Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 39 - Bab 39: Jejak Kebenaran di Kronos Veil

Chapter 39 - Bab 39: Jejak Kebenaran di Kronos Veil

Setelah mendapatkan Nexus Fragment pertama, suasana di dalam kapal Terra Voyager terasa sedikit lebih ringan. Namun, ada ketegangan yang masih tersisa di hati mereka. Kronos Veil, dengan keanehan aliran waktunya, meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Sasuga memandangi Nexus Fragment di tangannya, seolah mencoba memahami makna yang lebih dalam dari benda tersebut.

"Fragmen ini… rasanya seperti bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar," gumamnya.

Luna, yang duduk di dekatnya, menatapnya dengan lembut. "Itu adalah bagian dari Nexus Core, bukan? Pusat dari semua energi di multiverse."

"Ya, tapi ini lebih dari sekadar energi," jawab Sasuga, menatap cahaya yang berpendar dari fragmen itu. "Aku merasakan semacam kehendak di dalamnya. Seperti ini bukan hanya benda mati."

Aetherion memasuki ruangan dengan sebuah perangkat kecil di tangannya. "Aku sudah menganalisis fragmen ini. Energinya memang luar biasa, tetapi ada sesuatu yang menarik—seolah-olah fragmen ini memiliki ingatan."

"Ingatannya?" tanya Lyra, yang baru saja bergabung.

Aetherion mengangguk. "Ya, semacam jejak kejadian yang pernah terjadi di sekitar fragmen ini. Jika kita bisa mengakses ingatan itu, mungkin kita bisa mendapatkan petunjuk tentang lokasi fragmen berikutnya."

Mereka semua saling bertukar pandang. Ini adalah pertama kalinya mereka mendengar sesuatu seperti itu.

Dengan perangkat yang dibuat oleh Aetherion, mereka mencoba untuk mengakses ingatan yang tersimpan dalam Nexus Fragment. Ketika perangkat itu diaktifkan, ruangan menjadi gelap, dan sebuah hologram besar muncul di tengah-tengah mereka.

Hologram itu memperlihatkan pemandangan sebuah dunia yang tampak seperti hutan raksasa, dengan pepohonan yang menjulang hingga menembus langit. Di tengah hutan itu, ada sebuah kuil kuno yang tampak seperti saudara dari kuil di Kronos Veil.

"Aku mengenali tempat itu," kata Lyra tiba-tiba. "Itu adalah Sylvan Arcanis, sebuah dimensi yang dikenal sebagai Hutan Abadi. Banyak yang percaya bahwa tempat itu adalah pusat dari kehidupan alami di multiverse."

Sasuga menyipitkan matanya, mencoba memahami apa yang ia lihat. "Apakah ini berarti fragmen berikutnya ada di sana?"

"Mungkin," jawab Aetherion. "Tapi Sylvan Arcanis bukan tempat yang mudah untuk dimasuki. Energi di sana sangat kuat dan dapat memengaruhi kondisi mental kita."

"Tidak ada pilihan lain," kata Sasuga. "Kita harus pergi ke sana."

Perjalanan menuju Sylvan Arcanis memakan waktu lebih lama dari yang mereka duga. Hutan Abadi itu berada di salah satu sudut multiverse yang jarang dijelajahi. Sepanjang perjalanan, mereka mencoba mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang mungkin menanti.

"Sylvan Arcanis dikenal karena makhluk penjaganya," kata Lyra saat mereka berkumpul di ruang taktik. "Mereka disebut Sylvani, entitas yang hampir seperti roh tetapi memiliki tubuh fisik. Mereka sangat melindungi hutan itu."

"Apakah mereka berbahaya?" tanya Luna.

"Mereka tidak menyerang tanpa alasan," jawab Lyra. "Tetapi jika mereka menganggap kita ancaman, mereka tidak akan ragu untuk melawan."

Sasuga mengangguk. "Kita akan mencoba berbicara dengan mereka terlebih dahulu. Kita di sini bukan untuk menghancurkan apa pun."

Setibanya di Sylvan Arcanis, mereka langsung disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Pepohonan raksasa menjulang tinggi, dengan cahaya hijau lembut yang tampak seperti nafas hidup dari hutan itu. Angin yang berhembus membawa aroma tanah basah dan dedaunan segar, memberikan rasa damai yang aneh.

