Sasuga berdiri terengah-engah di tengah reruntuhan Eden Prime, tubuhnya hampir tak mampu menahan sisa-sisa energi dari pertempuran terakhir. Keadaannya tampak begitu rapuh, keringat mengucur deras dari tubuhnya yang masih memancarkan sisa-sisa kekuatan besar yang ia lepaskan. Setiap langkah terasa berat, dan setiap hembusan napasnya membawa rasa kelelahan yang tak terkendali.
Luna, yang juga kelelahan namun tetap tegar, berjalan mendekat. "Sasuga, kita sudah hampir selesai. Kita hanya perlu mengalahkan satu ancaman terakhir. Kau pasti bisa."
Namun, di dalam diri Sasuga, ada sebuah perasaan yang lebih gelap. Meskipun dia telah mengalahkan Eldritch Sovereigns dan robot-robot mereka, ada sesuatu yang mengganjal. Perasaan bahwa ancaman sesungguhnya masih ada. Sesuatu yang lebih besar, lebih gelap, dan lebih mengerikan daripada apa pun yang telah mereka hadapi.
Tiba-tiba, langit di atas mereka yang tadinya tenang berubah menjadi gelap pekat, seperti diselimuti oleh kabut hitam yang bergerak cepat. Sinar cahaya yang biasanya memancar dari Eden Prime kini terkikis habis, digantikan oleh suasana yang penuh dengan kehancuran dan ketakutan.
"Ini bukan selesai," bisik Sasuga pada dirinya sendiri.
Dengan sebuah ledakan energi yang tiba-tiba, sebuah entitas besar muncul dari dalam kegelapan. Sosok itu mengeluarkan aura kegelapan yang begitu kuat hingga membuat udara terasa sesak. Makhluk itu, yang hampir menyerupai salah satu Eldritch Sovereign namun lebih besar dan lebih mengerikan, melangkah maju.
Sasuga berusaha bangkit, tubuhnya yang hampir kelelahan memaksa dirinya untuk berdiri. Namun, saat matanya tertuju pada musuh di hadapannya, ia merasakan sebuah beban yang jauh lebih berat daripada sebelumnya. Ini bukan hanya soal pertempuran fisik—ini adalah ujian untuk jiwanya.
Sasuga mengangkat tangannya, mencoba mengakses kekuatan besar dalam dirinya. Namun, meskipun seluruh energi Nexus Core mengalir ke dalam tubuhnya, dia tahu bahwa dia belum cukup kuat. Sosok yang berdiri di hadapannya bukan hanya ancaman fisik, melainkan juga ancaman bagi esensi keberadaannya. Tanpa ia sadari, kekuatan dalam dirinya mulai bergejolak tak terkendali.
Luna melihat Sasuga dengan cemas, merasa bahwa sesuatu yang lebih buruk sedang terjadi. "Sasuga, hati-hati! Jangan biarkan dirimu jatuh ke dalam kegelapan itu!"
Namun, saat itulah sesuatu yang tak terduga terjadi.
Tiba-tiba, sebuah kilatan cahaya terang melesat ke arah Sasuga, menyelimuti dirinya sepenuhnya. Semua orang yang ada di sekitar terkejut oleh cahaya yang datang begitu tiba-tiba, memancar seperti sinar matahari yang menyinari dunia yang gelap.
"Tidak mungkin!" teriak Eldritch Sovereign yang besar itu. "Bagaimana bisa…?"
Cahaya itu semakin terang, dan di tengah kilatan yang memekakkan telinga, Sasuga merasa tubuhnya berubah. Ia merasakan seluruh sel tubuhnya terisi dengan energi yang begitu murni, begitu terang. Ia tidak hanya merasakan kekuatan baru, tetapi juga sebuah kehadiran—sebuah kehadiran yang sangat familiar, namun tak pernah ia sangka akan bertemu lagi.
Cahaya itu akhirnya surut, meninggalkan sebuah sosok di depan Sasuga yang membuatnya terkejut. Sosok itu mengenakan gaun putih yang lembut, rambutnya mengalir panjang dan berwarna hitam pekat. Meskipun wajahnya tampak lebih muda dari yang pernah ia ingat, tidak ada keraguan—itu adalah ibunya, Azura.
