Chereads / CALAMITY OF DUNGEON : Bencana Kehancuran Bumi oleh Dungeon / Chapter 27 - [VOL. 1] #27 KISAH SANG PEMANGGIL : Ucapan Sahabar Itu Benar

Chapter 27 - [VOL. 1] #27 KISAH SANG PEMANGGIL : Ucapan Sahabar Itu Benar

0 D

(027) CHAPTER 27

KISAH SANG PEMANGGIL : Ucapan Sahabat Itu Benar

Leo masih melanjutkan perjalanannya menuju desa terpencil tempat Noval tinggal. Dia sudah mengirim pesan kepada Noval bahwa dia akan datang ke rumahnya. Dan Noval juga sudah mempersilahkan kedatangan Leo dengan senang hati.

Oke, kita akan kembali lagi ke cerita masa lalu dari Leo.

...

...

...

Setelah berhasil mendapatkan kepercayaan dirinya kembali, Leo kembali ke rumahnya dengan diantar oleh Noval. Leo sudah bisa berjalan sendiri, jadi mereka membagi dua barang bawaan agar masing-masing membawa. Awalnya Leo tidak ingin Noval juga membawakan barang bawaannya dan bahkan sampai mengantarkannya. Tapi Noval terus memaksa dan Leo hanya bisa menerimanya.

Sesampainya di depan rumah, Leo menawari Noval untuk masuk dan mampir ke dalam rumahnya. "Noval, bagaimana kalau kau mampir dulu ke dalam? Aku akan memasakkanmu sesuatu sebagai bentuk terimakasihku. ",

"Ah, maaf. Untuk hari ini, aku ada urusan. Mungkin lain kali saja. Setidaknya besok aku sudah bisa mampir ke rumahmu. ", Noval menolak tawaran Leo karena ada urusan.

"Begitukah? Kalau begitu, besok kau harus datang ke sini ya? ",

"Ya, aku janji. ", mereka berdua membuat janji. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya? ", Noval pamit.

"Tunggu Noval! ", Leo menghentikan langkah Noval yang hendak berbalik. "Apa besok aku boleh menyapamu di sekolah? ", Leo menanyakan sesuatu hal yang terdengar cukup mengejutkan sekaligus aneh.

"Eh? Yah... Kurasa tak masalah. Kenapa kau bertanya hal yang aneh seperti itu? ", Noval merasa aneh dengan pertanyaan Leo.

"Tidak. Hanya saja, kau tak pernah mengobrol dengan teman sekelasmu kan? Aku pikir kau juga tak akan suka jika ada orang lain berbicara padamu. ", jawab Leo dengan senyum kecut.

"Haha... Itu berlaku untuk orang lain kan? Bagiku, kau bukanlah orang lain. ", ucap Noval.

"Eh? ", Leo pun sedikit terkejut mendengar hal itu.

"Kau sudah kuanggap sebagai temanku. Apa hanya aku yang merasa begitu? ", tanya Noval sembari menunjukkan senyumannya.

Leo tersenyum bahagia mendengar pertanyaan itu. "Tidak,..... Aku juga sudah menganggapmu sebagai temanku. Temanku yang sangat berharga. ", jawab Leo sembari mengusap matanya yang berkaca-kaca.

"Syukurlah kalau kau juga beranggapan begitu. ",

Leo kemudian mengambil sesuatu dari dalam kantung belanjanya. "Noval, tangkap ini! ", dia melemparkan sebuah kaleng minuman kepada Noval. Noval pun menangkapnya dengan tepat dan akurat. "Itu adalah bentuk terimakasihku di muka. Besok adalah yang utama, pastikan kau menepati janjimu untuk datang ke rumahku. ",

"Ya, tentu saja. Makasih minumannya. Sampai jumpa besok di sekolah. ", ucap Noval sembari berjalan menjauhi rumah Leo.

.....

Setelah itu, Leo segera masuk ke dalam rumahnya dan beristirahat di atas sofa.

"..huuuhh (menghembuskan nafas)... Sungguh hari yang menakjubkan. Aku mendapatkan pelajaran yang sangat menakjubkan hari ini. Pasti aku takkan bisa melupakan kejadian yang terjadi hari ini selamanya. ", gumam Leo sembari terus tersenyum.