Namun, mereka segera merasakan ada sesuatu yang mengawasi mereka.

Ketika mereka melangkah lebih dalam ke hutan, makhluk-makhluk yang tampak seperti campuran manusia dan tumbuhan muncul dari balik pepohonan. Mata mereka bersinar dengan warna hijau terang, dan tubuh mereka tampak menyatu dengan alam sekitarnya.

"Sasuga, Sang Infinite Sovereign," salah satu dari mereka berkata dengan suara yang bergema, "apa yang membawamu ke tanah suci kami?"

"Kami tidak datang untuk merusak," jawab Sasuga dengan nada tenang. "Kami mencari Nexus Fragment. Salah satu fragmen itu mungkin ada di sini."

Sylvani itu tampak mempertimbangkan jawabannya sebelum berbicara lagi. "Fragmen itu memang ada di sini, tetapi ia bukan milik siapa pun. Itu adalah bagian dari siklus kehidupan hutan ini. Jika kau ingin memilikinya, kau harus membuktikan dirimu layak."

"Bagaimana caranya?" tanya Sasuga.

"Kau harus melewati Ritus Kehidupan, sebuah ujian yang menghubungkanmu dengan energi alam di hutan ini. Hanya mereka yang benar-benar memahami harmoni antara kekuatan dan kehidupan yang dapat melakukannya."

Sasuga mengangguk, menerima tantangan itu.

Sasuga dibawa ke tengah hutan, di mana ada sebuah lingkaran cahaya yang tampak seperti portal kecil. Sylvani memintanya untuk melangkah masuk ke dalam lingkaran itu.

"Ritus ini akan menguji jiwamu, bukan kekuatanmu," kata salah satu Sylvani. "Jika kau gagal, hutan ini akan menolakmu."

Tanpa ragu, Sasuga melangkah masuk.

Saat itu juga, ia merasa dirinya ditarik ke dalam dunia yang berbeda. Ia berada di tengah-tengah padang rumput yang tak berujung, dengan bunga-bunga bercahaya di sekelilingnya. Namun, tak lama kemudian, bunga-bunga itu mulai layu, dan tanah di bawah kakinya retak.

Sebuah suara muncul, bergema di seluruh ruang itu. "Kau adalah Sang Infinite Sovereign, tetapi apakah kau benar-benar memahami apa artinya melindungi kehidupan?"

Sasuga melihat ke sekeliling, mencoba menemukan sumber suara itu. "Aku tidak mengklaim diriku sempurna," jawabnya. "Tapi aku tahu bahwa setiap kehidupan adalah berharga, dan aku akan melindunginya, apa pun yang terjadi."

Tiba-tiba, sebuah sosok muncul di depannya. Itu adalah bayangan dirinya sendiri, tetapi tampak lebih gelap dan penuh amarah.

"Jika kau melindungi semuanya, bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa kau siap mengorbankan segalanya, bahkan kebahagiaanmu?" tanya bayangan itu.

Sasuga terdiam sejenak, tetapi kemudian ia menjawab dengan tegas, "Jika itu yang diperlukan, maka ya. Tapi aku juga percaya bahwa melindungi multiverse tidak berarti kehilangan diriku sendiri. Aku akan menemukan cara untuk menyeimbangkan semuanya."

Bayangan itu menghilang, dan bunga-bunga di sekelilingnya kembali bermekaran.

Ketika ia kembali ke kesadarannya, Sylvani itu menatapnya dengan kagum. "Kau telah membuktikan dirimu layak, Sang Infinite Sovereign. Nexus Fragment adalah milikmu."

Fragmen itu muncul di hadapannya, bersinar dengan cahaya yang hangat. Sasuga mengambilnya, merasakan energi yang lebih kuat daripada yang ia rasakan sebelumnya.

"Ini baru permulaan," gumamnya. "Perjalanan kita masih panjang."

Namun, di sudut pikirannya, ia tahu bahwa ujian seperti ini hanya akan menjadi semakin berat ke depannya. Dan ia harus siap untuk menghadapi semuanya.