"Ibu?" Sasuga hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "Tapi… kau… kau telah meninggal…"
Azura tersenyum lembut, meskipun matanya memancarkan kesedihan yang dalam. "Anakku, aku tahu kau merindukanku. Aku tahu bahwa beban yang kau pikul begitu berat, tapi kau tidak pernah sendirian."
Sasuga merasa jantungnya berdebar kencang. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, namun kata-kata itu terasa sulit keluar. Ia merasa seperti terhanyut dalam kebingungannya sendiri. "Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kau sudah lama meninggal?"
Azura mengangguk, menjelaskan dengan suara yang penuh kehangatan. "Ya, aku sudah lama pergi. Namun, aku adalah bagian dari kekuatan yang lebih besar—sebuah kekuatan yang berhubungan dengan hidup dan mati, dan yang melintasi waktu. Ketika kau berjuang melawan kegelapan, aku bisa merasakan penderitaanmu, Sasuga. Aku datang untuk membantumu. Waktu dan ruang mungkin bisa terputus, namun kasih sayang kita tidak akan pernah berakhir."
Sasuga merasa sebuah aliran energi baru mengalir dalam dirinya. Ini bukan hanya kekuatan, melainkan juga kedamaian dan cinta yang begitu dalam. Seketika itu juga, energi yang sebelumnya kacau dalam tubuhnya mulai teratur, dan kekuatan besar yang mengalir melalui dirinya kini menjadi lebih terfokus, lebih terkendali.
Azura melangkah maju, mengangkat tangannya. "Aku tidak bisa berjuang di sisimu secara fisik, Sasuga. Tetapi aku bisa memberikan kekuatan ini untukmu—kekuatan yang akan mengubahmu. Kamu akan menjadi sosok yang lebih dari sekadar manusia. Kamu akan menjadi cahaya yang memusnahkan kegelapan ini."
Dengan satu isyarat lembut, Azura memberikan kekuatan terbesarnya kepada Sasuga. Cahaya terang yang memancar dari dirinya membentuk lapisan-lapisan energi yang menyelimuti tubuh Sasuga, mengubahnya menjadi sosok yang lebih besar dari sebelumnya. Tubuh Sasuga bersinar dengan cahaya yang begitu terang, bahkan lebih menyilaukan dari apapun yang pernah ia lihat sebelumnya.
Ia merasa tubuhnya berubah—kekuatan murni yang mengalir dalam dirinya sekarang menjadi satu dengan dirinya, dan ia bukan lagi manusia. Sasuga kini dipenuhi oleh cahaya terang, tubuhnya menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih terarah. Sosok barunya tidak hanya mencerminkan kekuatan besar, tetapi juga kebijaksanaan yang datang dari keberadaan ibunya yang telah lama meninggalkan dunia ini.
Eldritch Sovereign yang masih berdiri di hadapan Sasuga, kini mulai merasakan ancaman yang jauh lebih besar. "Ini tidak bisa terjadi… Kamu sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan kami!"
Namun, Sasuga yang kini berubah menjadi sosok penuh cahaya hanya tersenyum. "Tidak ada lagi tempat bagi kegelapan di dunia ini."
Dengan kekuatan baru yang melimpah, Sasuga mengangkat kedua tangannya, dan seketika itu juga, cahaya yang bersinar dari tubuhnya melesat menuju Eldritch Sovereign. Ledakan energi yang luar biasa mengguncang dunia di sekitar mereka. Kekuatan Sasuga, yang sebelumnya terisolasi dan kacau, kini berada dalam kendali penuh, menghancurkan musuh-musuhnya dengan sempurna.
Eldritch Sovereign yang mengerikan itu tidak mampu menahan serangan tersebut. Dengan satu serangan terakhir dari Sasuga, ia hancur menjadi debu, tenggelam dalam cahaya yang tak terbendung. Sasuga kini berdiri di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh musuhnya, tubuhnya masih bersinar terang, seakan tidak akan pernah padam.
Azura muncul di sampingnya, mengangkat wajahnya yang penuh kebanggaan. "Kau telah melampaui batas yang pernah kau pikirkan. Kau adalah cahaya yang membawa harapan, Sasuga."
Sasuga, dengan tubuh yang kini tidak lagi manusiawi, menatap dunia di sekelilingnya dengan penuh keyakinan. "Aku tidak akan pernah menyerah. Karena aku tahu, dalam kegelapan yang paling dalam sekalipun, selalu ada cahaya yang menuntun kita."