102 D
(023) CHAPTER 23
PEMBERSIHAN TOTAL
Selia keluar dari markas demi mencari tahu mana milik siapa yang dia rasakan. Saat perjalanan keluar, dia juga sempat ditanyai oleh para Ketua Divisi.
"Anda hendak kemana, Nona Selia? ", tanya Ketua Divisi 3, Tarso.
"Saya hanya ingin keluar dan mengecek keadaan Kak Noval serta Kak Leo. Hanya sebentar saja, jadi anda tak perlu khawatir. ", jawabnya dalam keadaan terbang dengan sihir.
"Begitukah, saya mengerti. Hati-hati, Nona Selia. ", (Tarso)
"Baik, kalau begitu saya pergi dulu. ", kemudian dia lanjut terbang keluar.
Setelah sampai di luar, Selia melihat cahaya emas dari kejauhan yang bergerak ke sana kemari. Ini adalah mana dari elemen suci. Apakah Kak Noval yang mengaktifkan sihir suci itu?], ucapnya sembari terus terbang menghampiri kilauan emas itu.
Di bawah jalur terbangnya, terbaring banyak sekali mayat monster yang jumlahnya mungkin melebihi ribuan. Berbeda dengan yang ada di Dungeon, monster yang ada di permukaan, tidak akan langsung berubah menjadi partikel mana dan menyisakan Magic Stone serta bagian tubuh yang bukan termasuk mana. Melainkan semuanya memiliki bentuk fisik yang padat. Atau lebih tepatnya, mana yang membentuk tubuh mereka telah memadat dan tak bisa terurai. Dan parahnya lagi, mayat monster yang merupakan gumpalan mana itu, memiliki sifat seperti mayat pada umumnya yang bisa membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap apabila dibiarkan tergeletak lama. Jadi pembersihan mayat monster sangatlah diperlukan, untuk mencegah semua orang terkena penyakit akibat mayat monster yang membusuk.
Selia telah sampai di tempat sosok kilauan emas yang tengah sibuk memurnikan mayat-mayat monster. Dan Selia langsung tahu siapa sosok itu setelah melihatnya. Ah, ternyata benar Kak Noval ya? Tapi aku tak menyangka kalau dia bisa menggunakan sihir HOLIDEAZ. Ahh.. Dia menyalin sihirku ya? Ada salah satu kemampuan milik Kak Noval yang bisa meniru kemampuan orang lain hanya dengan melihatnya. Pasti dia mendapatkan kemampuan HOLIDEAZ saat aku melawan Slime 77 waktu itu.], Selia langsung berhasil membuat kesimpulan yang tepat tentang Noval.
Kemudian Noval menyadari keberadaan Selia yang sedang melihatnya. "Oh, Seliaaa!! Apa kamu sudah selesai menyembuhkan semua oraaang!!? ", ucapnya keras sembari melambai.
"Ahaha.. Kak Noval ini ya. ", ucap Selia lirih. Selia turun menghampiri Noval. "Ooh.. Itu sihir yang sangat hebat ya, Kak Noval. Sihir elemen suci level 8 'Sanctification King "HOLIDEAZ"' 'kan? Yahh.. Aku tak menyangka Kak Noval bisa menggunakan sihir tingkat bencana seperti itu. Seperti yang diharapkan dari Kak Noval. ", ucap Selia dengan kalimat sindiran.
"A-ah, itu..... ", Noval yang memahami sindiran Selia, langsung mati langkah dibuatnya. "Maaf Selia! Aku tak ada maksud untuk menyalin sihir milikmu, tapi Skill-ku secara otomatis menyalinnya tanpa kuminta. Kamu pasti marah karena itu kan? Tolong maafkan aku untuk sihir yang sudah aku gunakan saat ini! Selanjutnya aku akan berhati-hati! ", Dia memilih untuk meminta maaf pada Selia.
"Ahahaha.... Maaf Kak Noval. Aku hanya ingin menjahili Kak Noval saja. ", Selia tertawa dengan lepas. "Aku sudah tahu kemampuan yang Kak Noval punya. Jadi aku juga tahu kalau ada kemungkinan Kak Noval sudah menyalin sihir yang kugunakan. ",
"Eh? Begitukah? ", (Noval)
"Ya. Lagipula, apa salahnya kalau Kak Noval menyalin kemampuanku? Itu adalah salah satu kemampuan hebat yang Kak Noval miliki. Menggunakannya merupakan bentuk dari menghormati Skill itu. Tapi, jangan sampai Kak Noval menyalah gunakannya ya? ", jelas Selia diakhiri peringatan.
"Ya, itu tentu saja! Aku akan memanfaatkan dengan baik sihir yang kudapat darimu, Selia. ", ucap Noval dengan senyuman.
