannya penuh dengan kebingungan dan rasa bersalah. Energi amarah yang dilepaskannya tadi masih terasa di sekujur tubuhnya, sebuah pengingat tentang kekuatan yang telah tersegel selama ini.

Lyra akhirnya memecah keheningan. "Dia akan selamat, Sasuga. Tapi kondisinya masih sangat lemah. Luna butuh waktu untuk pulih."

Sasuga tidak menjawab. Ia hanya menggenggam tangan Luna dengan erat, merasa bahwa genggaman itu adalah satu-satunya hal yang membuatnya tetap waras. Aetherion, yang sedang menganalisis data pertempuran mereka, mendekat dengan ekspresi serius.

"Kita punya masalah lain," kata Aetherion sambil menunjukkan layar holografik. "Nexus Core di tubuhmu… berubah."

Sasuga mengalihkan pandangannya ke layar. Gambar menunjukkan fluktuasi energi besar-besaran dari Nexus Core yang terhubung dengan tubuhnya. Energi itu tidak stabil, seperti gelombang besar yang siap meledak kapan saja.

"Sepertinya, pelepasan emosimu saat melawan Nythra telah mengubah struktur Nexus Core. Jika ini dibiarkan, energinya bisa menghancurkan bukan hanya tubuhmu, tetapi juga dimensi-dimensi di sekitarnya," lanjut Aetherion.

"Jadi, apa yang harus kulakukan?" tanya Sasuga akhirnya, suaranya datar.

"Kita harus menemukan cara untuk menstabilkan Nexus Core," jawab Aetherion. "Dan satu-satunya tempat yang mungkin memiliki jawabannya adalah Eden Prime."

Sasuga mengangguk, memutuskan bahwa mereka harus kembali ke Eden Prime. Namun, Lyra segera menyela. "Kau ingin membawa Luna dalam kondisinya seperti ini? Itu terlalu berbahaya!"

"Kita tidak punya pilihan lain," balas Sasuga tegas. "Luna akan lebih aman bersamaku daripada ditinggalkan di sini tanpa perlindungan."

"Aku mengerti perasaanmu, tetapi kau tidak bisa terus memaksakan diri seperti ini," kata Lyra, nadanya penuh kekhawatiran.

Namun, sebelum perdebatan mereka berlanjut, suara lemah terdengar dari tempat tidur. "Aku akan ikut…"

Mereka semua menoleh ke arah Luna, yang perlahan membuka matanya. Meskipun tubuhnya terlihat lemah, matanya memancarkan tekad. "Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian, Sasuga."

"Luna…" Sasuga menggenggam tangannya lebih erat, tetapi tidak bisa membantah keputusan kekasihnya itu.

Perjalanan ke Eden Prime kali ini jauh lebih sulit daripada sebelumnya. Fluktuasi energi dari Nexus Core di tubuh Sasuga menciptakan gangguan yang membuat kapal mereka sulit untuk distabilkan. Lyra dan Aetherion bekerja keras untuk menjaga sistem tetap berfungsi, sementara Sasuga mencoba menenangkan energi dalam dirinya.

Namun, dalam perjalanan, mereka dihantui oleh bayangan masa lalu. Sasuga mulai mendapatkan kilasan ingatan tentang peristiwa yang telah lama ia lupakan—masa-masa sebelum ia menyegel kekuatannya, saat ia pertama kali menciptakan multiverse.

"Apa… semua ini?" gumamnya saat duduk di ruang meditasi, mencoba memahami penglihatan yang tiba-tiba muncul.

Kilasan itu menunjukkan dirinya berdiri di sebuah dunia yang sangat mirip Eden Prime, berbicara dengan sosok misterius yang mengenakan jubah emas. Sosok itu memberinya Nexus Core, tetapi juga memperingatkannya tentang harga yang harus ia bayar.

"Kau akan menjadi pelindung multiverse, tetapi kekuatan ini juga akan menjadi beban terberatmu," kata sosok itu dalam kilasan ingatannya.

Sasuga terbangun dari meditasinya dengan napas terengah-engah. "Apakah ini… bagian dari warisanku?"

Ketika mereka akhirnya tiba di Eden Prime, pemandangan yang menyambut mereka sangat berbeda dari sebelumnya. Dunia yang dulu indah dan bercahaya kini terlihat suram, dengan langit yang gelap dan tanah yang retak. Struktur istana raksasa di tengah Eden Prime kini dipenuhi retakan, memancarkan cahaya yang tampak seperti api biru.

"Ini… bukan seperti yang terakhir kali kita lihat," kata Lyra, suaranya penuh kekhawatiran.

Eryon, penjaga Eden Prime, muncul di hadapan mereka. Namun, kali ini, wajahnya terlihat tegang. "Kalian datang pada saat yang tepat. Nexus Core telah mulai bereaksi terhadap kehancuran yang disebabkan oleh Eldritch Sovereigns. Dunia ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi."

Sasuga maju, tatapannya tajam. "Katakan apa yang harus kulakukan."

Eryon memandangnya dengan serius. "Kau harus memasuki inti Eden Prime dan menyelaraskan Nexus Core-mu dengan energi inti dunia ini. Itu satu-satunya cara untuk menstabilkannya."

"Tapi itu sangat berisiko," tambahnya. "Proses itu bisa menghancurkan tubuhmu, atau bahkan jiwamu. Kau harus benar-benar yakin sebelum melakukannya."

Sasuga menoleh ke Luna, yang meskipun lemah, memberikan senyuman penuh dukungan. "Aku percaya padamu, Sasuga."

Dengan tekad yang bulat, Sasuga setuju untuk menjalani proses tersebut.

Perjalanan menuju inti Eden Prime dipenuhi rintangan. Energi liar yang memancar dari inti menciptakan makhluk-makhluk bayangan yang mencoba menghalangi jalan mereka. Sasuga, meskipun tertekan oleh ketidakstabilan Nexus Core di tubuhnya, memimpin timnya melewati setiap rintangan dengan kekuatan dan kecerdasannya.

Ketika mereka akhirnya mencapai inti, Sasuga dihadapkan pada altar besar yang mirip dengan tempat ia pertama kali menyentuh Nexus Core. Kristal besar di altar itu kini memancarkan cahaya biru terang yang terasa menembus jiwanya.

"Ini saatnya," kata Eryon.

Sasuga melangkah maju, meletakkan tangannya di atas kristal. Begitu ia melakukannya, energi dari inti mulai mengalir ke tubuhnya, menciptakan rasa sakit yang luar biasa. Namun, Sasuga tetap bertahan, mengetahui bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan semuanya.

Di tengah proses itu, bayangan Nythra muncul di kejauhan, tertawa. "Kau pikir kau bisa menyelamatkan dunia ini, Sasuga? Semua ini hanyalah awal dari kehancuran yang lebih besar."

Namun, kali ini, Sasuga tidak terpengaruh oleh ejekan Nythra. Dengan kekuatan barunya, ia bertekad untuk melindungi multiverse, apa pun yang terjadi.