Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 31 - Bab 30: Cahaya di Ujung Terowongan

Chapter 31 - Bab 30: Cahaya di Ujung Terowongan

Di dalam kedalaman Eden Prime, Sasuga merasakan setiap langkah yang ia ambil menuju pusat multiverse menjadi semakin berat. Pikirannya melayang, berusaha menyeimbangkan antara harapan dan ketakutan. Seluruh perjalanan ini, yang dimulai sebagai pencarian untuk menutup celah antar dimensi, kini berubah menjadi pencarian diri yang lebih dalam. Ia tidak hanya bertarung melawan ancaman eksternal, tetapi juga melawan bayangan dalam dirinya sendiri—bayangan dari kekuatan yang ia sembunyikan, yang selama ini terpendam di dalam jiwanya.

Di sisi lain, Luna tetap setia menemani, mendampinginya dalam setiap langkah. Meskipun mereka berdua sudah melalui banyak hal bersama, kali ini, bahkan Luna merasakan ketegangan yang berbeda. Sasuga, yang dulu tampak tegar dan tak tergoyahkan, kini terlihat seperti seseorang yang sedang bergulat dengan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa di balik kekuatan yang dimiliki Sasuga, ada ketakutan yang belum sepenuhnya terungkap.

"Kita hampir sampai," kata Luna lembut, mencoba memberikan sedikit ketenangan.

Sasuga mengangguk, meskipun matanya masih menunjukkan kebingungan. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, Luna. Meskipun aku merasa lebih kuat, ada bagian dari diriku yang merasa semakin terancam. Aku tidak tahu apakah aku akan mampu menghadapinya."

Luna menatapnya dengan penuh pengertian. "Sasuga, apapun yang terjadi, kau tidak sendirian. Aku ada di sini bersamamu."

Kata-kata Luna itu sedikit banyak memberikan ketenangan. Sasuga tahu bahwa dengan dukungan Luna, ia bisa melewati apapun. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini bukan hanya tentang dirinya dan Luna. Ini adalah tentang keseluruhan multiverse—dan segala sesuatu yang telah ia perjuangkan selama ini.

Mereka akhirnya sampai di ruang utama, sebuah ruang besar yang dipenuhi dengan energi murni yang memancar dari Nexus Core, kristal besar yang berfungsi sebagai pusat dari seluruh kekuatan multiverse. Cahaya yang terpancar dari kristal itu hampir menyilaukan, dan Sasuga merasa seolah seluruh dunia berhenti bergerak.

Di tengah ruangan, Eryon, penjaga Eden Prime, berdiri menunggu dengan sikap tenang. "Sasuga, Luna," katanya, suaranya rendah namun penuh keyakinan. "Kalian telah sampai di titik ini. Inilah saatnya untuk membuka kunci kekuatanmu. Tetapi ingat, dengan kekuatan yang luar biasa datang pula tanggung jawab yang tak terbayangkan."

Sasuga menatap Eryon, merasakan ketegangan yang meningkat. "Aku siap. Aku harus siap. Ini adalah tanggung jawabku," jawabnya, meskipun hatinya penuh dengan keraguan.

Eryon mengangguk pelan dan melangkah ke arah Nexus Core. "Maka kau harus menyentuh kristal ini, Sasuga. Hanya dengan begitu, kau akan memahami sepenuhnya potensi dirimu. Namun, perhatikan—kekuatan yang akan kau serap ini bisa saja mengubahmu. Kau harus siap menghadapi segala konsekuensinya."

Sasuga menatap kristal itu dengan seksama. Ada sesuatu yang sangat kuat dan misterius tentangnya, seolah-olah ia merasakan panggilan yang tak bisa ia hindari. Ia tahu bahwa ini adalah langkah yang tak bisa dihindari. Ini adalah ujian terakhir yang harus ia hadapi, dan jika ia gagal, tidak hanya dirinya yang akan hancur, tetapi juga seluruh multiverse.

