Chereads / CALAMITY OF DUNGEON : Bencana Kehancuran Bumi oleh Dungeon / Chapter 20 - [VOL. 1] #20 SOSOK YANG MENYERUPAI DEWA

Chapter 20 - [VOL. 1] #20 SOSOK YANG MENYERUPAI DEWA

102 D

(020) CHAPTER 20

SOSOK YANG MENYERUPAI DEWA

Setelah Selia puas melampiaskan kekesalannya kepada Noval, mereka kembali mulai bergerak.

"Baiklah, haruskah kita bergerak sekarang? ", tanya Noval dengan tujuan mereka yang akan pergi ke ngarai besar.

"Ya, aku siap kapanpun! ", jawab Leo jelas.

"Saya siap menemani Yang Mulia. ", sambung Shiro.

"Aku jugaa~ ", Ao juga ikut menyambung dengan ceria seperti biasa.

"Ya, aku juga. ", Selia menutup jawaban.

Melalui berbagai informasi yang didapat, mereka menyimpulkan bahwa kunci dari penghentian gelombang serangan monster atau bisa juga disebut Dungeon Stampede ini ada di dasar ngarai, tempat di mana Dungeon of Mana, Dungeon tempat keluarnya para monster berada. Karena Leo merupakan bekas penjelajah Dungeon itu, dialah yang akan menjadi pemandu jalan. Noval dan Selia akan menghalau para monster bersanding dengan Leo, sementara Ao dan Shiro berada di barisan paling belakang untuk membereskan monster yang lolos agar tidak pergi ke markas. Itu rencananya. Tapi sepertinya ada sedikit perubahan.

"Tuan Leoo...!! ", Tarso berteriak memanggil Leo dari kejauhan sembari berlari.

"Pak Tarso kah? Ada apa dia ke sini? ", ujar Noval sembari melihat Tarso yang tengah berlari di antara kumpulan mayat para monster di sekelilingnya.

"Shiro! ", melihat hal itu, Leo pun langsung meminta Shiro untuk segera menjemput Tarso.

Sesampainya di tempat, Tarso langsung turun dari punggung Shiro, kemudian berlutut dan berbicara, "Maaf mengganggu anda, Komandan. Keadaan darurat! ", ucapnya keras.

"Ada masalah apa, Pak Tarso? ", tanya Leo dengan memasang wajah serius.

"Markas kehabisan obat-obatan dan air bersih! Sementara banyak dari anggota yang terluka dan sakit! Kalau hal ini dibiarkan, banyak dari anggota yang akan mati! Banyak juga dari mereka yang saat ini kritis akibat serangan para monster tadi! ", ucap Tarso dengan mata yang berkaca-kaca dan nafas yang terengah-engah. "Saya.. Saya sudah tidak kuat melihat mereka Komandan! Mohon keputusan anda! ", sambungnya dengan suara yang gemetar.

Leo terdiam sementara setelah mendengar perkataan dari Tarso. Kemudia dia memukul wajahnya dengan cukup keras. Setidaknya, suara pukulan itu bisa terdengar di telinga semua orang yang ada di situ. Semua yang melihat tingkah Leo pun terkejut.

"Le-Leo? ", ujar Noval terkejut dengan tindakan Leo.

Bisa bisanya aku tak sadar akan hal penting seperti itu!! Apanya yang pemimpin!? Apanya yang melindungi semua orang!? Orang yang bahkan tidak memikirkan keadaan anggotanya, tak pantas menyandang gelar sebagai pemimpin!!], sesalnya dalam hati. Leo memasang wajah yang benar-benar kesal. Bukan kesal terhadap siapapun, dia kesal kepada dirinya sendiri.

"Ma-master~ ", Ao mencoba memanggil Leo. Namun Leo segera berbalik menghadap ke arah Selia dan Noval.

