Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 44 - Bab 43: Keputusan Terakhir

Chapter 44 - Bab 43: Keputusan Terakhir

Setelah pertarungan yang menegangkan di Void Nexus, Sasuga merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Kekuatan yang baru saja dia dapatkan—Kecepatan Cahaya—telah mengubahnya lebih dari yang dia kira. Meskipun tampaknya ia telah mengalahkan ancaman besar dari makhluk raksasa yang muncul dari kegelapan, Sasuga merasakan adanya kekosongan yang dalam. Kekuatan ini, meskipun luar biasa, bukan tanpa konsekuensi.

Saat tim Terra Nexus akhirnya mendarat di lokasi yang lebih aman setelah pertempuran tersebut, Sasuga menatap dirinya sendiri dalam cermin kapal. Cahaya yang memancar dari tubuhnya telah mereda, namun jejak-jejak energi itu masih ada, menggema di setiap sel tubuhnya. Dia bisa merasakan kecepatan itu masih ada di dalam dirinya, menunggu untuk dilepaskan kapan saja, tapi dia juga merasakan ketegangan yang aneh, seolah tubuhnya tidak lagi sepenuhnya miliknya.

Luna mendekat, melihat kecemasan di wajah Sasuga. "Apa yang kau rasakan, Sasuga? Aku tahu kau merasa ada sesuatu yang berbeda pada dirimu."

Sasuga hanya bisa mengangguk pelan, matanya terfokus pada bayangannya di cermin. "Aku merasa... lebih kuat, Luna. Tapi di saat yang sama, aku merasa seolah aku sedang kehilangan diriku sendiri."

Luna mengerti kekhawatiran Sasuga. Dia tahu bahwa setiap kali Sasuga mendapatkan kekuatan lebih besar, ia juga merasakan kehilangan sesuatu—sesuatu yang lebih dalam dari sekadar tubuh atau energi. Kekuatan itu datang dengan harga yang tinggi.

"Kecepatan cahaya itu luar biasa, Sasuga," kata Luna, "tapi aku khawatir kau akan kehilangan kendali jika terus menggunakannya tanpa memahami batasannya."

Sasuga menarik napas panjang, menyadari bahwa Luna benar. Kecepatan Cahaya itu bukan hanya soal kekuatan fisik—ini adalah kekuatan untuk merobek waktu dan ruang. Dengan kekuatan itu, dia bisa melakukan hal-hal yang bahkan tak terbayangkan sebelumnya. Namun, apakah dia benar-benar siap untuk menghadapi dampaknya?

Saat itu, Lyra datang dengan laporan. "Sasuga, ada sesuatu yang perlu kamu lihat. Kami menerima sinyal dari dimensi terluar. Ini sangat aneh. Sepertinya ada sesuatu yang baru saja muncul."

Sasuga memutar tubuhnya, berbalik menghadap layar besar yang menunjukkan peta dimensi multiverse. Sinyal yang mereka terima berasal dari suatu titik yang tak pernah mereka temui sebelumnya, bahkan dalam data lama yang sudah ada.

"Dimensi baru?" tanya Sasuga, melangkah lebih dekat ke layar.

"Aku rasa ini bukan sekadar dimensi biasa," jawab Lyra. "Energi yang terdeteksi sangat berbeda. Kami belum tahu persis apa itu, tapi ada kemungkinan ini adalah entitas yang lebih besar dari yang kita bayangkan."

Sasuga berpikir sejenak, mempertimbangkan segala sesuatu yang telah terjadi. Mereka baru saja mengalahkan Void Behemoth dan makhluk-makhluk dari Void Nexus, tetapi ancaman-ancaman baru terus bermunculan. Jika mereka tidak bertindak cepat, bisa jadi bahaya yang jauh lebih besar akan muncul.

"Kita akan menuju ke sana," kata Sasuga, suaranya tegas namun penuh kecemasan. "Kita tidak bisa membiarkan ancaman ini berkembang lebih jauh."

Tim Terra Nexus mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke dimensi terluar itu. Selama perjalanan, Sasuga tidak bisa berhenti berpikir tentang kekuatan barunya. Kecepatan Cahaya itu masih menggema di dalam dirinya. Terkadang, saat dia bergerak, dia merasa seolah-olah seluruh dunia terhenti sementara dia terus berlari tanpa henti. Kecepatannya kini jauh melampaui kemampuan manusia biasa. Namun, ia tahu bahwa semakin besar kekuatan yang ia miliki, semakin besar pula tanggung jawab yang harus ia pikul.