"Dia berkata kalau aku punya bakat disukai orang lain. Aku bisa membuatnya tersenyum. Padahal dia berkata kalau dia sangat jarang tersenyum dan bahkan mengungkapkan ekspresinya. Kata-katanya benar-benar membuatku merasa sangat senang. Aku mulai merasa percaya diri bahwa aku bisa berguna bagi orang lain. ", Leo terus berbicara dengan dirinya sembari mengingat kejadian hari ini.

"Baiklah! Aku sudah memutuskan tujuan hidupku! Aku akan membuat semua orang di sekitarku tersenyum bahagia! Setiap aku menemukan orang-orang kesusahan aku akan langsung membantu mereka tanpa pikir panjang! Aku akan menjadi seperti pahlawanku, Noval Vastarte! Ini adalah sumpahku! ", Leo melakukan sumpah pada dirinya sendiri. Sumpah untuk membuat semua orang tersenyum dan membantu mereka yang kesusahan. Alasan dia mengucapkan sumpah itu adalah Noval. Dia ingin menjadi seperti Noval.

Jadi, alasan mengapa Leo memiliki impian ingin menciptakan dunia indah dimana semua orang bisa tertawa bahagia, adalah didasari oleh pertemuannya dengan Noval. Semua perilaku dan kebaikannya juga didasari oleh rasa kagumnya terhadap sosok Noval.

...

...

...

Setelah hari yang sangat bersejarah bagi Leo itu, tepatnya keesokan harinya, Leo sudah bersiap di depan cermin, dalam pakaian seragam sekolahnya. Dia memandangi dirinya yang saat ini sudah kembali mendapatkan senyumannya. Walau di wajahnya, masih banyak terhias perban dan plester. Perasaan semangat terus keluar dari tubuhnya. Dia merasa tak sabar untuk bertemu dengan temannya, Noval di sekolah.

"Baiklah! Ayo berangkat sekolah! ", ucapnya dengan suara yang cukup lantang.

Leo berangkat ke sekolah dengan berjalan dalam perasaan bahagia. Dia menyapa setiap orang yang ditemuinya di jalan. Bahkan dia juga sempat bertemu kembali dengan para preman yang kemarin menghajarnya. Tapi Leo malah menyapa terlebih dahulu para preman itu.

"Halo, Abang-abang Preman! Kemarin aku sudah merepotkan kalian ya? ", sapanya dengan tetap berjalan sembari menampilkan senyuman.

"Eh!? Kau bocah yang kemarin!? ", mereka terkejut karena melihat perbedaan yang sangat signifikan yang ditampilkan Leo saat ini.

"Ya, selamat pagi! Ke depannya jangan berbuat jahat pada orang lain lagi ya? ", ucapnya pada mereka yang menyerupai permintaan. Terlebih dia mengucapkannya dengan tetap mempertahankan senyumannya. Bagi para preman, ucapannya terdengar sangat menjengkelkan.

"Ooohh... Ternyata kau bisa berbicara banyak ya?! ", ucap salah satu preman dengan wajah kesal bercampur amarah.

"Sekarang kau tak bersama dengan anak monster yang kemarin! Kami akan menambah jumlah perban di wajahmu itu! ", mereka berempat kembali berniat manghajar Leo. Tapi sayang, Leo yang saat ini bukanlah Leo yang kemarin.

"Beraninya kau menyebut Pahlawanku dengan sebutan monster... Monster yang sesungguhnya adalah mereka yang hanya bisa menindas orang yang lebih lemah dan hanya bisa membuat kerusuhan. ", ucap Leo dengan menurunkan senyumannya. Wajahnya berubah menjadi serius bercampur marah. "Benar...., kalianlah yang bisa disebut monster.. ", Leo mengeluarkan kalimat yang mampu memprovokasi para preman itu. Padahal di masa depan dia juga akan menyebut Noval sebagai monster.

"Apa kau bilang!? ",

"Akan kubunuh kau!! ",

Kemudian terjadilah sebuah pertempuran singkat di situ. Dan siapa yang berhasil memenangkan pertarungannya? Para preman. Ya, itu adalah jawaban yang salah. Pemenangnya adalah Leo.

