102 D
(025) CHAPTER 25
MULUT YANG SALING BERADU
"EEEEEEHHHH!!!?? ", teriakan Noval menggelegar di udara lapangan, bersama dengan kebisingan orang-orang yang mulai kembali terdengar. Penyebabnya adalah karena pernyataan aneh yang keluar dari mulut Leo sebelumnya.
Semua orang mulai bertanya-tanya "mengapa?", "alasan apa yang membuat Leo berbicara begitu?", "apa maksudnya berhenti jadi pemimpin?", dan "kenapa Noval yang menggantikannya?", semua pertanyaan itu keluar dari mulut banyak orang, sehingga menjadi sebuah kebisingan.
"Hoi Leo! Apa maksudmu!? ", tanya Noval mewakili pikiran semua orang. Nadanya saat bertanya juga cukup ditinggikan.
"Yah..., sesuai arti yang sebenarnya. Aku akan berhenti menjadi pemimpin, dan kau akan menggantikanku mengisi peran itu. ", jawabnya dengan wajah normal. Wajahnya menggambarkan seperti dia tidak menyadari bahwa apa yang dikatakannya cukup mampu membuat kehebohan bagi banyak orang.
"Aku bertanya kenapa bisa begitu!? Kenapa kau berhenti jadi pemimpin dan malah aku yang jadi penggantinya!? ", Noval kembali bertanya dengan suara tinggi. Semua orang juga membantu Noval dengan semua pertanyaan mereka. Sedang terjadi keributan yang cukup besar saat ini. "Bisa kau jelaskan alasannya?! ",
"Hahh (menghembuskan nafas)... Oke, baiklah. ", Leo mengiyakan permintaan Noval, namun kebisingan terus berlanjut.
"Semuanya tenang dulu!! ", ujar Tarso dengan suara yang dikeraskan. "Berikan kesempatan untuk Tuan Leo menjelaskan alasan beliau!! ", tambahnya dengan suara yang lebih lantang. Seruan dari Tarso itu nyatanya mampu mendiamkan suasana bising di udara lapangan. Walaupun sebenarnya tindakannya itu bisa dikatakan untuk kepentingan pribadinya sendiri. Tarso adalah orang yang sangat mengagumi Leo lebih dari siapapun. Jadi tentu saja dia merasa sangat terkejut sekaligus khawatir dengan pernyataan yang tadi dinyatakan oleh orang yang dihormatinya itu.
Semua orang pun menghentikan suara mereka, dan segera memasang telinga untuk mendengarkan kalimat-kalimat yang akan dikeluarkan Leo. "Terimakasih, Pak Tarso. ", ucap Leo pada Tarso.
"Tidak, tolong tidak usah dipikirkan, Komandan. ", balas Tarso dengan menundukkan kepalanya.
"Baiklah, aku akan menjelaskan alasanku berkata seperti itu. ", Leo mulai berbicara. "Alasan terbesarku mengundurkan diri dari kepemimpinan OUM adalah karena aku lemah. Aku tak memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi semua orang. Bahkan saat meteor datang, aku sudah merasa putus asa dan berpikir untuk mengorbankan diri. Dan kalau Noval tidak datang saat itu, dapat dipastikan aku sudah hilang lenyap dari dunia ini. ", semua orang merasa terkejut mendengar hal itu. Mereka juga terharu karena Komandan mereka sampai melakukan hal itu untuk menyelamatkan mereka. "Berkebalikan dengan diriku, Noval merupakan sosok yang memiliki kekuatan mutlak. Bahkan dia bisa mengatasi gerombolan monster yang jumlahnya mencapai ribuan itu, dengan hanya seorang diri. Kekuatannya nyata, dan mampu melindungi semua orang lebih baik dariku. Karena itulah, aku memutuskan untuk menjadikan Noval sebagai pemimpin OUM menggantikan diriku. ", perkataannya disambut dengan diam oleh semua orang. Tak ada orang yang berani mengeluarkan suatu kata apapun. Mereka sepertinya takut akan kekuatan mutlak bernama Noval yang Leo ucapkan. Siapa yang tak takut dengan sosok yang sudah diakui langsung oleh pemimpin mereka yang notabennya juga sudah terbilang sangat kuat. Makanya mereka memilih untuk diam.
