[Taman Akademi Stellar]
Langit sore di Akademi Stellar mulai berwarna jingga, menandakan akhir dari hari yang sibuk. Di tengah taman yang rindang, sebuah gazebo sederhana berdiri dengan bunga musim semi disekitar nya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga musim semi, memberikan suasana damai. Di dalam gazebo, Raka duduk santai di kursi kayu, dikelilingi oleh Lily, Selene, Tia, dan Luna. Keempat Gadis itu terlihat kecewa dengan sesuatu, namun ada kekhawatiran juga di wajah mereka.
Lily: (dengan nada lembut namun penuh kekecewaan) "Jadi... kau sudah memutuskan untuk membuat tim tanpa kami, Raka?"
Tia: (menggebrak meja kecil di depannya, suaranya penuh emosi) "Apa kami sudah tidak berguna untukmu?! Katakan, Raka!"
Luna: (dengan nada manja namun kecewa) "Ara, ara, Tuan Raka... Kenapa kau tega melakukan ini pada kami?, apa kami belum cukup untuk mu?"
Raka menghela napas panjang, menatap mereka satu per satu. Dia tahu reaksi seperti ini akan datang, namun tetap saja membuatnya merasa sedikit kesal.
Raka: (dengan nada tenang, mencoba menenangkan mereka) "Bukan seperti itu. Aku sudah pernah mengatakan sebelumnya, bukan? Aku ingin kalian mencoba menikmati hidup kalian sendiri. Kalian tidak perlu terlalu terikat padaku."
Keempat Gadis itu saling bertukar pandang. Lily menunduk, menatap tangannya yang mengepal di atas meja.
Lily: (dengan nada sedih, suaranya hampir berbisik) "Bagaimana kami bisa melakukan itu, Raka? Kau yang menciptakan kami... Hidup kami adalah milikmu."
Raka: (menegakkan tubuhnya, menatap Lily dengan serius) "Itu bukan hidup yang seharusnya. Kalian lebih dari sekadar program yang menjalankan perintah. Kalian adalah makhluk hidup sekarang, dengan kehendak bebas. Aku ingin kalian menikmati kehidupan yang kalian miliki, mencari sesuatu yang berarti di luar aku."
Suasana menjadi hening. Tia dan Luna tampak merenung, sementara Lily menggigit bibirnya, mencoba memahami kata-kata Raka.
Selene: (dengan nada tenang namun penuh beban) "Aku mengerti maksudmu, Raka. Tapi... tidak semudah itu bagi kami. Hidup kami selalu berputar di sekitarmu. Bagaimana kami bisa tiba-tiba mengubah segalanya?"
Raka tersenyum kecil, melihat bahwa setidaknya Selene mulai mencoba memahami.
Raka: (dengan nada lembut) "Kalian tidak perlu terburu-buru. Ambil langkah kecil. Mulai dengan hal sederhana. Misalnya..." (dia berhenti sejenak, memberikan senyuman) "Bantu Alya dalam ujian tengah semester ini."
Tia: (terkejut) "Alya? Bukankah dia sudah cukup kuat? Kenapa kami harus membantunya?"
Raka: (menjelaskan dengan sabar) "Alya mungkin kuat, tapi statusnya sebagai penerus Saintess membuat banyak orang enggan mendekatinya. Jika dia kesulitan membentuk tim, aku ingin kalian membantunya. Ini juga bisa menjadi langkah pertama kalian untuk lebih memahami orang lain."
Keempat Gadis itu saling bertukar pandang lagi. Kali ini, ada keinginan baru di mata mereka—keinginan untuk membuktikan sesuatu kepada Raka.
Lily: (dengan nada tegas) "Baiklah. Jika itu yang kau minta, kami akan melindungi Alya."
Luna: (tersenyum ceria) "Ara~ Aku akan memastikan dia tidak pernah merasa kesepian."
Tia: (dengan semangat) "Oke, aku akan memastikan tidak ada yang berani macam-macam dengannya!"
Selene tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk pelan. Namun, di dalam hatinya, dia merasa lega bisa memiliki tujuan baru yang diberikan langsung oleh Raka.
Raka merasa lega melihat mereka mulai menerima ide ini.
Raka: (dengan nada lembut) "Terima kasih, semuanya. Aku yakin kalian akan melakukannya dengan baik."
Angin sore membawa ketenangan ke dalam gazebo. Para Gadis itu perlahan mulai menerima saran dari Raka untuk memahami Dunia ini dan orang lain, tetapi terlihat jelas bahwa masing masing dari mereka merencanakan sesuatu yang Raka tidak ketahui .
Raka: (dalam hati) "Mungkin ini langkah kecil untuk hal besar, tapi entah kenapa, firasat ku mengatakan bahwa ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang ku pikirkan, Kan?."
[Bersambung]