Kemarin memang Leo tak bisa melakukan apa-apa saat dikeroyok 4 preman. Tapi itu bisa terjadi karena dia kehilangan kepercayaan diri pada dirinya sendiri. Sebenarnya, Leo adalah anak yang pandai dalam berbagai hal, khususnya olahraga. Di sekolah, dia mendapatkan julukan sebagai Pahlawan Klub karena sering memberikan bantuan bagi banyak klub, khususnya klub olahraga. Kemampuannya dalam praktek bahkan bisa dikategorikan tertinggi di tingkat sekolah. Dia sering mengikuti pertandingan dan lomba yang diadakan sekolah atau menjadi perwakilan sekolah dalam perlombaan antar sekolah. Leo juga cukup pandai dalam karate. Setidaknya dia pernah memenangkan turnamen karate tingkat provinsi. Jadi kekuatannya sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan gerombolan preman.

"Apa-apaan kau ini..? Kau seperti orang lain... ", ucap salah satu preman yang sudah tergeletak di tanah.

"Aku memang tak sekuat Noval, tapi aku cukup kuat untuk mengalahkan kalian. ", ucap Leo dengan kembali tersenyum. "Kalau begitu, selamat tinggal Abang Preman. Aku harap kalian bisa berubah dan berguna bagi orang lain. ", Leo kemudian kembali melanjutkan perjalanannya menuju Sekolah.

Sesampainya di sekolah, banyak orang yang mengurubungi Leo dan berbincang dengannya. Mereka mengikutinya sampai dia duduk di kursinya di dalam kelas. Seperti yang bisa dilihat, Leo sangatlah terkenal di sekolahnya.

"Hoi Leo! Apa-apaan luka itu!? Apa kau bertarung dengan preman?! ",

"Bagaimana kau bisa mendapatkan luka itu? ",

"Kau saat ini terlihat seperti berandalan ya? ",

"Oh ya, kenapa kau tidak berangkat sekolah beberapa hari ini? ",

"Kemana saja kau selama ini!? ",

"Leo aku kangen tahu.... ",

"Akhirnya kau datang juga Leo! Aku saat ini butuh bantuanmu! ",

"Aku ingin konsultasi denganmu tentang masalah klub ping pong. ",

"Ya ya, teman-teman tenanglah. Satu satu oke? ", dia mulai berbicara kepada semua orang yang mengerumuninya.

Leo mulai menjelaskan alasan mengapa dia tidak berangkat sekolah selama berhari-hari. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi tanpa mengucapkan satupun kebohongan. "begitulah yang terjadi... ",

"Begitukah... Maaf Leo, kami tak tahu kalau kau mengalami semua itu. ", salah satu teman Leo meminta maaf padanya mewakili semuanya.

"Tidak apa. Aku sudah sangat berterimakasih karena kalian sudah datang ke pemakaman orang tuaku. ", balasnya dengan senyuman.

"Kau hebat ya, Leo. Setelah mengalami pengalaman yang menyakitkan, kau bisa dengan cepat bangkit dan tersenyum lagi. ",

"Tidak tidak. Aku sebenarnya merasa tak berdaya. Tapi ada orang yang menyelamatkanku di tengah ketidakberdayaan itu. Dia muncul dan menarikku dari kegelapan. Berkatnya, sekarang aku bisa berangkat sekolah dengan percaya diri. Kalau saja dia tidak muncul, aku pasti masih ada di rumah dan mengurung diri. ",

"Dia? Siapa sebenarnya sosok itu? ", tanya temannya mewakili semua orang di situ.

Mendengar pertanyaan itu, Leo kemudian berdiri dari kursinya. Dia berjalan ke kursi belakang paling pojok sebelah kiri dekat dengan jendela. Di situ, duduk sosok anak dengan rambut putih dan mata violet yang tajam. Wajahnya cukup kebingungan karena menyadari sesuatu yang sangat payah.

"Dia adalah sosok itu. ", jawab Leo sembari menunjukkan sosok yang tak lain adalah Noval.

"Haha... Kenapa kau tak bilang kalau kita berada di kelas yang sama.. ", ucap Noval dengan suara lirih dan wajah yang tertimpa tangan.

"Yahh..., anggap saja sebagai kejutan? ", balas Leo dengan nada bertanya.

"Jangan bertanya padaku, dasar kau... ", ucap Noval dengan menampilkan senyumannya untuk pertama kali di dalam kelas. Para gadis yang melihat senyuman Noval, seketika langsung terpana hatinya.

Mereka berdua kemudian saling mengepalkan tangan dan mengadunya di udara. Dan dari situ, persahabatan mereka dimulai.

...

Rumor tentang persahabatan mereka, yang bisa dikatakan sebagai 2 orang terkenal di sekolah mulai menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Julukan Pahlawan Klub dan Sang Serigala Penyendiri mulai memudar dan digantikan dengan julukan baru.