Dia menundukkan kepalanya dan kemudian berkata, "Noval, Selia, bisakah kalian pinjamkan kekuatan kalian padaku!? ", ujarnya keras. Noval dan Selia sedikit tersentak dengan ungkapan Leo itu. Dia kemudian melanjutkan perkataannya. "Aku yang saat ini, tak bisa mengatasi semuanya. Aku butuh kekuatan kalian untuk menyembuhkan semua orang. Aku mohon! Kekuatan kalian melampauiku. Dan aku juga tahu kalau kalian adalah orang yang baik! Jadi, jadi aku mohon! Tolonglah aku untuk menyembuh- ",

"Hahh... Leo Leo. ", kalimat Leo dipotong begitu saja oleh Noval. Leo berhenti berkata dan mengangkat sedikit kepalanya. Kemudian Noval melanjutkan kalimatnya. "Apa yang kau katakan? Apa kau berpikir kalau kami akan mau dimintai tolong olehmu? ", pertanyaan yang lumayan mengejutkan keluar dari mulut Noval.

"Eh? ", bahkan Selia yang mendengar itupun ikut terkejut.

"Hei Leo. Saat aku dan Selia berhasil keluar dari Dungeon, kami berdua membuat sebuah keputusan. ", ujar Noval.

"Keputusan? ", tanya Leo.

"Ya, kami berdua memutuskan untuk merubah dunia yang telah hancur ini. Dan untuk melakukannya, kami membutuhkan bantuan dari banyak orang. Dan untuk mendapatkan bantuan banyak orang, kami juga akan membantu orang-orang yang memerlukan bantuan. Jadi tanpa kau minta pun, kami pasti akan menyelamatkan semua orang yang kesulitan. ", ucapan Noval membuat semua yang tadinya terkejut, mulai memperlihatkan senyuman mereka.

Leo tertegun sejenak dengan ucapan Noval. "Haha... Seperti yang kuharapkan dari orang yang sudah aku akui. Kau dari dulu memang begitu ya. ", ucap Leo sembari menampilkan senyum diiringi air mata yang sedikit menetes.

Noval membalas senyuman Leo dengan senyuman. "Kalau begitu Selia, bisa aku menyerahkan urusan di sana kepadamu? Aku dan Leo akan mengurus Dungeon Stampede-nya. ", pinta Noval kepada Selia.

"Ya, tentu saja. ", Selia pun langsung mengiyakan permintaan itu. "Dasar Kak Noval. Jangan sering mengejutkanku dengan kalimat yang ambigu ya? ",

"Ahaha... Sepertinya aku tidak pandai dalam mengelola kata ya? ", (Noval)

"Yah.., Kak Noval memang begitu sih. ", (Selia)

Dengan begitu, Selia yang tadinya akan ikut dalam penghentian bencana monster, berubah tugas menjadi penyembuh semua orang.

"Terimakasih banyak, Selia. ", ucap Leo dengan menundukkan kepalanya lagi. "Aku akan tenang jika menyerahkannya padamu. ",

"Hentikan itu Kak Leo! Dari awal aku dan Kak Noval juga akan membantu semua orang. Kak Leo tak usah melakukan hal seperti itu. ", ucap Selia dengan wajah yang memerah.

Wajah yang saat ini dipasang Selia adalah wajah yang sangat imut. Melihat itu, Noval pun ikut tersipu dan menutupi wajahnya yang terlihat senang. "Ah.. Kamu yang paling imut Selia... ", ucapnya dengan suara lirih.

"Tenang saja, aku pasti akan menyelamatkan semua orang. ", sambung Selia dengan merubah ekspresinya menjadi senyuman yang indah.

"Ah, aku serahkan mereka padamu. ", (Leo)

Kemudian Selia dan Tarso kembali ke markas dengan terbang. Dan sama seperti sebelumnya, Tarso belum terbiasa terbang, jadi Selia membantunya menstabilkan tubuhnya.

...

...

Noval dan Leo kembali memulai percakapan setelah Selia dan Tarso pergi.

"Hei Noval. ", (Leo)

"Hm? Apa? ", (Noval)

"Apa benar Selia itu masih 10 tahun? Padahal sikapnya bahkan sudah melampauimu loh. ", (Leo)

"Yah, aku juga ragu tentang itu. Dia sangatlah imut. Dia bahkan terlihat lebih dewasa daripada kau. ", (Noval)

"Apa yang kau katakan!? Jelas-jelas aku sudah 17 tahun sekarang! Aku sudah masuk fase dewasa! ", (Leo)

"Ya, mungkin kau benar. Setelah melihat tindakanmu tadi, kau bahkan melebihi orang dewasa kebanyakan. Dari dulu, aku selalu mengagumi sifatmu yang seperti itu. ", (Noval)