"Tapi Kak Leo. ", tapi akhirnya ada satu orang yang berani untuk membuka suaranya. Itu adalah Selia. "Pemimpin itu bukan hanya sekedar tentang kekuatan belaka. Kepemimpinan yang Kak Leo punya, sudah bisa menjadikan Kak Leo disebut sebagai sosok pemimpin yang baik. ", ucap Selia mewakili pemikiran yang ada di kepala setiap orang.
"Benar itu, Leo! Apa kau dendam padaku karena aku menertawakanmu tadi?! ", Noval juga ikut protes.
"Hmm.. Mungkin memang ini dendam. ", jawab Leo dengan wajah yang datar.
"Kau ini!! ", (Noval)
Leo melanjutkan ucapannya, "Tapi bukan hanya tentang dendam dan kemampuan memimpin. Di dunia yang saat ini telah menjadi sarang bahaya yang diselimuti banyak misteri, kemampuan memimpin saja tidak akan cukup. Kita membutuhkan kekuatan mutlak yang mampu mengatasi segala bahaya dan misteri itu. Hukum dunia modern sudah tidak berlaku lagi saat ini. Kita seperti kembali ke zaman purba yang beranggapan hukum rimba adalah hukum yang paling mendominasi dunia saat ini. Makan atau dimakan, yang kuatlah yang jadi penguasa, hanya itu. Maka, tidak ada kesalahan bagi kita untuk bergantung pada Noval yang memiliki kekuatan mutlak. Kekuatan mutlaknya itu, bahkan bisa menggeser logika baru yang seharusnya juga sudah tergeser. ", jelas Leo panjang. Semua orang yang mendengar pernyataan yang disampaikan Leo itu, terus terdiam dan mulai menggunakan otak mereka.
Begitukah? Yang dikatakan Kak Leo ada benarnya juga. Jika kita dipimpin oleh orang yang kuat di dunia yang tengah kacau saat ini, mental semua orang pasti ikut menguat. Tapi yang perlu ditanyakan adalah mental Kak Noval. Apa Kak Noval bisa menerima fakta itu?], pikir Selia dalam hatinya.
"La-lalu, jika Tuan Noval menjadi pemimpin, apakah Tuan Leo akan pergi dari sini? ", Tarso memberanikan diri untuk bertanya walau suaranya sedikit bergetar.
"Eh? Tentu saja tidak. Aku akan terus di sini. Aku takkan pergi dari sini. ", ucapan itu menenangkan kepanikan semua orang.
"Be-begitukah... ", Tarso juga terlihat sangat lega mendengar jawaban itu.
"Aku memang akan berhenti menjadi pemimpin utama OUM, tapi bukan berarti aku akan pergi dari sini. Aku tetap akan jadi Komandan dan ikut mengalahkan monster yang masih terus menyerang. ", jelas Leo melanjutkan ucapannya.
"Syukurlah kalau begitu. Kami sangat senang mendengar hal itu. ", ungkap Tarso bahagia. Sejatinya, yang menjadi penyebab keraguan yang menghasilkan kebisingan orang-orang adalah pertanyaan 'apakah Leo akan pergi dari OUM'. Orang-orang sebenarnya tidak merasa keberatan apabila Noval menjadi pemimpin, asalkan Leo tidak pergi meninggalkan mereka. Leo sudah menjadi sosok yang sangat berharga bagi mereka, jadi tentu mereka merasa senang mendengar kalau Leo masih bersama mereka.
