Setelah berhasil menyeimbangkan Spiral Nexus, Sasuga dan timnya melanjutkan perjalanan keluar dari dimensi misterius itu. Mereka kembali ke kapal mereka yang terparkir di luar pusaran energi, tetapi ada rasa tenang sekaligus tegang yang menyelimuti mereka. Spiral Nexus telah membuka begitu banyak misteri, namun juga meninggalkan pertanyaan yang menggantung di udara.
Di atas kapal, Lyra mengutak-atik konsolnya, mencoba memahami data yang mereka kumpulkan selama berada di Spiral Nexus. Sementara itu, Luna mendekati Sasuga yang duduk di ruang observasi, memandangi ruang kosong yang membentang di luar kaca besar.
"Kau terlihat lebih tenang sekarang," kata Luna, duduk di sampingnya.
"Aku hanya berpikir," jawab Sasuga. "Spiral Nexus memberikan kita banyak petunjuk, tetapi juga memperlihatkan betapa luasnya tanggung jawab yang harus kita pikul. Ini bukan hanya tentang Eldritch Sovereigns atau menyelamatkan multiverse. Ini tentang memahami warisan yang ditinggalkan sebelum kita."
Luna menatapnya dengan penuh perhatian. "Dan kau merasa itu terlalu berat?"
Sasuga menggeleng pelan. "Bukan berat, tapi... rumit. Aku menyadari bahwa setiap keputusan yang kita ambil, sekecil apa pun, bisa membawa dampak besar bagi dimensi-dimensi lain. Dan jika aku salah langkah, kehancuran bisa terjadi."
Luna menggenggam tangannya dengan lembut. "Kau tidak perlu melakukannya sendirian, Sasuga. Kita semua ada di sini untukmu."
Sebelum Sasuga bisa menjawab, Lyra memanggil mereka dari ruang kontrol. "Sasuga, Luna, kalian harus melihat ini!"
Ketika mereka tiba di ruang kontrol, Lyra menunjukkan sebuah transmisi yang baru saja diterima. Namun, bukan transmisi biasa. Itu adalah pesan holografik yang berasal dari masa depan, sesuatu yang bahkan Aetherion kesulitan untuk menganalisisnya.
"Pesan ini datang dari dimensi yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya," jelas Lyra. "Dan sepertinya dikirim oleh seseorang yang mengenal kita."
Hologram itu muncul, memperlihatkan seorang pria tua dengan jubah abu-abu yang tampak rapuh tetapi memancarkan aura kebijaksanaan.
"Salam kepada Sang Infinite Sovereign dan rekan-rekannya," kata pria itu dengan suara yang berat tetapi tenang. "Namaku Orik, dan aku berbicara kepada kalian dari masa depan yang jauh. Masa depan di mana multiverse berada di ambang kehancuran total."
Semua orang terdiam, menyimak setiap kata yang diucapkan pria itu.
"Waktu adalah jalur yang rumit, dan apa yang kalian lakukan saat ini akan menentukan nasib semua dimensi. Aku tidak bisa memberi tahu kalian semua detailnya, tetapi ketahuilah bahwa ada titik kritis yang harus kalian capai. Jika kalian gagal, Eldritch Sovereigns akan menguasai Nexus Core, dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka."
Orik berhenti sejenak, matanya tampak langsung menatap Sasuga.
"Sasuga, kau adalah kunci dari semua ini. Tetapi bahkan kau tidak akan cukup kuat jika kau berjalan sendirian. Harmoni yang kau ciptakan di Spiral Nexus hanyalah awal. Kau harus menemukan Nexus Fragments, kepingan-kepingan energi kuno yang tersebar di seluruh dimensi. Hanya dengan menyatukannya, kau bisa membuka potensi penuh dari Nexus Core dan melawan para Sovereigns."
Pesan itu berakhir dengan sebuah peta holografik yang menunjukkan beberapa lokasi di multiverse. Namun, peta itu hanya menampilkan fragmen-fragmen kecil, seolah-olah tidak lengkap.
Aetherion mengamati peta itu dengan penuh perhatian. "Jika ini benar, maka kita harus melakukan perjalanan ke dimensi-dimensi ini untuk menemukan Nexus Fragments. Tapi, dengan informasi yang terbatas, kita mungkin menghadapi bahaya yang tidak terduga."
