Setelah ujian berat di Nexus Core, Sasuga dan timnya memulai perjalanan baru menuju inti misteri yang menyelimuti multiverse. Dengan kekuatan baru yang mengalir di tubuhnya, Sasuga merasa lebih siap, tetapi juga lebih cemas. Ada sesuatu yang aneh dalam dirinya—seperti dua sisi koin yang terus bersaing untuk menguasai jiwa dan pikirannya.
Kapal dimensi mereka melaju tenang melintasi ruang antardimensi. Tidak ada pertempuran kali ini, tidak ada ancaman yang langsung menghadang. Namun, keheningan itu justru terasa seperti ancaman itu sendiri.
Luna berdiri di tepi jendela besar kapal, menatap ke luar dengan mata yang penuh pemikiran. "Apa yang kau rasakan sekarang, Sasuga?" tanyanya pelan, memecah keheningan.
Sasuga, yang sedang memeriksa peta dimensi bersama Lyra dan Aetherion, mengalihkan pandangannya ke Luna. Ia berjalan mendekatinya dan berdiri di sampingnya, menatap kekosongan yang terbentang di luar jendela.
"Aku merasa… berbeda," jawab Sasuga dengan suara berat. "Kekuatan ini seperti pedang bermata dua. Aku tahu itu bisa menyelamatkan dunia, tetapi aku juga merasa itu bisa menghancurkanku jika aku tidak berhati-hati."
Luna memiringkan kepalanya, menatap Sasuga dengan lembut. "Tapi kau bukan orang yang akan membiarkan kekuatan itu menguasaimu. Aku percaya padamu."
Sasuga tersenyum tipis. "Terima kasih, Luna. Kata-katamu selalu memberiku kekuatan."
Lyra, yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka dari kursinya, tiba-tiba menimpali. "Baiklah, kalian bisa bermesraan nanti. Sekarang kita punya masalah lain. Ada sesuatu yang aneh di koordinat berikutnya."
Aetherion memproyeksikan hologram peta dimensi di tengah ruangan. "Kami mendeteksi tanda-tanda aktivitas yang tidak biasa di dekat Dimensi Xythera. Ini adalah dimensi yang sempat menjadi pusat perdagangan multiverse sebelum perang besar. Namun, setelah kehancuran The Architect, tempat itu menjadi wilayah kosong tanpa kehidupan."
Sasuga mengerutkan kening. "Jika itu kosong, lalu apa yang menyebabkan aktivitas tersebut?"
"Itulah yang ingin kita ketahui," jawab Lyra. "Energi yang terdeteksi di sana sangat tidak stabil, seperti sesuatu yang baru saja diaktifkan. Dan… itu mirip dengan energi Eldritch Sovereigns."
Semua orang terdiam. Nama Eldritch Sovereigns masih menjadi bayangan gelap yang menggantung di atas mereka, meskipun Sasuga telah berhasil mengalahkan salah satu dari mereka.
"Kalau begitu, kita tidak punya pilihan," kata Sasuga akhirnya. "Kita harus ke sana dan melihatnya sendiri."
Perjalanan menuju Dimensi Xythera memakan waktu lebih lama dari yang mereka perkirakan. Sasuga memanfaatkan waktu itu untuk berlatih mengontrol kekuatan barunya. Ia tahu bahwa meskipun ia memiliki kekuatan luar biasa, ia belum sepenuhnya memahami cara menggunakannya dengan efisien.
Di ruang pelatihan kapal, Sasuga berdiri di tengah lingkaran energi yang dirancang khusus oleh Aetherion. Lingkaran itu membantu menyalurkan dan menyeimbangkan energi dalam tubuhnya. Luna duduk di dekat pintu, mengamati dengan penuh perhatian.
"Cobalah untuk memfokuskan energimu pada satu titik," kata Luna, memberikan saran.
Sasuga mengangguk dan menutup matanya. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Ketika ia mengangkat tangannya, cahaya terang muncul di telapak tangannya, membentuk bola energi kecil. Namun, bola itu tiba-tiba meledak, menghancurkan sebagian alat latihan di sekitarnya.