"Ya, jadi sudah diputuskan ya? Noval akan menjadi pem-", (Leo)
"Tunggu! Tunggu dulu! Ngapain kau seenaknya memutuskan! Aku belum bilang kalau aku siap jadi pemimpin! ", Noval memotong perkataan Leo. "Kau tahu aku kan!? Aku tak terlalu mahir untuk berkomunikasi, apalagi memutuskan sesuatu untuk orang lain! ", Noval menolak menjadi pemimpin.
"Hei, kalau itu mah, lama kelamaan pasti akan terbiasa kok. Dan menurutku, kau cukup pandai berkomu..(tertawa kecil) nikasi kok. ", ucapnya dengan diselingi tawa kecil.
"Tuhkan kau ketawa! Lagian, semua orang juga belum mengeluarkan ungkapan setuju kan!? ", tanya Noval dengan wajah yang mulai memerah karena malu.
"Hoho.. Jadi kalau semua orang setuju tak masalah kan? ", (Leo)
"Eh? Yah, bukan begitu ju-", (Noval)
"Semuanya! Yang tidak setuju untuk Noval menjadi pemimpin OUM, angkat tangan kalian! ", Leo memberi perintah kepada semua orang. Tapi tak ada orang yang berani untuk mengangkat tangan mereka. Yah.., ini sudah seperti ancaman sih. Bahkan Selia saja tak mengangkat tangannya.
"Se-Selia... ", ucap Noval menghadap ke arah Selia dengan wajah memelas.
"Sayangnya Kak Noval, aku tak bisa membantu Kakak untuk hal ini. ", (Selia)
"Eh!? ", pernyataan Selia mengejutkan Noval
"Untuk kali ini, ucapan Kak Leo sangat masuk akal. Butuh sosok dengan kekuatan mutlak untuk memimpin semua orang di dunia yang sedang kacau ini. ", ucap Selia setuju dengan pemikiran Leo. "Dan juga, Kak Noval ingin memulihkan dunia ini kan? Bukankah menjadi pemimpin membuat semuanya jadi semakin mudah? ", tanyanya dengan senyuman.
"Jangan Selia juga... ", wajah Noval menjadi semakin memelas.
"Begitulah Noval. Kau akan menjadi pemimpin baru dari OUM. Jadi mohon bantuannya ya, mulai hari ini? ", ucap Leo dengan senyuman jahatnya.
Kurang ajar kau Leo!!], pikir Noval dalam hati.
Ah, jadi ini kah, yang Yang Mulia rencanakan? Entah kenapa aku jadi merasa kasihan kepada Tuan Noval.], pikir Shiro dengan pandangan yang mengarah pada Noval.
"Yah.., untuk pembahasan lebih lanjutnya, akan disampaikan nanti malam saja. Kita cukupkan saja sampai disini! ",
"BAIK!! ", jawab semua orang.
Dan begitulah, walaupun belum diresmikan, mulai hari ini, Noval adalah pemimpin baru dari Organisasi Umat Manusia. Yah... orangnya sendiri masih menolak akan hal itu sih.
...
...
Setelah acara penyambutan selesai, Noval dan yang lainnya turun dari panggung dan langsung diarahkan ke tempat istirahat. Ao dan Shiro juga sudah dimasukkan kembali ke dalam Skill Leo untuk diistirahatkan.
"Kami telah menyiapkan 3 kamar untuk masing-masing dari anda sekalian. Saya akan menunjukkan tempatnya. ", ucap Gani, Ketua Divisi 2.
"Ya, terimakasih. Tapi kalau bisa, aku ingin berada di kamar yang sama dengan Noval. ", Leo mengeluarkan sebuah permintaan.
"Eh? Kenapa begitu? ", Noval pun terkejut.
"Kalau begitu, saya juga akan berada di kamar yang sama dengan mereka berdua. ", Selia juga meminta hal yang sama.
"Selia juga? Yah.., Selia sih tak masalah. ", (Noval)
"E-eee... Kalau begitu, saya akan menyiapkan kamar yang lebih luas. Mohon tunggu sebentar! ", ucapnya panik, dan segera berlari setelah itu.
"Kenapa dia? ", tanya Noval.
