Bab 27. Pil Hitam.
Tian Fan mengambil tempat duduk di posisi paling belakang karena hanya ada satu kursi yang tersedia di bagian belakang.
Tak ada yang menyapa atau mengajaknya berbincang, semua orang terlihat dingin dan fokus pada pelajaran yang diajarkan oleh sang pengajar. Saat guru Chen akan melanjutkan kembali pengajarannya, seseorang dari murid tersebut mengangkat tangannya untuk menyela perkataan sang guru.
" Ya, ada apa? " Tanya Guru Chen sambil menatap ke arah murid yang mengangkat tangannya itu.
" Guru, sebelum melanjutkan pelajaran ini bukankah kita harus memberikan sambutan untuk murid baru di kelas ini? Itu adalah aturan yang tidak tertulis yang ada di kelas unggulan ini. " Ujar sang penanya yang seorang pemuda yang memakai ikat kepala putih di kepalanya.
Guru Chen tampak menunjukan senyum kecilnya, ia tentunya paham dengan apa yang dikatakan muridnya itu.
Guru Chen menutup kitab yang ada di tangannya, ia kemudian mengambil kursi yang ada di dekatnya dan membawa ke sudut ruangan. Guru Chen kemudian duduk sambil bersedekap. " Lakukan saja. " Ujarnya santai.
Ucapan Guru Chen membuat senyum lebar terpancar di wajah semua orang. Sang penanya kemudian bangkit dari duduknya, ia lalu berdiri dan menoleh ke arah Tian Fan.
Tian Fan sendiri yang menyaksikan hal tersebut sedikit merasa tegang sesaat, namun setelahnya ia kembali tenang mengingat ini bukan pengalaman pertama ia menghadapi seperti ini. " Saudara Fan, namaku Bu Zhi, silakan saudara berdiri di depan sana, ada beberapa ceremonial yang biasa kami lakukan untuk menyambut rekan kelas yang baru, jadi sesuai permintaanmu sebelumnya tolong kerjasamanya. " Ujarnya dengan senyum yang dibuat buat.
Tian Fan menunjukan senyumnya, ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berkata. " Tentu saja saudara, aku pasti akan bekerja sama, lagipula aku harus menyesuaikan diriku disini karena dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. " Jawabnya dengan tenang yang diakhiri dengan senyum lebarnya.
Jawaban Tian Fan sepertinya tidak disenangi beberapa orang yang ada di kelas tersebut, tampak raut wajah mereka menunjukan kekesalannya melihat kepercayaan diri Tian Fan.
Guru Chen yang melihat perubahan raut wajah murid murid lamanya itu langsung menunjukan senyum kecilnya. "Sepertinya ini akan menarik, tampaknya murid baru ini memiliki mental yang kuat. " Batinnya.
Tian Fan berjalan dengan tenang ke arah depan kelas, baru saja dua langkah ia berjalan ia merasakan tekanan ranah menekan dirinya dari beberapa arah sekaligus, tentu saja hal itu membuatnya bergeming beberapa saat karena mendapati hal tersebut.
Tampak tekanan ranah yang menekan dirinya merupakan tekanan dari ranah petarung tingkat menengah. Sebenarnya cukup mudah baginya untuk mengatasi tekanan ranah tersebut jika hanya satu atau dua orang saja yang menekannya, namun dengan situasi tanpa persiapan dan ditekan oleh delapan orang sekaligus tentunya sangat membebani tubuhnya.
Dengan sekuat tenaga ia berusaha mempertahankan posisi berdirinya agar tidak jatuh berlutut di lantai, ia tahu jika orang orang yang ada di kelas tersebut menginginkan dirinya berlutut dan merangkak ke depan kelas.
Dengan cepat Tian Fan mengatur nafasnya, dia tak buru buru bertindak dan bersikap ceroboh sehingga dirinya terjebak semakin dalam kedalam masalah.
Setelah mengatur ritme dan menyesuaikan tekanan yang mendera dirinya, perlahan Tian Fan melawan tekanan yang ada dengan mengerahkan Qi miliknya untuk melingkupi seluruh tubuhnya. " Huh, tekanan ini masih belum apa apa dibandingkan dengan pelatihan yang diberikan senior Guan Yu, Guan Fei dan Zhang Yi." Batinnya.