"He-hei ada apa tiba-tiba seperti itu? ", (Leo)

"Tidak. Hanya saja, aku perlu meniru sikap dan sifatmu yang seperti itu. Walau kau suka sekali ikut campur dalam masalah orang lain, kau selalu akan membawa senyuman pada akhirnya. Kau takkan ragu untuk membantu, bahkan jika itu adalah orang yang terlihat jahat tampangnya, atau yang baru saja kau temui. ", (Noval)

"Hei sungguh. Kau menakutiku Noval. Berhenti sampai disitu. ", ucap Leo dengan wajah yang mulai memerah.

"Hahaha... Ngapain kau malu-malu? ", tanya Noval dengan tertawa.

"Habisnya kau mengatakan hal yang menggelikan! ", jawabnya dengan masih merasa malu. "Huuuhhh (menghembuskan nafas).. Lagian ya, Noval. ",

"Hm? ", (Noval)

"Alasan aku memiliki keberanian melakukan hal itu adalah, karena kau selalu membantuku Noval. ", (Leo)

"Eh? Apa? Apa kau berniat membalas ucapanku? ", (Noval)

"Seperti yang kau katakan tadi. Aku adalah orang yang suka masuk campur urusan orang lain. Tapi tawa di akhir itu, justru malah berkat kau yang bersedia membantuku menyelesaikan masalah itu. Saat bersamamu, aku takkan meragu dengan keputusanku, karena kau pasti akan mengikutiku. ", (Leo)

"Sialan, bisa-bisanya kau membalasnya. ", ucap Noval dengan wajah yang terlihat sedikit malu akibat ucapan Leo. Leo membalas pujian Noval yang sebelumnya dengan pujian.

"Haha.. Jangan kira kau saja yang bisa melakukan hal itu. ", Leo pun tertawa dengan bahagia.

Mereka hanya sedang berbincang, tidak lebih. Namun perbincangan sederhana seperti itulah yang menandakan bahwa mereka adalah sahabat yang sangat akrab.

...

...

"Sudah, hentikan percakapan aneh ini. ", (Noval)

"Hei kau yang memulainya dulu 'kan? ", (Leo)

"Ya ya, aku tahu itu. Sudah, ayo kita mulai bergerak. Para monster juga sudah memulai gelombang serangan berikutnya. ", ucap Noval.

"Ah, ayo mulai. ", balas Leo.

Mereka berdua, bersama dengan Ao dan Shiro memulai penyerangan penuh ke ngarai besar. Mereka mulai berlari dan mengayunkan senjata, menerobos kumpulan monster sembari mengabisi mereka.

"Oh ya, Leo. Kau seorang Summoner 'kan? ", Noval kembali memulai percakapan sembari terus membasmi para monster.

"Ya, memang ada apa? ", Leo pun menjawabnya dengan melakukan hal yang sama.

"Tidak, aku hanya ingin memastikan saja. Walaupun kau mempunyai makhluk panggilan, kemampuan pedangmu sangatlah baik. Aku berpikir kau adalah seorang Swordman. ", (Noval)

"Aku adalah seorang Summoner. Kemampuan pedangku tinggi, karena memang aku terus menggunakan pedang dalam bertarung. Walau aku dibantu oleh Ao dan Shiro, aku tetap ingin mengalahkan monster dengan tanganku sendiri. Dan juga, Job Summoner juga aku dapatkan karena efek dari Uniq Skill yang kudapatkan. ", (Leo)

"Begitukah? Apa Uniq Skill itu kau dapatkan di Dungeon of Mana? ", (Noval)

"Bukan. Aku mendapatkannya di Dungeon lainnya. ", (Leo)

"Eh!? Kau sudah menjelajahi Dungeon kelas Uniq lainnya? ", (Noval)

"Ya, nama Dungeon itu adalah Dungeon of Vocator. Itu adalah Dungeon pertamaku. ", (Leo)

"Hehh.. Begitukah? Eh!? Berarti kau punya 2 Uniq Skill sekaligus dong!? ", (Noval)

"Ya, itu tentu saja. ", (Leo)

"Hehh.. Curang seperti yang diharapkan dari Leo. ", (Noval)