"Yah.., mungkin dia merasa kalau kamar yang disiapkan untuk kita itu terlalu sempit. Jadi dia panik dan segera mencari kamar yang lebih luas. ", jawab Leo.
"Eeeh.. Padahal yang normal juga tak apa kan? Bukankah mereka terlalu berlebihan? ", mereka terus berjalan.
"Bagi mereka, kita adalah harapan terakhir, Kak Noval. Jadi mereka benar-benar menjaga kita agar tetap nyaman dan tidak meninggalkan mereka. ", jawab Selia.
"Begitukah? Entah kenapa tekanannya mulai datang ya? ", ucap Noval dengan wajah yang terlihat gugup. "Dan juga, kenapa harus aku pemimpinnya? Aku sungguh tak paham apa-apa tentang memimpin. ",
"Hahaha... Sebenarnya aku hanya ingin membalasmu saja. Aku ingin membuatmu merasakan merepotkannya jadi pemimpin. ", (Leo)
"Dasar kau! ", (Noval)
"Tapi di samping itu, semua hal yang aku ucapkan tadi juga menjadi alasan yang cukup, untuk menjadikanmu sebagai pemimpin. Aku tidak berbohong tentang itu. Yah.., intinya jalani saja dulu. Lama kelamaan juga akan terbiasa. ", (Leo)
"Ya, Kak Noval. Kami juga akan membantu Kak Noval kok. Jadi jangan terlalu khawatir. ", Selia menambahkan kalimat yang mendukung Noval.
"Y-yah... Kalau kalian berdua bilang begitu, aku mungkin akan sedikit berusaha. ", ucap Noval dengan wajah senang. "Oh ya. Ngomong-ngomong, kenapa kalian malah memilih untuk kita bertiga mendapatkan kamar yang sama? Bukankah sudah tersedia kamar masing-masing untuk kita bertiga? ", tanya Noval karena merasa aneh.
"Tidak, aku hanya ingin membicarakan mengenai rencana ke depannya. Kita juga belum saling tahu tentang satu sama lain kan? ", jawab Leo.
"Yah.., kurang lebih jawabanku sama dengan Kak Leo. Intinya kita perlu berbicara. Kalian berdua juga mendapatkan beberapa informasi baru saat penghentian bencana monster 'kan? ", (Selia)
"Ya, kami menemukan hal yang bisa dikatakan aneh dan diselimuti misteri yang cukup tebal. Kita perlu berdiskusi dan mengungkapkan pendapat satu sama lain. ", (Leo)
"Begitukah, kita sepertinya memang perlu saling berbincang. ", Noval akhirnya paham.
Sementara mereka bertiga berbincang sembari berjalan, Ketua Divisi 2, Gani tengah sibuk untuk menyiapkan kamar bersama dengan orang-orangnya. Mereka membobol pembatas antar kedua ruangan yang tadinya merupakan kamar yang sudah disiapkan. Ruangan itu adalah bekas ruangan ganti. Hanya bangunan yang berada di timur saja yang masih bisa ditempati dengan layak, karena kerusakan yang tak begitu parah.
"Hei, apa bagian situ sudah dirapihkan? ", tanyanya dengan wajah panik dan tergesa-gesa.
"Baik, sudah rapih Ketua! ",
"Bagus, sekarang kita tinggal menempatkan kasurnya saja. ", wajahnya mulai terlihat lega. Mereka cukup hebat karena bisa merampungkan pekerjaan itu dengan cepat.
"Saya akan segera membersihkan lantainya. ",
"Saya akan memeriksa penerangannya. ",
"Bagus semuanya. Rampungkanlah. Aku akan menjemput Tuan Leo dan yang lainnya. Pastikan semuanya sudah rapih ya? ", ucap Gani.
"BAIK, KETUA!! ", jawab semua bawahan Gani dengan serempak. Setelah itu, Gani langsung pergi ke tempat Noval dan lainnya yang tengah berjalan sambil mengobrol.
