Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 21 - Bab 19: Kebangkitan yang Menghancurkan

Chapter 21 - Bab 19: Kebangkitan yang Menghancurkan

Amarah Sasuga telah mencapai puncaknya. Tubuhnya memancarkan aura gelap dengan kilauan merah yang tidak hanya melampaui dimensi, tetapi juga membuat ruang sekitarnya terdistorsi. Celestial Abyss yang tadinya kokoh kini mulai runtuh akibat gelombang energi liar yang dilepaskannya.

Luna, terbaring lemah di pelukan Lyra, menatap Sasuga dengan sisa-sisa kesadaran. "Sasuga… itu bukan dirimu…" bisiknya pelan, meskipun suaranya hampir tidak terdengar di tengah ledakan yang terus mengguncang arena.

Sementara itu, pemimpin Eldritch Sovereigns, yang dikenal sebagai Nythra, berdiri tanpa rasa takut. Ia mengamati Sasuga dengan tatapan penuh minat, seperti seorang ilmuwan yang mempelajari eksperimen yang hampir sempurna. "Ini yang aku tunggu," katanya dengan suara datar namun penuh kemenangan. "Amarahmu adalah senjata paling mematikanmu, tetapi juga kelemahan terbesarmu."

Sasuga, yang kini hampir kehilangan dirinya sendiri, menyerang Nythra tanpa henti. Setiap pukulannya menciptakan ledakan energi yang cukup untuk menghancurkan dimensi kecil. Namun, Nythra dengan tenang menangkis setiap serangan, menggunakan perisai energinya yang tampaknya tak tertembus.

"Semua kekuatan itu, tetapi tanpa kendali," ejek Nythra sambil melangkah maju. "Apa gunanya kekuatan jika kau bahkan tidak tahu bagaimana mengendalikannya?"

Di sisi lain arena, Lyra dan Aetherion berjuang untuk melindungi Luna dari kekacauan yang diciptakan oleh Sasuga. Tanah di sekitar mereka terus retak, dan pecahan energi liar beterbangan seperti pecahan kaca yang mematikan.

"Aetherion, kita harus melakukan sesuatu!" teriak Lyra sambil mencoba menahan medan pelindungnya.

Aetherion, yang sibuk menganalisis data dari Nexus Core, tampak gelisah. "Energinya tidak stabil! Jika dia terus seperti ini, dia bisa menghancurkan seluruh Celestial Abyss—dan kita bersama dengannya!"

"Kita harus membuatnya sadar!" balas Lyra.

Namun, sebelum mereka bisa melakukan apa pun, salah satu robot Eldritch yang tersisa menyerang mereka. Aetherion dengan cepat menembakkan pelindung energinya, tetapi serangan itu cukup kuat untuk melempar mereka ke belakang. Luna, yang sudah terluka parah, jatuh dengan keras ke tanah, membuat Lyra semakin panik.

"Aku tidak akan membiarkan ini berakhir seperti ini!" kata Lyra dengan penuh tekad, berdiri kembali meski tubuhnya dipenuhi luka.

Sementara itu, Sasuga terus menyerang Nythra tanpa henti. Amarahnya yang tak terkendali menciptakan gelombang energi yang menghancurkan segalanya dalam jangkauan. Namun, serangannya menjadi semakin tidak terarah, dan kekuatan besar itu mulai merusak tubuhnya sendiri.

Nythra, yang masih berdiri dengan tenang, tersenyum sinis. "Aku tidak perlu mengalahkanmu, Sasuga. Kau akan menghancurkan dirimu sendiri."

Namun, tepat ketika Nythra bersiap memberikan serangan balasan, Luna yang lemah berdiri dengan sisa kekuatannya. Dengan langkah tertatih-tatih, ia mendekati Sasuga, meskipun Lyra dan Aetherion mencoba menghentikannya.

"Luna, kau tidak bisa!" teriak Lyra.

Tapi Luna hanya menoleh dan tersenyum lemah. "Aku harus melakukannya. Hanya aku yang bisa menghentikannya."

Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, Luna melangkah ke tengah-tengah kekacauan, mendekati Sasuga yang kini hampir kehilangan dirinya sendiri. Energi liar di sekitarnya hampir tidak memedulikannya, seolah-olah keberadaannya adalah satu-satunya hal yang bisa menenangkan badai itu.

"Sasuga…" panggil Luna dengan suara lembut.

Sasuga, yang matanya bersinar merah terang dan penuh amarah, berhenti sejenak. Untuk sesaat, kilatan kesadaran muncul di matanya. "Luna…?"

"Ini aku," kata Luna, meskipun tubuhnya bergetar karena energi di sekitarnya. "Ini bukan dirimu. Kembalilah. Kita membutuhkanmu… aku membutuhkanmu."

Namun, sebelum Sasuga sepenuhnya kembali sadar, Nythra melihat kesempatan untuk menyerang. Dengan gerakan cepat, ia meluncurkan serangan energi langsung ke Luna.

Lyra dan Aetherion berteriak, tetapi mereka terlalu jauh untuk menghentikan serangan itu. Luna, dengan keberanian luar biasa, tidak bergerak. Ia hanya menatap Sasuga, memohon agar dirinya kembali.

"LUNA!" teriak Sasuga dengan suara yang menggema.

Dalam sekejap, energi Sasuga meledak dengan intensitas yang bahkan lebih besar dari sebelumnya. Namun, kali ini, energi itu terasa berbeda. Amarahnya yang liar mulai terkendali, digantikan oleh kesedihan dan tekad yang mendalam.

Ia melompat ke arah Luna, menciptakan perisai energi yang melindunginya dari serangan Nythra. Serangan itu terpental, tetapi energi yang dilepaskan oleh perisai itu cukup untuk melumpuhkan Nythra sementara waktu.

Ketika debu mulai mereda, Sasuga berdiri di depan Luna, matanya kembali normal. Namun, auranya masih memancarkan kekuatan yang luar biasa.

"Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya," kata Sasuga dengan suara yang penuh ketegasan.

Nythra, yang mulai bangkit kembali, tersenyum tipis. "Akhirnya kau mengendalikannya. Tapi ini baru permulaan, Sasuga. Kau mungkin telah menyelamatkan Luna kali ini, tetapi perang ini jauh dari selesai."

Dengan satu gerakan, Nythra dan dua Eldritch Sovereigns lainnya menghilang, meninggalkan arena yang hancur.

Setelah Nythra pergi, Celestial Abyss mulai runtuh sepenuhnya. Sasuga membawa Luna kembali ke Lyra dan Aetherion, yang dengan cepat membantu mereka melarikan diri dari tempat itu.

Di kapal dimensi mereka, Luna terbaring di ruang medis, sementara Lyra dan Aetherion sibuk memulihkan energi kapal. Sasuga duduk di samping Luna, menggenggam tangannya.

"Maafkan aku, Luna," bisik Sasuga. "Aku hampir kehilangan kendali… dan hampir kehilanganmu."

Luna membuka matanya perlahan, tersenyum lembut. "Kau tidak kehilangan dirimu, Sasuga. Kau kembali… karena kau tahu siapa dirimu sebenarnya."

Kata-kata itu memberikan harapan baru bagi Sasuga. Ia tahu bahwa perjalanannya masih panjang, tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa ia tidak sendirian.

Di kejauhan, Nythra dan para Eldritch Sovereigns mengawasi mereka dari dimensi lain. "Ini baru permulaan," kata Nythra. "Sang Infinite Sovereign akhirnya terbangun. Tapi mari kita lihat berapa lama dia bisa bertahan sebelum kekuatannya menghancurkannya."