"Maaf!" Sasuga berseru, merasa frustrasi.
Luna bangkit dan mendekatinya. "Hei, tidak apa-apa. Ini semua adalah bagian dari proses. Kau hanya butuh waktu untuk memahami batasanmu."
Sasuga menghela napas panjang. "Aku hanya takut membuat kesalahan. Jika aku tidak bisa mengontrol kekuatan ini, aku bisa membahayakan semuanya, termasuk dirimu."
Luna menggenggam tangannya erat. "Kau tidak akan melukai siapa pun, Sasuga. Aku tahu itu. Jadi jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."
Percakapan mereka terhenti ketika suara Lyra terdengar melalui interkom. "Sasuga, Luna, kami hampir tiba di Xythera. Bersiaplah."
Ketika kapal mereka memasuki wilayah Xythera, pemandangan yang mereka lihat benar-benar mengejutkan. Dimensi itu, yang seharusnya kosong, kini dipenuhi oleh reruntuhan yang melayang di udara, dikelilingi oleh energi ungu yang memancar dari sebuah titik di tengahnya.
"Itu… sebuah portal," kata Lyra, suaranya penuh keheranan.
Aetherion mengangguk. "Tapi portal itu tidak stabil. Jika dibiarkan, ia bisa menghancurkan seluruh dimensi ini—dan mungkin memengaruhi dimensi lain juga."
Sasuga berdiri di depan jendela utama, matanya terpaku pada portal tersebut. "Kita harus menutupnya. Tapi kita juga harus tahu siapa yang membuatnya."
Lyra mengangguk. "Aku bisa mencoba menganalisis energinya untuk melacak asal usulnya. Tapi kita butuh waktu."
Sasuga berpaling ke Luna. "Kau tetap di sini dengan Lyra dan Aetherion. Aku akan pergi ke sana untuk menyelidiki."
Luna terkejut. "Apa? Tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri!"
Sasuga tersenyum lembut. "Luna, aku butuh kau untuk menjaga kapal ini. Jika sesuatu terjadi padaku di sana, aku ingin kau yang mengambil alih."
Meskipun berat, Luna akhirnya mengangguk. "Baiklah. Tapi hati-hati."
Dengan bantuan teknologi teleportasi kapal, Sasuga mendarat di dekat portal tersebut. Ketika ia mendekati portal itu, ia merasakan energi yang sangat kuat dan tidak stabil. Rasanya seperti energi itu mencoba menariknya masuk.
Di tengah ketegangan itu, Sasuga menemukan sesuatu yang mencurigakan—sebuah perangkat misterius yang tampaknya menjadi sumber energi portal tersebut.
"Ini pasti perangkat mereka," gumamnya.
Namun, sebelum ia sempat mendekat, sebuah suara menggema dari dalam portal. "Kau tidak seharusnya ada di sini, Sasuga."
Dari dalam portal, sebuah sosok muncul, bayangan besar dengan mata bercahaya ungu. Itu adalah salah satu Eldritch Sovereigns yang tersisa.
Sasuga merapatkan tinjunya, mempersiapkan diri untuk pertarungan yang mungkin tidak bisa ia hindari. Tetapi kali ini, ia tahu bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang kekuatan fisik—ini tentang melindungi harapan yang telah ia bangun bersama Luna dan teman-temannya.
"Aku di sini untuk menghentikanmu," kata Sasuga tegas. "Apa pun rencanamu, aku tidak akan membiarkannya berhasil."
Sosok itu hanya tertawa pelan. "Kita lihat saja, Sang Pelindung Multiverse. Kau mungkin kuat, tetapi apakah kau cukup kuat untuk melawan takdir?"
Pertarungan besar mungkin akan segera dimulai, tetapi di balik semua itu, Sasuga merasa bahwa ia semakin dekat dengan jawaban dari semua pertanyaannya. Dan ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan menyerah.