"Leo, memang biasanya kau tidur di sebelah mana? ", (Noval)
"Hmm, aku biasanya tidak tidur karena terlalu sibuk. Tapi aku punya ruang sendiri di gedung utara. Biasanya aku memakainya untuk istirahat sebentar. Di sana adalah tempat yang dekat dengan area serangan para monster. Jadi aku memilih tinggal di situ, agar bisa langsung bertindak saat ada serangan. ", jawab Leo.
"Heeh... ", (Noval)
"Sebenarnya sih, mereka memintaku untuk tinggal di gedung timur yang kebanyakan bangunannya masih layak ditinggali. Tapi aku menolaknya dengan alasan tadi. ", Leo melanjutkan ucapannya.
Mendengar itu, Noval seketika langsung tersenyum, "Hah.. Sudah kuduga kau sangat hebat, Leo. Kau benar-benar melakukan tugasmu sebagai seorang Komandan, itu sangat hebat. Aku mulai meragukan diriku lagi. ", Noval kembali berwajah muram. Dia masih berpikir kalau peran pemimpin tidak pantas dia dapatkan.
"Ya, kau mungkin benar. Kau yang saat ini tak pantas disebut sebagai pemimpin. ", ucap Leo setuju dengan Noval. "Seorang pemimpin tidak akan mungkin memasang wajah seperti itu. Walaupun jika situasinya sesulit apapun itu, wajah seorang pemimpin akan terus memberikan harapan bagi para anggotanya. ", ucapan Leo itu mampu memberikan tamparan yang cukup keras bagi Noval.
"Benar. ", Selia ikut masuk pembicaraan. "Yang kurang dari Kak Noval saat ini hanyalah kepercayaan diri. Kakak harus lebih percaya lagi pada diri Kakak sendiri. Jangan bandingkan diri Kakak dengan orang lain. Setiap orang memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, tidak ada orang yang sama persis. Jadi mulai sekarang, Kakak harus fokus menunjukkan kelebihan Kakak dan mengatasi kekurangan Kakak sendiri. Seiring waktu berjalan, pasti Kakak akan bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat di masa depan. ", Selia mengeluarkan nasihatnya.
Mendengar itu, Noval merasakan ada sedikit dorongan dan degupan di dadanya. Dia merasa bersemangat untuk memenuhi harapan mereka yang mengandalkannya. Perasaan inilah yang memicu motivasi baginya untuk lebih percaya diri atas tugas yang diembannya. "Begitukah? Terimakasih kalian berdua. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugas ini. Apakah kalian bisa membantuku? ", tanya Noval kepada Selia dan Leo.
"Ya, tentu saja! ", dan mereka berdua pun menjawabnya secara bersamaan dengan menampilkan senyuman.
Setelah itu, Gani datang ke hadapan mereka bertiga. Dia langsung memberikan hormat dan kemudian berbicara, "Maaf membuat anda semua menunggu lama. Kamarnya telah siap! Saya akan menunjukkan letaknya. ", ucapnya dengan keringat yang bercucuran.
Waah.. Dia pasti sudah bekerja keras.], pikir Noval.
"Baik, kami akan mengikuti anda, Pak Gani. ", balas Leo.
Mereka bertiga pun mengikuti langkah kaki dari Gani menuju kamar mereka. Sesampainya di sana, banyak orang-orangnya Gani yang menyambut mereka di depan kamar. Mereka sudah menyelesaikan kamarnya dengan baik walau dalam waktu yang terbilang singkat.
"Di sini tempatnya. Silahkan masuk. ", ucap Gani sambil membukakan pintu kamarnya yang terlihat sudah mendapatkan beberapa retakan.