Mereka berdua dikenal sebagai Pangeran Sekolah. Ya, Pangeran Sekolah. Mereka mendapatkan julukan itu karena paras mereka yang bisa meluluhkan hati para gadis. Selain itu, tindakan mereka yang seringkali membantu orang-orang sekitar, juga menjadi penyebab mengapa mereka menyandang gelar Pangeran. Walau terkadang mereka juga bertindak rusuh dan sering mendapatkan teguran.

Leo mendapat julukan sebagai Pangeran Awal, karena selalu menjadi pemicu terlaksananya suatu aktivitas, gerakan, atau bahkan masalah. Sedangkan Noval mendapat julukan sebagai Pangeran Akhir, karena dialah yang akan menyelesaikan segala yang telah dimulai oleh Leo. Mereka berdua menjadi sangat terkenal di kalangan sekolah bahkan hingga luar sekolah, karena banyak kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain. Di dalam sekolah tidak ada seorang pun yang tidak mengenal mereka berdua.

Dan persahabatan mereka terus terjalin bahkan hingga saat ini. Walau mereka pernah juga saling kehilangan kontak saat Noval kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Leo ingin sekali membantu Noval untuk bisa cepat bangkit seperti dirinya yang dulu diselamatkan oleh Noval. Namun saat itu, Leo merasa kalau dirinya tak mampu melakukan hal yang sama dengan Noval. Hingga pada akhirnya Noval mampu bangkit dengan sendirinya, Leo tetap merasa kalau dirinya sangat payah. Bahkan dia sempat malu untuk menampakkan wajahnya di depan Noval selama beberapa hari.

Tapi kemudian mereka berhasil berbincang kembali. Malahan, setelah mengungkapkan perasaan masing-masing, ikatan persahabatan mereka menjadi tambah erat. Leo sering mengunjungi rumah Noval untuk bermain bersama, walau dia juga tahu bahwa rumah Noval berjarak sangat jauh dengan rumahnya. Leo berkunjung ke rumah Noval sebanyak 2 kali dalam seminggu. Noval juga sudah mengatakan kalau Leo tak perlu memaksakan dirinya untuk bermain ke rumahnya, tapi Leo tetap saja berkunjung secara rutin. Dan berkat itu, mereka menjadi sahabat yang benar-benar sangat dekat satu sama lain.

Noval juga sempat menceritakan tentang bencana besar yang akan melanda dunia ini kepada Leo. Namun Leo tak sepenuhnya mempercayai perkataan Noval itu. Noval pun mewajari jika Leo tak percaya dengan ucapan omong kosongnya. Tapi dari lubuk hatinya, Leo tetap memiliki rasa percaya akan ucapan sahabatnya itu. Tentu saja, dia tidak mengatakan kalau dia percaya dengan ucapan Noval di depannya langsung.

Dan akhirnya, Leo seratus persen berhasil percaya pada ucapan Noval. Keyakinan itu terjadi pada hari minggu, hari gila dimana ungkapan "ucapan sahabat adalah kebenaran" menjadi mengakar di dalam hati Leo selamanya.

...

...

Dengan menaiki sepeda motor, Leo berencana pergi ke tempat Noval untuk bermain bersama. Seperti tidak tahu bahwa akan datang sebuah malapetaka gila di hari itu, Leo terus mengendarai motornya di atas jalan yang masih beraspal, walau tidak terlalu halus. Dia juga sempat mampir untuk membeli beberapa makanan yang ada di pinggir jalan. Dia berencana untuk memakannya bersama dengan Noval saat dia sampai di rumah Noval nanti.

Leo terus mengendarai motornya dengan kecepatan yang tidak bisa dikatakan cepat, tapi tidak bisa juga dikatakan lambat. Setelah beberapa waktu terlewati, akhirnya Leo berhasil sampai di jalan beraspalkan semen yang telah rusak sebagiannya. Itu menandakan bahwa hanya tinggal sepertiga perjalanan lagi untuk dia sampai di rumah sahabatnya.

Namun baru saja Leo menggelindingkan roda motor untuk beberapa saat, terjadi sebuah getaran yang kuat dari bawah tubuhnya. "Oi oi ooooi! Apa ini!? ", Karena merasakan pergerakan yang aneh, Leo menghentikan motornya dan mencoba untuk tenang. Tapi semakin dia mencoba untuk bersikap tenang, tubuhnya malah semakin berguncang. "Gempa! Apa ini gempa!? ", dia berteriak di tempat yang tak terlihat satupun keberadaan manusia selain dia.