Di tengah perjalanan, Luna mendekatinya. "Sasuga, aku tahu ini berat. Tapi jangan lupakan siapa dirimu. Kekuatan ini memang luar biasa, tetapi kamu bukan hanya karena kekuatan itu. Kau adalah Sasuga yang selalu melindungi multiverse, tidak peduli seberapa besar ancaman yang datang."

Sasuga menatap Luna, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, ia merasakan sedikit ketenangan. Ia tahu bahwa Luna selalu ada untuknya, memberikan dukungan yang tak terhingga. Itulah yang membuatnya tetap manusia, meskipun kekuatan yang ada dalam dirinya hampir melampaui batas manusiawi.

"Terima kasih, Luna," jawab Sasuga dengan suara yang lembut. "Aku akan mengingat itu."

Namun, ketika mereka semakin dekat dengan titik sinyal yang mereka terima, suasana semakin tegang. Udara terasa berat, seolah-olah dimensi yang mereka masuki tidak menyambut kedatangan mereka dengan ramah. Mereka tiba di sebuah lokasi yang menyerupai medan perang besar—dimensi yang gelap dan sepi, namun dengan energi yang sangat kuat dan tidak bisa dipahami.

Di depan mereka, muncul sosok misterius. Makhluk itu tinggi dan kekar, dikelilingi oleh aura gelap yang membuat semua yang ada di sekitarnya terasa mati. Sosok itu memandang mereka dengan mata yang penuh kebijaksanaan namun juga ancaman yang tak terlukiskan.

"Selamat datang, Sasuga," kata makhluk itu dengan suara yang dalam dan menggema. "Aku telah menunggu kedatanganmu. Aku adalah Nexus Keeper, penjaga dari dimensi ini."

Sasuga melangkah maju, matanya penuh kewaspadaan. "Apa yang kau inginkan dariku?"

Nexus Keeper tersenyum, namun senyuman itu tampak penuh misteri. "Aku tahu tujuanmu. Kau mencari ancaman besar yang muncul dari kegelapan. Namun, kau harus memahami satu hal—ada kekuatan yang lebih besar dari yang dapat kau bayangkan. Kekuatan itu adalah keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Dan kau, Sasuga, adalah penghubungnya."

Sasuga terdiam. Ia merasa kata-kata itu membekas di dalam dirinya. "Keseimbangan antara cahaya dan kegelapan... Apa maksudmu?"

Nexus Keeper mengangkat tangannya, dan tiba-tiba dunia di sekitar mereka berubah. Segalanya terputus dari waktu dan ruang, dan mereka berada di tengah-tengah sebuah medan kosong yang tak terjamah. Di sana, Sasuga merasakan energi yang begitu besar, bahkan lebih kuat dari yang pernah dia alami sebelumnya.

"Kekuatan yang kau miliki—Kecepatan Cahaya—adalah bagian dari keseimbangan itu," kata Nexus Keeper. "Kekuatan ini bukan hanya milikmu, Sasuga. Ia adalah bagian dari semua makhluk yang pernah ada, yang pernah merasakan cahaya dan kegelapan."

Sasuga mulai merasakan perasaan yang lebih dalam—perasaan bahwa kekuatan ini bukan hanya untuk melawan, tetapi untuk melindungi. Kecepatan Cahaya bukanlah beban, tetapi sebuah jalan untuk menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan, antara kebaikan dan kejahatan.

"Tapi apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Sasuga, suara yang tegas namun penuh pertanyaan.

Nexus Keeper menatapnya dengan mata yang penuh makna. "Keputusanmu akan menentukan takdir multiverse ini, Sasuga. Gunakan kekuatan itu dengan bijaksana. Jaga keseimbangan, dan kau akan melihat dunia ini bertahan. Jika tidak, kegelapan akan menyelimuti semuanya."

Sasuga berdiri tegak, merasakan kehangatan baru dalam dirinya. Dia tahu bahwa ini adalah ujian terakhir yang harus dia hadapi—ujiannya untuk memilih antara kekuatan dan kehancuran, antara melindungi atau menghancurkan.