Langit pagi di Akademi Stellar begitu cerah, matahari memancarkan cahayanya yang hangat melalui jendela kaca besar di kamar Kiera Draconfall. Kamar itu mencerminkan status dan keanggunan seorang bangsawan—dengan tirai sutra berwarna merah marun dan lambang keluarga Draconfall terukir di dinding. Namun, di tengah kemewahan itu, Kiera duduk dengan ekspresi serius di kursi empuknya, mendengarkan laporan dari pengawal setianya, Amara Von Draconfall.
Kiera: (mendengarkan dengan tangan menopang dagunya) "Jadi... kau merekomendasikan mereka karena apa? Sebuah trik dan senjata aneh?"
Amara: (berusaha tenang, tapi gugup) "Bukan hanya itu, Nona. Dalam simulasi kemarin, mereka menunjukkan kerja sama yang solid dan strategi yang brilian. Khususnya, Raka. Cara dia menggunakan senjata itu sangat fleksibel, bahkan melampaui ekspektasi saya."
Kiera mengangkat alis, tidak sepenuhnya yakin.
Kiera: (dengan nada skeptis) "Fleksibel, katamu? Apa dia menggunakan sihir tingkat tinggi? Atau mungkin peralatan berkelas kerajaan?"
Amara: (menggeleng pelan, tersenyum simpul) "Tidak, Nona. Senjatanya... unik, sederhana, tapi luar biasa efektif. Anda harus melihatnya sendiri."
Keira terdiam sejenak, lalu berdiri dengan anggun.
Kiera: (menatap Amara dengan tajam) "Baiklah. Atas nama keluarga Draconfall, aku perintahkan kau untuk merekrut Raka dan.... Pastikan dia memahami kehormatan yang diberikan."
Amara: (tersenyum lemas, lalu memberi hormat) "Dimengerti, Nona."
---
{Di Depan Kamar Raka dan Kai}
Koridor asrama Pria terasa sepi pagi itu, hanya suara langkah kaki Amara yang menggema di sepanjang lorong. Aroma kayu bercampur debu tipis terasa di udara, membuat suasana semakin hening. Amara berhenti di depan pintu kamar dengan nomor 13, menarik napas panjang, dan mengetuk pintu dengan mantap.
Raka: (membuka pintu, menatap Amara dengan bingung) "Amara? Ada apa pagi-pagi begini?"
Amara: (berdiri tegap dengan ekspresi serius) "Atas nama keluarga Draconfall, aku di sini untuk merekrutmu menjadi anggota tim ujian tengah semester Kiera Draconfall."
Raka terdiam sesaat, merasa ragu. Dalam pikirannya, dia mulai mempertimbangkan risiko dari tawaran ini.
Raka: (berusaha tetap tenang) "Menggunakan nama keluarga... itu pasti sesuatu yang serius. Tapi, apakah ini benar-benar diperlukan?"
Amara:(tersenyum kecil, mencoba meyakinkan) "Tentu saja. Kau membuktikan dirimu di simulasi kemarin. Jangan terlalu merendahkan dirimu."
Raka tahu bahwa menolak akan dianggap penghinaan, terutama bagi keluarga sekuat Draconfall. Namun, di balik itu, pikirannya terusik oleh fakta bahwa Amara adalah Resonan—seseorang yang seharusnya menjadi musuhnya.
Raka: (tersenyum kecil) "Kalau begitu, aku akan menerima tawaran ini, tapi dengan satu syarat."
Amara: (terlihat penasaran) "Apa syaratnya?"
Raka: (menunjuk ke arah Kai, lalu tersenyum) "Teman sekamarku, Kai, harus diikutsertakan juga."
Kai, yang sedang duduk di dekat jendela, menoleh dengan kaget.
Kai: (berdiri dan menatap Amara) "Aku Kai, dari kelas D. Aku seorang Polearm-Guardian dengan Talent E. Kemampuan utamaku adalah membalikkan serangan musuh dua kali lipat."
Amara: (menatap Kai dengan penuh minat) "Menarik. Untuk Talent E, kemampuan itu cukup luar biasa. Apa kau yakin Talent-mu benar-benar E?"
Kai: (mengangguk sederhana) "Yah, itu yang tercatat."
Setelah berpikir sejenak, Amara mengangguk setuju.
Amara: (tersenyum puas) "Baiklah. Aku akan menyampaikan ini pada Nona Kiera. Tapi, kita masih butuh satu orang lagi dengan Class Bow. Ada rekomendasi?"
Raka terdiam, mencoba mengingat kenalannya yang sesuai, tapi tidak menemukan siapa pun yang cocok.
Kai: (berkata tiba-tiba) "Aku tahu seseorang. Dia dari kelas C, dia Seorang Marksman yang sangat terampil, tapi... dia sedikit pendiam."
Amara: (mengangguk perlahan) "Kalau begitu, bawa dia bersamamu. Kita akan bertemu di ruang latihan siang ini."
---
{Di Depan Keira Draconfall}
Siang harinya, di ruang latihan yang luas dan dipenuhi sinar matahari yang masuk melalui kaca patri, Keira berdiri dengan anggun di tengah ruangan. Wajahnya menunjukkan campuran skeptis dan rasa ingin tahu. Di hadapannya, Raka, Kai, dan Evangeline berdiri sejajar, menanti penilaian dari putri kerajaan.
Keira: (menatap mereka semua, skeptis) "Jadi, ini orang-orang yang kau pilih, Amara?"
Amara: (tersenyum canggung) "Ya, Nona. Mereka memiliki potensi besar."
Raka melangkah maju dan membungkuk dengan sopan.
Raka: (dengan tenang) "Perkenalkan, saya Raka dari kelas B. Senang bertemu dengan Anda, Nona Keira Draconfall."
Kai mengikuti, juga memperkenalkan dirinya.
Kai: (berbicara dengan nada santai) "Saya Kai, dari kelas D. Mohon kerja samanya."
Keira mengangguk perlahan, lalu tatapannya beralih ke Gadis Angel dengan rambut dan Holo hitam yang terlihat gugup di belakang.
Keira: (berbicara dengan tegas) "Dan kamu? Kenapa diam saja? Cepat perkenalkan dirimu."
Dia terlihat kelabakan, lalu buru-buru membungkuk dalam-dalam.
Evangeline: (suara pelan dan gugup) "Maafkan aku... Namaku Evangeline. Mohon bantuannya."
Saat Evangeline menunduk, rambut hitamnya bergeser, memperlihatkan sepasang mata emas yang bersinar di bawah bayangan. Keira sempat tertegun sesaat, merasa ada sesuatu yang unik dari gadis ini, tapi dia tidak menunjukkan keterkejutannya.
Keira: (tersenyum kecil) "Baiklah. Mulai hari ini, kalian adalah timku. Buktikan bahwa kalian layak berada di sisiku."
---