Setelah Sasuga berhasil menghancurkan satu dari dua Eldritch Sovereigns, kekuatan yang mengalir melalui tubuhnya masih terasa tak terkendali. Tubuhnya bergetar hebat, dan aura energi yang sebelumnya berwarna hitam emas kini berfluktuasi, seakan mencoba menghancurkan dirinya dari dalam. Bahkan para tim Terra Nexus yang berada di kejauhan bisa merasakannya.
Luna mendekatkan diri lebih jauh lagi, meskipun masih tampak lemah akibat serangan yang diterimanya dari robot-robot Eldritch. Dengan langkah yang tegar, meskipun tubuhnya berat, ia memegang lengan Sasuga. "Sasuga, aku tahu kau bisa mengatasinya. Jangan biarkan kekuatan ini menguasaimu."
Sasuga menatapnya, matanya yang semula dipenuhi amarah kini mulai memudar. Namun, kekuatan yang masih mengalir dalam dirinya terasa begitu besar, dan ia tahu betul bahwa jika ia tidak bisa mengendalikannya, maka tak hanya dirinya, tapi juga orang-orang yang ia cintai akan berbahaya.
"Aku… Aku hampir tidak bisa mengendalikannya, Luna," suara Sasuga terdengar serak, seolah ada dua sosok dalam dirinya yang berperang. "Kekuatan ini... sudah terlalu lama tersegel. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku melepaskannya."
Luna menggenggam tangannya lebih erat. "Kau bukan satu-satunya yang punya kekuatan besar, Sasuga. Aku percaya padamu. Kita akan menghadapinya bersama-sama."
Kata-kata Luna mengingatkan Sasuga tentang tujuannya sejak awal—melindungi multiverse dan semua yang ada di dalamnya. Dengan napas dalam, ia berusaha menenangkan dirinya. Sasuga menarik kekuatannya kembali ke dalam, mencoba menenangkan amarah yang menggebu-gebu. Namun, ia tahu, proses ini tidak akan mudah.
Di sisi lain, Eldritch Sovereign terakhir yang masih hidup mengamati dengan penuh kebencian. Ia tidak menyangka Sasuga bisa bertahan begitu lama. Makhluk itu menggerakkan tangannya, membuka portal kecil di udara, yang mengeluarkan serpihan energi gelap. Dari dalam portal itu, keluar puluhan robot dengan desain mengerikan—robot-robot yang jauh lebih besar dan lebih kuat daripada yang sebelumnya.
"Jika kau tidak bisa menghancurkanku, maka aku akan membuatmu melihat kehancuran yang sebenarnya," kata Eldritch Sovereign itu dengan suara menggelegar. "Robot-robot ini adalah ciptaan yang jauh lebih sempurna daripada apa yang kalian hadapi sebelumnya. Mereka tidak hanya fisik, mereka adalah perwujudan dari keinginan dan kehancuran. Kalian akan hancur dalam waktu singkat."
Sasuga melihat ke arah musuh yang masih bertahan. Serangan-serangan ini pasti akan datang dengan kekuatan yang sangat besar. Dalam dirinya, ia merasa semakin terdesak. Kekuatan Nexus Core yang ia serap telah mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih besar dari sebelumnya, tetapi ia takut jika itu justru akan menghancurkan dirinya.
Sasuga tahu, jika ia tidak bertindak cepat, timnya akan terjebak dalam pertempuran yang tak bisa mereka menangkan. Dia harus menyelesaikan ini segera, atau lebih banyak nyawa akan melayang. Tanpa pikir panjang, Sasuga berteriak keras, "Semua orang! Fokus pada robot-robot itu! Aku akan menghadapinya!"
Mendengar perintah itu, tim Terra Nexus yang masih berjuang dengan sisa kekuatan mereka, bergegas untuk menghadapi robot-robot yang meluncur dari portal. Lyra dan Aetherion segera mempersiapkan senjata terbaik mereka, mencoba menghentikan laju robot-robot yang terus mendekat dengan kecepatan luar biasa.
Namun, Sasuga tahu dia harus lebih dari sekadar bertarung. Ia harus mengatasi kekuatan dalam dirinya, atau semuanya akan berakhir dengan bencana. Dengan gemuruh energi yang terus mengelilinginya, Sasuga memusatkan seluruh perhatian pada jiwanya yang telah tersegel selama ini. Ia tahu, untuk mengalahkan Eldritch Sovereign terakhir, ia harus melepaskan segel tersebut sepenuhnya.