"Baguslah kalau begitu. Aku juga akan membantu. ", (Selia)
"Baiklah, kamu urus monster yang ada di sekitar markas, aku akan mengurus sisanya. ", Noval memberikan penempatan masing-masing.
"Baik. ", mereka berdua kembali melakukan pemurnian terhadap para bangkai monster.
Noval masih dalam keadaan HOLIDEAZ, sedangkan Selia menggunakan sihir elemen suci tingkat penghancur, 'Ultimate Purrification'. Kekuatan dan jangkauan untuk sihir ini sudah terbilang sangat besar. Terlebih Selia menggunakan Star Blue Staff-nya dan menjadikan kekuatan dan jangkauannya lebih besar. Pemurnian mayat monster berjalan dengan sangat lancar berkat mereka berdua.
...
Leo telah menyelesaikan keperluan yang ada di Kubangan Mayat Monster dan kembali ke permukaan. Di permukaan, dia juga mulai mengambil Magic Stone serta material monster yang tertinggal dari pemurnian. Sebenarnya, dengan kekuatan pemurnian yang dipunyai Noval, dia bisa saja memurnikan semua bagian tubuh dan bahkan bisa memurnikan Magic Stone yang ada pada monster. Tapi dia mengendalikan kekuatannya, agar hanya memurnikan bagian tubuh monster yang memiliki kepadatan mana rendah, dan menyisakan tubuh yang memiliki kepadatan mana tinggi.
Semakin tinggi kepadatan mana yang ada pada monster, semakin sulit pula pemurnian dilakukan. Dan bagian monster yang memiliki kepadatan mana tertinggi jatuh pada Magic Stone. Karena tingginya tingkat mana yang ada pada Magic Stone, bagian itu sudah mendapatkan bentuk fisik seutuhnya dan menjadi jantung hidup dari monster. Selain Magic Stone, ada beberapa bagian tubuh monster yang juga telah mendapatkan bentuk fisik. Bagian tubuh itu biasanya akan jatuh bersama Magic Stone sebagai suatu material tertentu. Terkadang dagingnya, bulunya, tanduknya, cakarnya, tulangnya, atau bagian tubuh yang lainnya.
"Hahh.. Dasar Si Noval itu. Masa aku yang mengumpulkan semua ini? Dan lagi, jumlahnya sangat banyak. Bagaimana bisa dia membersihkan semua jumlah ini dalam waktu singkat? ", Leo kembali mengeluarkan keluhan mengenai Noval.
"Master, dipikirkan pun takkan ada habisnya loh~ ", ucap Ao.
"Ya, aku tahu itu. Hanya ingin sedikit mengeluh saja. ", ucap Leo. "Shiro kita istirahat dulu. Coba terbang ke atas langit. ", pinta Leo kepada Shiro.
"Baik, Yang Mulia. ", Shiro melakukan apa yang diminta Leo. Dia berlari terbang ke atas menuju langit dengan membawa Leo dan Ao di atas punggungnya.
"Haha. Pemandangan yang tak bisa disebut indah, tapi perasaanku lega saat melihat tidak ada serangan monster yang datang. Walau mungkin di belahan bumi yang lain, masih banyak serangan dari para monster. ", Leo mulai berbicara mengenai apa yang ada di pikirannya. "Aku memang tak bisa menjangkau seluruh dunia. Tapi aku pasti akan terus mencari orang yang masih bisa aku selamatkan. Dan aku juga akan melindungi orang-orang itu seperti halnya keluargaku sendiri. Terlebih, aku yang sekarang, sudah memiliki rekan-rekan yang sangat hebat. Dengan bantuan mereka, menciptakan dunia indah dimana semua orang bisa kembali tersenyum, pasti bisa terwujud! ", Ia mengungkapkan tekad yang sebenarnya.
"Saya akan selalu bersama dengan anda, Yang Mulia. ", Shiro menanggapi ungkapan Leo.
"Aku juga aku juga~ Aku akan selalu bersama master, sampai impian master terwujud~ ", Ao juga ikut membalas tekad Leo.
"Ya, aku sangat mengandalkan kalian! ", (Leo)
Sedari dulu, Leo memiliki impian yang sangat indah. Impiannya adalah menciptakan dunia dimana semua orang bisa tertawa dari hati dan hidup berdampingan tanpa permusuhan. Ya, bisa dibilang impiannya itu sangatlah naif. Tidak ada dunia yang tidak menghasilkan kesedihan dan permusuhan. Saat semua orang merasa diri mereka tinggi, mereka akan kembali mencari hal yang lebih tinggi. Untuk memenuhi sifat serakah mereka, perkelahian dan bahkan perang, mampu saja terjadi. Setelah kepuasan yang satu sudah terpenuhi, mereka akan mencari kepuasan lainnya untuk mereka penuhi. Ya, itu adalah sifat alami dari sosok yang bernama manusia. Jadi, selama mereka masih manusia, dunia layaknya dongeng yang Leo impikan itu, hanya bisa menjadi khayalan semata.