Meski membutuhkan sedikit waktu, Tian Fan mulai mengangkat satu kakinya untuk melangkah, perlahan namun pasti ia pun mulai melangkah dan berjalan ke arah depan. Satu persatu murid ia lewati dengan tenang dimana hal itu cukup mencuri perhatian semua orang yang ada di tempat tersebut. Tampak wajah mereka terkejut melihat itu semua, tentunya yang paling terkejut adalah Bu Zhi dan tiga orang yang bersama dirinya.
" Hoo, menarik! " Ucap murid wanita yang ada di sebelah kanan Bu Zhi, mendengar kata kata sang gadis bercadar tersebut membuat Bu Zhi menoleh ke arahnya dan menunjukan ketidaksenangannya.
Sang gadis bercadar tak peduli dengan tatapan Bu Zhi padanya, yang ada sang gadis terlihat sengaja mengacuhkannya dan menoleh ke arah Tian Fan yang kini telah setengah jalan menuju depan kelas.
Bu Zhi langsung menatap ke arah orang orang yang menekan Tian Fan, satu anggukan kecil darinya yang merupakan tanda bagi mereka semua langsung disambut dengan pengertian kedelapan orang tersebut yang mana mereka langsung mengerahkan kekuatan penuh untuk menekan Tian Fan lebih kuat lagi.
" Ukh!"
Wajah Tian Fan sedikit memucat,ia merasakan diantara salivanya bercampur rasa darah akibat tekanan yang bertambah dan membebani tubuhnya.
" Bajingan ini…." Batinnya sambil melirik ke beberapa arah utamanya pada Bu Zhi yang menurutnya sebagai otak dari ceremonial ini.
Tian Fan semakin memfokuskan diri untuk menyelimuti tubuhnya dengan energi qi miliknya dimana hal itu tanpa disadarinya membuat akar dantian, dantian bawah dan tengahnya merespon dengan memberikan dua kali lipat energi yang membuat tubuhnya diselimuti sebuah perisai aura.
Guru Chen, dan tiga orang murid yang bersama Bu Zhi menyadari hal tersebut, tampak raut wajah menunjukan keterkejutan melihat itu semua.
Tian Fan yang merasakan tubuhnya menjadi ringan langsung menunjukan senyum lebarnya, dengan mantap ia melangkahkan kakinya untuk berjalan ke depan kelas.
Melihat itu Bu Zhi dan yang lainnya hanya bisa ternganga, terlihat jelas jika mereka semua tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
" Bagaimana mungkin ini terjadi? " Ujar Bu Zhi pelan.
" Sepertinya dia tak sesederhana kelihatannya, dan yang jelas kau tidak melihat keterangannya dengan baik. " Ujar seorang pemuda berambut hitam tanpa menoleh ke arah Bu Zhi, tampak sang pemuda tersebut fokus pada kitab yang dibacanya tanpa memperdulikan situasi yang terjadi.
Bu Zhi akan bicara, namun sebuah suara menyelanya. " Saudara Bu Zhi, aku sudah di depan kelas. " Ujar Tian Fan dengan tenang.
Bu Zhi yang fokusnya terbagi kemudian menoleh ke arah Tian Fan, raut wajahnya berubah kusut melihat Tian Fan tersenyum lebar kepadanya.
Ia akan bicara, namun dengan cepat Tian Fan kembali menyelanya. " Terima kasih saudara semua mau memberikan penyambutan untukku, namun sebelum kita melanjutkan acara ini berikan kesempatan untukku mengucapkan terima kasih pada saudara semua terutama yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. " Ujarnya cepat yang yang sontak membuat keheranan semua orang.
" Tak akan kubiarkan mereka semena mena padaku! " Batinnya.
Tanpa menunggu jawaban mereka Tian Fan mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanannya, tampak belasan pil kini berada di kedua tangannya. Semua orang keheranan melihat pil yang tidak disimpan di dalam botol sebagaimana biasanya.
Bu Zhi dan yang lainnya tersentak saat Tian Fan melemparkan pil pil yang ada di tangannya itu ke arah dirinya dan orang orang yang sebelumnya menekan dirinya dengan tekanan ranahnya,mereka yang masih terkejut tentunya tak siap saat pil pil hitam tersebut melesat ke arah dirinya
Buah
Pil pil tersebut langsung berubah menjadi debu setelah mengenai tubuh mereka semua. Tampak wajah mereka semua memerah setelah menerima serpihan pil aneh tersebut. Melihat itu Tian Fan langsung menyeringai karenanya. " Semoga hadiahku menyenangkan kalian semua! " Serunya dengan menunjukan seringainya.