"Aku tidak punya pilihan," gumam Sasuga pada dirinya sendiri. "Aku harus membuka semuanya."
Saat itu, energi yang terkandung dalam dirinya menggelegak. Ia membuka matanya yang semula dipenuhi kabut amarah menjadi jernih, dan seketika itu juga, sebuah kekuatan yang tak terbendung mengalir melalui tubuhnya. Semua kekuatan dari Nexus Core terhubung dengan kekuatan jiwanya yang tersegel, menciptakan ledakan energi yang begitu besar, seakan langit dan bumi berpadu menjadi satu.
Luna yang berdiri tak jauh dari Sasuga bisa merasakan perubahan besar dalam diri kekasihnya. "Sasuga…" bisiknya, penuh keprihatinan.
Namun, ia tahu bahwa Sasuga tidak akan berhenti. Ini adalah ujian terakhir bagi mereka berdua. Sasuga mengangkat tangannya ke langit, dan seketika sebuah kekuatan luar biasa melesat keluar. Seluruh energi yang ada di tubuhnya menghantam Eldritch Sovereign terakhir dan robot-robot ciptaannya dengan dahsyat.
Namun, di tengah-tengah pertempuran itu, Sasuga merasa ada sesuatu yang berbeda. Meski kekuatannya telah mencapai puncaknya, perasaan kosong dan rasa takut yang lama terkubur mulai kembali muncul. Ia bisa merasakan sebuah ketegangan dalam dirinya, kekuatan yang begitu besar justru terasa semakin mengisolasi dirinya.
Di tengah kerusakan yang terus terjadi, Luna berlari ke arah Sasuga, mengabaikan ancaman yang ada di sekitarnya. Dengan segala keberanian yang ia miliki, ia berdiri di samping Sasuga, meraih tangannya yang bergetar hebat.
"Jangan biarkan dirimu terperangkap dalam kekuatan ini. Kita melawan bersama. Kau tidak perlu melakukannya sendiri," ujar Luna dengan penuh harapan.
Sasuga menatap Luna, matanya yang dulu penuh kebingungan kini mulai kembali tenang. "Aku tidak tahu berapa lama aku bisa bertahan," jawab Sasuga. "Kekuatan ini… aku takut akan kehilangan diriku sendiri."
Luna menatapnya dalam-dalam. "Aku ada di sini, Sasuga. Kau tidak akan pernah sendiri. Tidak peduli seberapa kuat musuhnya, kita akan selalu bersama."
Dengungan besar yang melibatkan energi Nexus Core dan kekuatan jiwanya yang terbebaskan mulai mereda. Sasuga mengerahkan seluruh kekuatannya dan akhirnya menghancurkan sebagian besar robot-robot yang mengancam. Namun, Eldritch Sovereign terakhir masih bertahan, meskipun ia terlihat terkejut dengan kekuatan yang baru dibangkitkan oleh Sasuga.
Namun, Sasuga tahu dia tidak boleh terlalu lama menggunakan kekuatan ini. Dengan tenang, ia mengatur napasnya, dan untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa dia bisa menaklukkan ketakutannya.
"Ini adalah waktuku untuk memutuskan, bukan hanya untuk bertarung, tetapi untuk melindungi," kata Sasuga, suaranya penuh dengan ketegasan.
Luna tersenyum lemah. "Aku percaya padamu, Sasuga. Kau adalah kekuatan yang sebenarnya, bukan hanya karena Nexus Core, tetapi karena hatimu yang ingin melindungi."
Dengan satu serangan terakhir, Sasuga menghancurkan Eldritch Sovereign terakhir, membuatnya hancur dalam ledakan besar yang mengguncang seluruh Eden Prime. Seluruh dunia seketika terdiam.
Namun, kemenangan ini bukan tanpa harga. Sasuga kini berdiri terengah-engah, lelah dan hampir kehilangan kesadaran. Luna segera mendekat, membantunya berdiri, meskipun ia sendiri masih dalam kondisi lemah.
"Kita berhasil, Sasuga," kata Luna dengan senyum penuh kelegaan.
Sasuga tersenyum tipis. "Kita berhasil. Bersama-sama."