Tapi, Leo juga sebenarnya sadar akan hal itu. Walaupun begitu, dia tetap memegang teguh prinsipnya untuk menciptakan dunia idealnya. Makanya sedari dulu, Leo selalu membantu orang lain tanpa pandang bulu. Setiap ada orang yang kesulitan, Leo akan langsung mengulurkan tangannya tanpa pikir panjang. Dia ingin setidaknya, orang-orang yang ada di sekelilingnya, tersenyum bahagia. Karena dia akan merasa senang apabila orang lain juga merasa senang. Leo adalah orang yang terlalu baik.
Sebenarnya, alasan apa yang membuat Leo sampai segitunya ingin membuat orang lain bahagia? Itu adalah cerita yang lumayan panjang, jadi tidak akan diceritakan untuk saat ini.
....
"Tunggu, apakah Noval berubah menjadi 2? Siapa yang melakukan pemurnian di daerah markas itu? ", tanya Leo karena melihat 2 cahaya emas yang berpencar dan terus memurnikan mayat-mayat monster.
"Dilihat dari auranya, itu adalah Nona Selia, Yang Mulia. Beliau menggunakan sihir elemen suci tingkat tinggi untuk memurnikan mayat para monster, sama seperti Tuan Noval. ", Shiro menjawab pertanyaan Leo. "Namun tingkatan sihirnya lebih rendah dari Tuan Noval. ",
"Begitukah? Jadi Selia ya? Walaupun begitu, bukankah kekuatan sihirnya sangat kuat? Dia juga terlihat lebih efisien daripada Si Noval. ", (Leo)
"Ya, anda benar. Dalam hal kontrol sihir, Nona Selia lebih baik daripada Tuan Noval. Jenis sihir yang beliau keluarkan juga tidak hanya satu. Beliau menggunakan sihir angin untuk mengumpulkan mayat, lalu memurnikannya menggunakan sihir suci. Terlebih, beliau juga langsung memasukkan Magic Stone serta material monster ke dalam Storage. Kemampuan beliau dalam permainan sihir sangatlah menakjubkan. Saya seperti tengah melihat sebuah pertunjukan seni sihir. ", jelas Shiro dengan wajah berseri. Dia adalah makhluk panggilan yang sangat tertarik dengan sihir. Jadi apabila dia melihat pertunjukan sihir yang menarik seperti yang tengah diadakan Selia itu, dia akan menjadi sedikit lepas kendali dalam kontrol perasaannya.
"A-ah, begitukah? Kau sangat suka sihir ya, Shiro? ", tanya Leo tersenyum.
"Ah! Maaf, Yang Mulia. Sepertinya saya menjadi terlalu bersemangat. ", Shiro mendapatkan kembali ketenangannya.
"Tidak masalah. Jarang-jarang aku melihat wajahmu yang seperti itu. ", ucapan Leo membuat Shiro memerah bagian wajahnya, atau biasa disebut 'malu-malu harimau'.
"Ahaha... Shiro memang sangat suka dengan sihir ya~ ", Ao ikut mengatai Shiro.
Yah, wajar bagi Shiro yang merupakan penggemar sihir untuk kagum saat melihat Selia. Bahkan yang bukan maniak sihir pun akan beranggapan kalau aksi yang ditampilkan Selia merupakan sesuatu yang sangat indah, yang bahkan telah menyentuh ranah seni. Bagaimana tidak indah? Dia adalah The King of Magic loh. Sihir baginya adalah makanan sehari-hari. Sesuatu yang berkaitan dengan sihir, sudah mengakar di tubuhnya dan tidak akan bisa lepas.
"Kalau begitu, ayo lanjutkan pengumpulannya! Kita tak boleh kalah oleh Noval ataupun Selia! ", ucap Leo pada Ao dan Shiro.
"Baiik~ ", jawab Ao.
"Baik! ", jawab Shiro.
Mereka bertiga pun kembali memulai pengumpulan Magic Stone serta material monster yang ditinggalkan dari pemurnian Noval.
.....