Luna mendekat dan menggenggam tangannya. "Aku tahu kau kuat, Sasuga. Tapi kau harus percaya pada dirimu sendiri. Aku percaya padamu."

Sasuga menoleh ke Luna, tersenyum tipis. "Terima kasih, Luna. Aku tidak bisa melakukannya tanpamu."

Dengan tekad yang bulat, Sasuga melangkah maju dan meletakkan tangan kanannya pada Nexus Core. Begitu ia menyentuhnya, gelombang energi yang sangat kuat menghantam tubuhnya. Cahaya putih terang menyelimuti seluruh tubuhnya, dan untuk sejenak, ia merasakan kesadaran dirinya terpecah.

Sekilas, bayangan masa lalu muncul dalam benaknya—wajah ibunya yang tersenyum penuh kasih, kenangan manis saat ia masih kecil, dan kemudian kegelapan yang datang setelah kematiannya. Semua perasaan itu seakan bercampur menjadi satu, membingungkan, namun pada saat yang sama memberi kekuatan yang luar biasa. Sasuga merasa dirinya terhubung dengan segala sesuatu, dengan seluruh multiverse, dan bahkan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Namun, di balik kekuatan itu, ada ancaman yang perlahan muncul. Ketika ia menyerap energi dari Nexus Core, Sasuga merasakan sesuatu yang mulai mengendap dalam dirinya. Kekuatan ini bukan hanya sesuatu yang memberinya kekuatan luar biasa, tetapi juga sesuatu yang dapat mengambil kendali atas dirinya. Ia bisa merasakannya—ada bagian dari dirinya yang mulai lepas, sesuatu yang lebih gelap, lebih liar, yang selama ini tersegel.

"Apa yang terjadi padaku?" Sasuga bergumam, tubuhnya mulai bergetar. "Ini... ini bukan hanya kekuatan... ini... sesuatu yang lebih."

Luna terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Sasuga. "Sasuga! Kau... kau baik-baik saja?"

Sasuga berjuang untuk tetap sadar, tetapi tubuhnya mulai dipenuhi oleh cahaya yang semakin terang. Ia merasa seperti sedang berada di ambang batas antara hidup dan mati, antara manusia dan sesuatu yang lebih besar dari itu. Tetapi di tengah kegelapan yang mulai menguasainya, suara lembut ibunya terdengar di telinganya.

"Sasuga, jangan takut. Kekuatan ini adalah bagian dari dirimu. Jangan biarkan bayangan itu menguasaimu. Kau lebih dari apa yang kau kira."

Kata-kata ibunya memberikan kedamaian yang sangat dibutuhkan Sasuga. Perlahan-lahan, ia menarik kembali kendali atas dirinya. Cahaya yang menyelimuti tubuhnya mulai mereda, dan ia kembali menemukan keseimbangannya.

"Aku... aku baik-baik saja," bisiknya, meskipun ia masih merasa kekuatan itu terus bergolak di dalam dirinya.

Eryon mengamati dengan cermat, senyum bijaksana tersungging di wajahnya. "Kau telah melewati ujian yang sangat berat, Sasuga. Kau telah membuka kunci kekuatanmu yang sejati. Namun, ingatlah bahwa kekuatan itu bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana kau menggunakannya untuk menjaga keseimbangan dan melindungi dunia ini."

Sasuga menatap Eryon dengan penuh tekad. "Aku mengerti. Aku akan menjaga keseimbangan itu. Aku akan melindungi mereka, apa pun yang terjadi."

Luna mendekat dan memeluknya erat. "Kau tidak sendirian, Sasuga. Kita akan bersama-sama menghadapi apa pun yang datang."

Dengan langkah yang lebih mantap dan penuh keyakinan, Sasuga siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Ia tahu bahwa meskipun ia telah mengakses kekuatan yang luar biasa, perjalanan ini belum berakhir. Ada banyak yang harus ia pelajari, banyak yang harus ia hadapi. Tetapi satu hal yang pasti—ia akan terus berjuang, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk multiverse yang ia cintai.