Noval dan lainnya memasuki kamar. Di dalam kamar, terdapat 3 ranjang beserta kasur yang telah tertata rapih merapat ke arah utara. Ada 2 lemari besi di bagian atas kasurnya, yang berfungsi menyimpan barang-barang ataupun baju. Di ruangan bagian selatan, terdapat satu meja yang lumayan besar dengan 4 kursi yang mengelilinginya. Mereka menyiapkan itu seperti tahu kalau Noval dan lainnya akan membicarakan suatu hal. Di atas meja, juga terdapat sebuah penerangan klasik yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, menggantung di langit-langit. Walaupun tidak bisa dibilang bagus, ini kamar yang cukup nyaman untuk ditiduri.
"Hooh.. Ini kamar yang cukup bagus ya? ", ucap Noval spontan saat memasuki ruangan.
"Hm, ya. Seperti yang diharapkan dari Pak Gani. Pekerjaan anda sangatlah cepat dan hebat. Pasti sulit untuk menyiapkan kamar ini kan? ", puji Leo pada Gani.
"Tidak tidak. Kami merasa senang jika anda semua menyukai kamar yang kami siapkan. ", ucap Gani dengan wajah yang terlihat senang. Semua orang di luar juga senang mendengar ucapan Leo. "Kalau begitu, kami pamit terlebih dahulu. Panggil saja penjaga yang ada di luar ruangan saat anda memerlukan sesuatu. ",
"Tunggu Pak Gani. ", Leo menghentikan langkah Gani yang sudah berbalik. "Apakah bahan makanan yang tersedia masih ada? ", Leo bertanya mengenai bahan makanan.
"Ee.. Setidaknya masih cukup sampai makan malam nanti. ", jawab Gani.
"Kalau begitu,.... ", Leo mengeluarkan sebuah kantung besar berisi daging dari dalam Storage-nya. "Bawalah ini untuk tambahan makan siang. Semua orang belum makan siang kan? Untuk pesta nanti malam, aku akan datang ke dapur dan menyerahkan bahannya nanti. ",
"Ba-baiklah, terimakasih banyak Komandan. ", ucapnya sambil berusaha mengangkat kantung besar berisi daging monster itu. Tapi karena dia tidak kuat sendirian, dia memanggil anggotanya yang ada di luar untuk membantu. "Hei kalian, bantu aku sebentar. ",
Mereka yang dipanggil Gani, masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang gugup. Dan walaupun mereka bekerja sama untuk mengangkatnya, kantung itu masih saja berat. Karena itu, Noval memutuskan membantu dengan mengeluarkan gerobak dari dalam Storage. Dia punya yang namanya gerobak kayu dengan ukuran sedang. "Jika dengan ini, kalian tidak akan kesulitan mengangkutnya kan? ",
"Baik, terimakasih banyak, Tuan Noval. ", ucap Gani mewakili semuanya.
Kemudian, Selia juga membantu mengangkut kantung itu ke gerobak dengan menggunakan sihir angin. Selia tak berbicara dan hanya tersenyum pada mereka.
"Te-terimakasih banyak, Nona Selia. ", dan Gani kembali berterimakasih, namun kali ini dengan wajah yang tersenyum. Selia sepertinya sudah menjadi sangat populer di kalangan orang OUM. Semua orang termasuk Gani juga terlihat senang saat melihat Selia. "Ka-kalau begitu, kami permisi terlebih dahulu. ", ucap Gani sembari menutup pintu kamar. Mereka kemudian pergi dari kamar dengan membawa gerobak berisi banyak bahan makanan.
"Sekali lagi aku dibuat kagum olehmu, Leo. ", Noval kembali mengungkapkan perasaannya. Dia berbicara sembari duduk di kursi yang sudah disediakan.
"Hentikan itu. Kau juga akan bisa melakukan seperti itu suatu saat nanti. ", balas Leo dengan melakukan hal yang sama.
"Sudah,.. apa kita akan mulai diskusinya saat ini? ", tanya Selia yang juga sudah duduk di kursi.
"Ya, kita akan langsung mulai rapatnya. ", jawab Leo.
Noval, Selia, dan Leo sudah siap untuk beradu mulut satu sama lain. Rapat yang menentukan masa depan mereka akan segera dimulai.
***