Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 22 - Bab 21: Penyelarasan Terakhir

Chapter 22 - Bab 21: Penyelarasan Terakhir

Ketegangan terasa menebal di udara ketika Sasuga berdiri di hadapan kristal inti Eden Prime. Energi liar memancar ke sekelilingnya, menciptakan angin kencang yang menyapu ruang. Tubuhnya menggigil di bawah beban kekuatan yang begitu besar, tetapi tekad di matanya tak tergoyahkan.

Di belakangnya, Luna dan timnya memandang dengan penuh kecemasan. Luna, meski tubuhnya masih lemah, mencoba berdiri tegak untuk memberikan dukungan. "Kau bisa melakukannya, Sasuga," bisiknya dengan suara serak.

Eryon berdiri di sisi altar, memperingatkan dengan suara tenang namun tegas. "Ini adalah momen penentuan, Sasuga. Proses ini tidak hanya menyelaraskan Nexus Core-mu dengan inti Eden Prime, tetapi juga membuka potensi penuhnya. Namun, ada risiko besar: jiwamu mungkin tidak bertahan."

Sasuga menarik napas dalam-dalam, kemudian menoleh ke teman-temannya. "Jika ini adalah harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan multiverse, aku siap."

Lyra mencoba menyela, suaranya penuh emosi. "Tapi kau tidak harus melakukannya sendiri! Mungkin ada cara lain—"

"Tidak ada waktu," potong Sasuga dengan tenang. "Jika Nexus Core terus tidak stabil, itu bisa menghancurkan kita semua. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Aetherion, yang biasanya dingin dan logis, akhirnya berkata, "Kami percaya padamu, Sasuga. Tapi apa pun yang terjadi, ingatlah bahwa kau tidak sendirian."

Sasuga mengangguk singkat, lalu kembali memusatkan perhatiannya pada kristal. Dengan hati yang teguh, ia menyentuh permukaan kristal itu sekali lagi.

Saat tangannya menyentuh kristal, dunia di sekitarnya memudar. Sasuga merasa dirinya ditarik ke dalam dimensi lain, tempat kegelapan dan cahaya saling bertarung tanpa henti. Di sana, ia berdiri di tengah ruang kosong, hanya ditemani oleh gema suara-suara dari masa lalunya.

"Apa ini…?" gumamnya sambil memandang sekeliling.

Dari kegelapan, muncul sosok dirinya sendiri, tetapi dengan aura gelap yang pekat. Sosok itu tersenyum sinis. "Selamat datang di dalam jiwamu sendiri, Sang Infinite Sovereign. Ini adalah tempat di mana semua kekuatanmu tersembunyi, bersama dengan semua ketakutan dan kelemahanmu."

Sasuga menyipitkan mata, mencoba memahami situasi ini. "Kau… siapa?"

"Aku adalah bagian dirimu yang kau segel bertahun-tahun lalu," jawab sosok itu. "Amarahmu, ambisimu, dan kekuatan tanpa batas yang kau tolak karena kau takut menjadi monster."

"Jika kau adalah bagian dari diriku, maka aku akan menghadapi dan mengendalikannya," balas Sasuga dengan tegas.

Sosok itu tertawa kecil. "Kau pikir semudah itu? Untuk menyelaraskan Nexus Core, kau harus menerima semua bagian dirimu, termasuk kegelapan yang kau hindari selama ini. Jika tidak, kau akan hancur oleh kekuatan itu sendiri."

Tanpa peringatan, sosok gelap itu menyerang. Setiap pukulannya terasa seperti beban ribuan dimensi yang menghantam Sasuga. Tetapi Sasuga tidak mundur. Ia melawan dengan segala kekuatan yang dimilikinya, meskipun tubuh dan pikirannya mulai lelah.

"Kenapa kau menolak kekuatanmu sendiri?" teriak sosok itu di tengah pertarungan. "Kenapa kau terus menyiksa dirimu dengan tanggung jawab yang tidak mungkin kau tanggung sendirian?"

Sasuga berhenti sejenak, memikirkan pertanyaan itu. Dalam hatinya, ia tahu bahwa selama ini ia memang menolak sisi gelap dirinya karena takut menjadi seperti The Architect—makhluk yang kehilangan kemanusiaannya karena kekuatannya sendiri.

Namun, suara lembut Luna tiba-tiba terdengar di pikirannya. "Apa pun yang terjadi, aku percaya padamu, Sasuga. Kau bukan monster."

Mendengar itu, Sasuga merasa jiwanya dikuatkan. Ia berdiri tegak, menatap sosok gelap itu dengan keberanian yang baru ditemukan. "Aku tidak takut lagi. Kegelapanmu adalah bagian dari diriku, tetapi aku yang akan mengendalikannya."

Dengan kekuatan dan tekad baru, Sasuga akhirnya mengalahkan sosok gelap itu, tetapi bukan untuk menghancurkannya. Ia merangkul sisi gelap itu, menyatukannya dengan dirinya sendiri.

Di dunia nyata, tubuh Sasuga mulai memancarkan cahaya yang begitu terang hingga membuat semua orang di ruangan itu menutup mata mereka. Kristal inti Eden Prime menyatu dengan Nexus Core di tubuhnya, menciptakan harmoni sempurna antara energi Nexus dan jiwa Sasuga.

Ketika proses itu selesai, Sasuga membuka matanya. Mata itu kini bersinar seperti bintang, memancarkan kekuatan yang luar biasa. Aura di sekelilingnya terasa tenang tetapi sangat kuat, seperti lautan yang dalam.

Eryon memandangnya dengan penuh kekaguman. "Kau telah berhasil, Sasuga. Kau sekarang adalah Sang Infinite Sovereign yang sesungguhnya."

Namun, sebelum mereka bisa merayakan keberhasilan itu, peringatan tiba-tiba berbunyi di kapal. Lyra berteriak, "Ada pergerakan besar energi di dekat kita! Sepertinya Eldritch Sovereigns sedang mendekat!"

Sasuga memandang ke arah langit yang mulai gelap, matanya dipenuhi tekad. "Mereka datang karena mereka tahu aku telah bangkit. Aku akan menghadapi mereka."

Luna, yang meski lemah, menggenggam tangannya. "Aku bersamamu, apa pun yang terjadi."

Sasuga tersenyum lembut, lalu menatap teman-temannya. "Kita akan melindungi multiverse ini. Bersama-sama."

Di atas langit Eden Prime, portal besar terbuka, dan dari dalamnya muncul pasukan Eldritch Sovereigns yang dipimpin oleh dua makhluk raksasa yang tampak seperti dewa kehancuran. Salah satu dari mereka, dengan suara menggelegar, berkata, "Kau pikir kau bisa menantang kami, Sasuga? Kami adalah entitas yang melampaui batas keberadaanmu!"

Namun, Sasuga tidak gentar. Ia mengangkat tangannya, dan Nexus Core di tubuhnya memancarkan cahaya yang menembus kegelapan. "Aku tidak peduli seberapa kuat kalian. Selama aku hidup, aku tidak akan membiarkan kalian menghancurkan dunia ini."

Pertarungan pun dimulai, menandai awal dari konflik terbesar dalam perjalanan Sasuga sebagai pelindung multiverse. Dengan kekuatan barunya, Sasuga menunjukkan potensi sebenarnya dari Sang Infinite Sovereign, tetapi ancaman dari Eldritch Sovereigns masih jauh dari berakhir.