"Hoi! Aku tak curang! Aku melakukannya secara tak sengaja! ", (Leo)

"Halah.. Mana ada mendapatkan 2 Skill kelas Uniq sekaligus dengan cara tak disengaja. Itu tak masuk akal. ", (Noval)

"Setidaknya kekuatanku masih bisa dianggap normal. Tak seperti seseorang yang punya kekuatan monster daripada monster sebenarnya. ", (Leo)

"Hahh!? Apa kau bilang!? ", (Noval)

"Apa!? Itu kenyataannya 'kan!? ", (Leo)

Mereka terus mengobrol, atau bisa dikatakan bertengkar mulut sembari terus mengalahkan semua monster yang ada di hadapan mereka. Bahkan Ao dan Shiro yang menjaga bagian belakang mereka, tak kebagian monster sama sekali. Kekuatan Leo memang lebih lemah daripada Noval dan Selia. Tapi sejatinya, kekuatannya juga sudah dapat dikatakan menyalahi akal sehat, apabila diukur dari standar status Dungeon.

"Shiro, apa mereka sedang bertengkar~? ", Ao memulai perbincangkan dengan Shiro, saking nganggurnya.

"Tidak. Saya rasa, itu adalah apa yang disebut sebagai wujud keakraban 2 orang sahabat. ", jawab Shiro berdasarkan pendapatnya pribadi.

"Eehh~ Benar juga sih~ Aku tak pernah melihat master ngobrol sekrab itu dengan seseorang. ", (Ao)

"Ya. Yang Mulia terlihat sangat bahagia saat ini. ", (Shiro)

"Untung saja beliau adalah teman master ya~ ", ucap Ao yang berpendapat mengenai Noval.

"Ya, anda benar. Saya sangat bersyukur akan hal tersebut. ", Shiro pun menanggapi ucapan Ao.

"Aku tak mau membayangkan situasi dimana kita harus melawannya~ ", (Ao)

"Lebih baik berjalan berdampingan dengan Dewa daripada mengacungkan pedang padanya. Bahkan jika seluruh 14 Divine Beast bekerja sama, sosoknya takkan mungkin bisa ditumbangkan. ", (Shiro)

"Ya~ Kekuatannya sangatlah mengerikan~ ", Ao dan Shiro mengetahui kekuatan sejati yang Noval miliki.

Mereka memberikan perumpamaan yang mengatakan jika Noval itu adalah sosok yang menyerupai Dewa. Yah.., memang keberadaan Noval itu bisa dikatakan cukup spesial. Bahkan di antara yang terkuat, Noval tetap akan menjadi yang terkuat. Wajar bagi Ao dan Shiro menganggap Noval sebagai sosok Dewa.

Setelah terus memusnahkan para monster, mereka berempat akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju, yaitu ngarai besar. Akhirnya di sini Ao dan Shiro mulai kebagian jatah monster. Karena luapan monster yang benar-benar gila dari dalam ngarai, mereka benar-benar takkan bisa mendapatkan waktu lenggang.

"Hoi! Apa-apaan hal gila ini!? ", ucap Leo dengan nada sedikit jengkel.

"Bisa-bisanya monster meluap-luap seperti air... ", tanggap Noval.

"Noval, bisa kau lakukan sesuatu tentang ini!? ", tanya Leo.

"Hm, yah..., mungkin aku bisa melakukan sesuatu. ", (Noval)

"Oh! Benarkah? ", (Leo)

"Hm ya. Sebenarnya ada satu Skill yang ingin aku coba. Tapi, kalian harus menjauh dari sini dulu. ", Noval mengucapkan syaratnya.

"Eh? Menjauh? Apakah itu Skill yang berbahaya? ", (Leo)

"Y-yah, aku belum pernah mencobanya. Tapi menurut penjelasannya, ini Skill yang cukup berbahaya. ", (Noval)

"Begitukah? Yah.., mau gimana lagi. Ayo kita sedikit menjauh dari sini. ", Leo pun menyetujui syarat yang Noval berikan. Leo menjauh dari wilayah ngarai besar bersama dengan Ao dan Shiro.

Setelah Leo dan yang lainnya menjauh, Noval bersiap untuk mengaktifkan salah satu Skill-nya.