Leo dengan cepat membaringkan tubuhnya di jalan untuk meredam getaran gempa yang melanda tubuhnya. Oi oi Apa-apaan ini? Bukannya gempa ini terlalu kuat? Walau aku sudah berbaring di tanah, tubuhku tetap terasa seperti melayang.], tindakan Leo tidak mempan terhadap besarnya gempa yang berlaku. Keretakan tanah mulai terjadi di sekitar Leo.

Oi oi, mau berapa lama gempanya berlanjut?! Ini sudah lebih dari 3 menit loh! Gimana keadaan orang-orang yang ada di dalam rumah!? Dan gimana keadaan Noval!?], teriak keras Leo dalam kepala. Dia khawatir bagaimana nasib orang-orang karena gempa besar ini terus berlanjut dalam waktu lama.

Setelah 5 menit berlalu, akhirnya gempa besar itu berhenti berlaku. Apa sudah berhenti?], tanya Leo tanpa mengharap jawaban. "Hahhhhhh..... ", Leo menghebuskan nafasnya panjang sebagai bentuk rasa leganya. "Sebenarnya apa ini? Aku tak pernah tahu ada gempa sebesar dan selama ini. ", Leo mulai mencoba untuk berdiri, walau kepalanya masih sedikit berputar. Ditambah dia masih memakai helm di kepalanya, pandangannya belum tertata dengan baik.

Dan saat dia melihat ke tempat motornya seharusnya berada, dia terkejut karena motornya sudah hilang. Di tempat motornya menghilang, muncul retakan tanah yang sangat besar. "Waaaaa!!!! ", teriaknya terkejut. Lebih tepatnya, dia terkejut karena retakan yang sangat besar itu tercipta di sampingnya dan berhasil menelan motornya. Leo segera menjauh dari lubang retakan dengan nafasnya yang terengah-engah. Dia merasa dirinya sangat beruntung karena dia juga tidak ikut tertelan retakan itu.

Ini tak masuk akal! Bencana ini sangat gila. Apa-apaan semua retakan ini!?], teriak Leo dalam kepalanya. Dia menyaksikan keadaan sekelilingnya yang saat ini telah porak poranda berhiaskan retakan besar.

"Noval,.... Ucapanmu tentang bencana dunia benar adanya. Sebenarnya aku tak ingin mempercayai ucapanmu, tapi sekarang aku sudah disajikan kebenarannya.... ", ucap Leo dengan wajah yang mulai terlihat sedih. "Apa yang harus aku lakukan..., Noval? ", tanya Leo dengan wajah tertunduk dan lutut yang telah menyentuh tanah.

[Leo! ], tapi kemudian datang suara dari dalam kepala Leo. Suara itu memanggil namanya.

"Eh? Siapa itu? ", Leo terkejut dan bertanya pada suara itu.

Dan kemudian Leo terbayang sosok Noval saat mereka masih SMP. Dia berkata, [Jangan bertanya padaku, dasar kau.....], ucap Noval dengan senyumannya.

Berkat ucapan yang merupakan ingatan dari Leo itu, dia kembali bisa menenangkan dirinya. Dia mengesampingkan semua pemikiran negatif dan memasukkan semua pemikiran positif ke dalam kepalanya. "Kau benar Noval. Aku tak boleh berpikiran buruk dulu. Aku yakin kau akan bisa bertahan dari bencana ini. Aku akan segera menyusulmu! ", ucap Leo dengan memasang wajah serius. Dia sudah berhasil menata kepala dan mempersiapkan mental untuk menghadapi bencana. Tujuan pertama Leo, adalah kediaman Noval.

Leo mulai melangkahkan kakinya. Namun, baru saja melangkah sebanyak 14 langkah, muncul sebuah lubang besar di tempat kakinya berpijak. Lubang itu tercipta sangat cepat, seakan tak mau memberikan Leo kesempatan untuk berpikir. "Eh!? Apa ini!? ", tanyanya terkejut oleh peristiwa yang teramat mendadak tersebut. "Baru saja aku berhasil mendapatkan keberaniaaaaaaan!!!! ", dia berteriak saat masuk ke dalam lubang dan terperosok hingga dasarnya.

***