Setelah beberapa waktu berlalu, Leo hampir menyelesaikan pengumpulannya. Di saat itu, Noval mengaktifkan The Last Magic dari Sanctification King "HOLIDEAZ", World is Beautifull.. dan mengakhiri pemurnian seluruh mayat monster dengan memunculkan hamparan bunga emas yang memenuhi permukaan bumi. Jangkauan jarak sihir ini bergantung pada STR pengguna, jadi tentu radius yang dihasilkan Noval dalam penggunaan sihir ini sangatlah luas. Setidaknya, seluruh area pertarungan termasuk markas OUM ikut mendapatkan efek dari sihir ini.
Leo kembali ternganga menyaksikan fenomena yang gila itu. "Haha... La-lagi-lagi kau Noval. Apa kau belum puas untuk membuatku terkejut? ", pertanyaannya tak mungkin didengar.
"Ingat Master. Ini hanyalah se-sebagian kecil dari kekuatan so-sosok itu... ", ucap Ao dengan suara yang terdengar bergetar.
"Ya tenang saja. Aku masih ingat hal itu. ", (Leo)
"Sungguh sihir yang sangat menakjubkan. ", Shiro menambahkan.
Sementara itu, Selia menepuk jidatnya karena hal yang diperbuat oleh Noval itu. "Kak Noval.... Kenapa malah mengaktifkan sihir ini? Hahh... Aku juga salah karena tak bilang padanya.. ", dia terdengar sangat menyesal. Selia tahu kalau sihir HOLIDEAZ The Last Magic merupakan sihir yang sangat bergantung pada besarnya STR pengguna. Dan karena Selia juga tahu sebesar apa STR yang Noval punya, dia menyesal karena tak mengatakan hal ini pada Noval. Dia pun langsung segera pergi ke tempat Noval setelah itu.
Sementara itu juga, orang-orang yang ada di dalam markas OUM menghentikan seluruh aktivitas mereka sesaat. Mereka berhenti untuk menyaksikan keindahan bunga emas yang diciptakan oleh Noval itu. Bunga-bunga itu tumbuh di segala tempat di permukaan bumi, baik itu tanah, batu, rumput, atau benda apapun yang tergeletak di atas permukaan.
"Eh? Bunga? Warna emas? ",
"Apa ini? ",
"Bagaimana bisa ada bunga yang tumbuh tiba-tiba seperti ini? ",
"Bunga ini mengingatkanku pada keajaiban penyembuhan Nona Selia. ",
"Apakah Nona Selia yang melakukan ini? ",
"Itu mungkin saja. Beliau adalah sosok yang menyerupai Dewi sih. ",
"Waaww! Bunganya indah! ",
"Bunga ini juga bisa menenangkan hati. ",
"Tak salah lagi, ini adalah keajaiban yang hanya mampu diciptakan oleh Dewa Dewi. ",
Mereka semua terus ribut berbincang mengenai bunga-bunga emas itu.
Dan sementara itu juga, Noval yang merupakan pelaku utama atas fenomena ini, tengah terdiam dalam keadaan berlutut. Dia tak mengeluarkan suara apapun, dan hanya terdiam mematung di sana. Sepertinya dia juga tak menyangka bahwa sihirnya akan menjadi semegah ini.
Eh? Kenapa? Bagaimana bisa sihirnya sekuat ini? Padahal saat Selia mengaktifkannya tak sekuat ini.
Ah, ini mah, sudah pasti aku akan kena marah lagi sama Selia! Padahal aku sudah bilang akan menggunakan sihirnya dengan baik dan tak menyalahgunakannya. Yah.., aku tak salah di sini kan? Aku juga tak tahu kalau efeknya akan segila ini. Aku korban juga di sini!!
Ah, ya sudah lah... Aku akan berkata yang sejujurnya saja. Kalaupun dia masih marah, aku hanya harus mendengarkannya. Aku harus bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan...
"Tapi,.. Aku tak mau dimarahi Seliaaa!! ", ucap Noval dengan wajah sedih dan suara yang cukup keras.
Tak lama setelah itu, Selia datang di hadapan Noval yang sudah siap pada posisi duduk seiza-nya. Selia datang dengan memasang wajah yang tersenyum namun terasa sangat menakutkan.
"Jadi, Kak Noval? ", (Selia)
"Ah, baik! ", jawab Noval dengan panik.
"Apakah Kak Noval sudah tahu apa kesalahan Kakak? ", tanya Selia dengan masih mempertahankan senyum menakutkannya itu.
Dan setelah itu, sudah bisa ditebak apa yang terjadi. Untuk sementara waktu, Noval mendapatkan ceramah yang cukup meriah dari Selia. Dia sampai terlihat seperti kehilangan energi dan hampir mencapai batas hidupnya.
Leo hanya bisa tertawa bahagia melihat keadaan temannya yang seperti itu. Dia terus menyaksikan hal itu dari atas langit.
***