Setelah diskusi singkat, mereka memutuskan untuk memulai perjalanan menuju dimensi pertama yang tertera di peta. Dimensi itu dikenal sebagai Kronos Veil, sebuah dunia yang hampir tidak pernah dijelajahi karena berada di luar jangkauan sebagian besar teknologi dimensi.
Lyra mempersiapkan kapal untuk perjalanan panjang, sementara Sasuga kembali merenungkan apa yang telah ia dengar. Luna mendekatinya lagi, kali ini dengan ekspresi lebih serius.
"Kau yakin tentang ini, Sasuga?" tanyanya.
"Aku tidak punya pilihan lain," jawab Sasuga. "Jika Nexus Fragments adalah kunci untuk menghentikan Eldritch Sovereigns, maka kita harus menemukannya, apa pun risikonya."
Namun, di dalam hatinya, Sasuga merasa ada sesuatu yang tidak terungkap dalam pesan dari Orik. Seolah-olah pria tua itu menyembunyikan sesuatu yang penting.
Ketika mereka tiba di Kronos Veil, mereka disambut oleh pemandangan yang tidak biasa. Dimensi ini tampak seperti terperangkap di dalam aliran waktu yang terus berubah. Langitnya bergerak maju dan mundur, menciptakan ilusi seperti film yang diputar berulang kali.
"Ini… sangat aneh," kata Lyra, memeriksa data di perangkatnya. "Waktu di sini tidak berjalan dengan normal. Kita harus berhati-hati."
Mereka mulai menjelajahi permukaan dimensi, yang dipenuhi dengan reruntuhan bangunan kuno. Di tengah-tengah reruntuhan, mereka menemukan sebuah kuil yang tampak seperti pusat energi dimensi itu.
Saat mereka melangkah ke dalam kuil, mereka disambut oleh makhluk penjaga yang tampak seperti campuran robot dan makhluk biologis.
"Apa tujuanmu di sini?" tanya makhluk itu dengan suara yang dalam.
"Kami mencari Nexus Fragment," jawab Sasuga tanpa ragu.
Makhluk itu menatap mereka dengan intens sebelum menjawab. "Hanya mereka yang memahami aliran waktu yang diizinkan untuk mengambil fragmen ini. Jika kalian layak, buktikan dengan melewati ujian waktu."
Tanpa peringatan, mereka ditarik ke dalam pusaran cahaya. Ketika mereka sadar, mereka menemukan diri mereka terpisah di dalam adegan-adegan masa lalu masing-masing.
Sasuga mendapati dirinya kembali ke masa kecilnya, di hari ketika ia kehilangan ibunya. Ia menyaksikan adegan itu lagi, tetapi kali ini, ia bisa melihat detail-detail yang sebelumnya terlewatkan.
Ibunya, yang tampak tenang meskipun situasi kacau, menatap langsung ke arah Sasuga muda dan berkata, "Jangan pernah lupa siapa dirimu, Sasuga. Kau memiliki kekuatan untuk melindungi, tetapi kekuatan itu tidak berarti apa-apa tanpa hati yang peduli."
Kata-kata itu menggema di benak Sasuga, memberinya keberanian untuk melangkah maju. Ia menyadari bahwa ujian ini bukan tentang kekuatan fisik, tetapi tentang menerima dan belajar dari masa lalunya.
Ketika ujian selesai, Sasuga kembali ke kuil bersama timnya. Masing-masing dari mereka terlihat berbeda, seolah-olah mereka telah melalui perjalanan emosional yang mendalam.
Makhluk penjaga itu mengangguk dengan puas. "Kalian telah membuktikan diri kalian layak."
Ia membuka sebuah ruang tersembunyi di dalam kuil, di mana Nexus Fragment pertama bersinar dengan cahaya yang luar biasa.
Sasuga mengulurkan tangannya, mengambil fragmen itu dengan hati-hati. Ketika ia menyentuhnya, ia merasakan energi yang begitu besar mengalir ke dalam dirinya, seolah-olah sebuah bagian dari teka-teki besar mulai terhubung.
"Kita baru saja memulai," kata Sasuga dengan suara tegas. "Tapi ini adalah langkah pertama menuju harmoni yang sesungguhnya."
Perjalanan mereka kini tidak lagi hanya tentang menghancurkan musuh, tetapi juga tentang menyatukan kepingan-kepingan kebenaran yang tersembunyi di seluruh multiverse.