Ngarai ini berukuran sekitar 100 meter kah? Kalau begitu akan kusetel sekitar segitu.] Noval memperkirakan ukuran ngarai itu untuk disesuaikan dengan jangkauan Skill yang akan diaktifkannya. "Kalau begitu, Extra Skill 'Gravity Chaos' 100 meter! ", Noval mengaktifkan Skill-nya.

Extra Skill 'Gravity Chaos', merupakan salah satu dari kelima Skill yang didapatkan Noval setelah mengalahkan Demon Black Wolf. Efek dari Skill ini adalah pengguna mampu menciptakan gravitasi dengan tekanan 100 kali lipat gravitasi bumi, dengan jangkauan yang mampu diatur oleh pengguna. Karena efeknya yang terdengar mengerikan, Noval sebenarnya sedikit ragu untuk menggunakannya atau tidak. Tapi karena keraguannya kalah oleh rasa penasarannya, dia berakhir mengaktifkannya dan menghancurkan ngarai itu sendiri.

Ya, setelah Skill itu diaktifkan, area yang telah ditargetkan Noval, mulai tertimpa gravitasi dengan tekanan yang sangat gila. Gempa kecil juga cukup terasa di sekitar area diaktifkannya Skill. Monster-monster yang terkena tekanan itu, seketika langsung hancur tubuh serta remuk seluruh tulang dan organ dalamnya. Tanah di sekitar ngarai juga mulai meruntuhkan diri karena tak kuat menahan tekanan gravitasinya. Ngarai besar yang tadinya berbentuk panjang itupun, seketika berubah menjadi sebuah lubang besar dengan diameter mencapai 100 meter. Dan lubang itu, menyimpan semua mayat monster yang telah remuk dan menyisakan serpihan daging serta darah yang melimpah. Kubangan Mayat Monster, sebut saja lubang itu begitu.

Noval memang sudah menyangka kalau Skill ini sangatlah berbahaya dengan efek yang luar biasa, tapi dia tak menyangka kalau sampai jadi seperti itu. Leo dan lainnya yang melihat aksi Noval pun juga hanya bisa ternganga, terkejut dengan mata dan mulut terbuka. Mereka merasa bersyukur karena menuruti perkataan Noval untuk menjauh tadi.

"Ahaha... Ini Skill yang benar-benar bahaya. Sepertinya untuk saat ini dan seterusnya, aku akan menyegelnya. Kesempatan untuk menggunakannya? Memangnya ada kesempatan untuk menggunakan Skill ini lagi? ", Noval mulai bicara dengan diri sendiri.

Dasar kau Noval. Untung aku mengikuti perkataanmu untuk menjauh. Kalau tidak, aku akan jadi ayam geprek.] ucap Leo dalam hati. "Hahh... Dasar. Kekuatan gila macam apa itu? ",

Shiro dan Ao terus bergetar setelah melihat secuil kekuatan yang dipunyai Noval.

"U-untung saja beliau adalah temannya masteer~ ", ucap Ao dengan tubuh gemetar.

"Y-ya, anda benar, Tuan Ao. Untung saja kita bukanlah lawan dari sosok itu. ", balas Shiro dengan nada yang bergetar pula.

Leo kembali menghampiri Noval. "Hei, kalau bukan curang, mau disebut apa ini? ", tanyanya dengan nada sedikit mengejek.

"Ma-maaf, aku tak menyangka kalau efeknya akan jadi segila ini. ", Noval meminta maaf.

"Yah.. Ini sih bukan gila lagi. Keterlaluan gilanya. ", ucap Leo dengan pendapat jujurnya. "Hei Noval. ",

"Apa? ", (Noval)

"Apa kau tertarik jadi Dewa? ", tanya Leo dengan nada candaan.

"Apa yang kau katakan!? ", Noval pun menjawab dengan pertanyaan bernada tinggi.

"Hahahaha... ", Leo tertawa melihat itu.

Yah.., kalaupun Noval jadi Dewa, itu takkan dianggap sebagai masalah sama sekali. Karena kekuatannya sudah diakui oleh 2 Divine Beast sekaligus sih. Tapi kalau jadi Dewa, jadilah Dewa yang berguna bagi makhluk lainnya ya, Noval?

***