Chereads / Dewa Alkemis / Chapter 22 - Bab 22.Kepala Akademi.

Chapter 22 - Bab 22.Kepala Akademi.

Bab 22.Kepala Akademi.

Tian Fan beserta dua puluh sembilan peserta yang lolos langsung ke kelas A kini berkumpul di sebuah ruangan besar yang ada di akademi api hitam, mereka berbaris memanjang berdasarkan kelompoknya masing masing sambil menunggu arahan lanjutan.

" Kenapa kita dikumpulkan disini? " Tanya Lu Bu pada Wei Lan dan Tian Fan yang berada di depannya.

Wei Lan menoleh ke belakang, ia menatap ketus pada Lu Bu yang menurutnya banyak bicara. " Aku tidak tahu, jika kau bertanya padaku maka aku harus bertanya pada siapa?" Ujarnya.

Lu Bu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, hanya senyuman lebar ia tunjukan pada Wei Lan sebagai rasa bersalahnya.

Tian Fan sendiri hanya diam di tempatnya sembari menatap ke arah depan, ia memperhatikan dengan seksama situasi ruangan tersebut tanpa menoleh ke arah lain.

Tian Fan berlaku seperti itu bukan tanpa sebab, hal itu dikarenakan belasan pasang mata kini menatap kepadanya dengan tajam dan dipenuhi aroma persaingan.

Dalam situasi tersebut tiba tiba seseorang dari kelompok yang berbaris di sebelah kanannya angkat bicara. " Hei kau, dari tadi kau hanya diam saja tanpa menoleh ke arah lain, apa kau sedang menunjukan sikap misterius kepada kami semua?" Tanya pemuda tersebut dengan angkuh. Mendengar itu Tian Fan segera menoleh ke arah sumber suara untuk mengetahui orang yang berkata padanya itu. Tampak seorang pemuda dengan berambut merah panjang yang membawa dua pedang di punggungnya lah yang mengajukan pertanyaan padanya.

Tian Fan akan berkata namun kembali sang pemuda tersebut mendahuluinya. " Kau bukan beruntung dalam ujian pertama, aku rasa kau telah melakukan kecurangan dalam ujian kali ini karena tidak mungkin seorang kultivator ranah petarung tingkat awal dapat menggunakan kekuatan elemen seperti itu. " Ujarnya dengan sinis. Lanjutnya. " Katakan padaku, sebenarnya senjata yang kau gunakan itu adalah senjata tingkat tiga atau empat bukan, mengaku saja ?!" Serunya dengan angkuh.

Apa yang pemuda itu katakan dengan lantang tentunya menarik perhatian semua orang yang ada di tempat itu, kini yang tadinya hanya sebagian orang yang menatap Tian Fan membuat semua pasang mata tertuju padanya. " Apa aku harus menjawabnya? Terserah kau mau berkata apa, tak ada untungnya buatku menjelaskan itu pada kalian semua. " Jawab Tian Fan datar.

Sang pemuda berambut merah menunjukan kekesalannya mendapatkan jawaban tersebut, dengan cepat ia segera membalasnya. " Apa kau tidak memiliki mata dan tidak melihat pakaian yang aku kenakan, seharusnya kau tahu dengan siapa kau bicara! Aku adalah Ni Fu yang berasal dari klan Ni, putra menteri ketujuh kerajaan Huo. Kau harus menunjukan penghormatan padaku! " Serunya lantang sambil menunjuk ke arah Tian Fan.

Tian Fan menunjukan wajah datarnya. " Memang kau memiliki jabatan apa di kerajaan sehingga aku harus memberi hormat padamu?" Tanya Tian Fan.

Ni Fu tercengang, jelas perkataan Tian Fan itu tentu tak bisa dijawab karena memang ia bukanlah siapa siapa dan tak memiliki jabatan apa apa.

" Kenapa diam? Berarti kau tidak memiliki jabatan apapun bukan? " Ujarnya diakhiri sebuah senyuman sinis. Lanjutnya. " Sepertinya kau tidak belajar sesuatu dari apa yang terjadi sebelumnya. Kedua pria tua tadi dan para pengajar disini saja tidak memperdulikan status semua calon murid disini jadi kenapa aku harus mempedulikannya? Apa dengan menghormatimu dan menjilatmu aku mendapatkan keuntungan nantinya? Aku rasa itu tidak mungkin, yang ada nantinya hanyalah kau merasa aku takut padamu karena status yang ada di belakangmu itu." Jelas Tian Fan santai diakhiri dengan mengalihkan pandangannya dan kembali menatap ke arah depan.

Sontak hal itu membuat Ni Fu emosi dibuatnya, jelas ia merasa tidak dihargai dan diinjak injak oleh pemuda berambut putih tersebut. Disisi lain, para pemuda dan nona muda yang ada di ruangan tersebut menunjukan ekspresi wajah yang berbeda beda setelah melihat perdebatan tersebut, beberapa dari mereka jelas melihat kesombongan dari sikap Tian Fan dan menganggapnya tidak tahu diri sedangkan yang lainnya tampak membenarkan apa yang dikatakan Tian Fan.

Situasi mulai memanas, namun suara langkah kaki yang menggema memasuki ruangan tersebut membuat perdebatan tertahan untuk sementara.

Pandangan semua orang tertuju ke arah kiri depan dimana sebuah lorong berada, tampak dari sana lima orang datang dari lorong tersebut.

Dua pria tua yang sebelumnya mengumumkan hasil ujian berjalan bersama dua pria dan satu wanita dewasa yang menguntit di belakang mereka, dari sana kelima orang itu berdiri di tengah podium dengan posisi serupa.

Tian Fan yang melihat jubah yang mereka kenakan dengan simbol api yang ada di sabuk mereka jelas paham jika hal itu menunjukan kedudukan dari kelima orang tersebut.Ia yang merupakan mantan murid dari akademi Bintang jelas tahu arti dari jumlah simbol yang tersemat di sabuk mereka itu " Dua pria tua tadi ternyata adalah kepala dan wakil kepala akademi ini, sungguh tidak terduga. " Batinnya saat melihat sang pria tua pertama menggunakan sabuk yang memiliki lima simbol api, sedangkan pria tua di sebelahnya memiliki empat simbol api.

Mata Tian Fan terarah pada tiga orang yang ada di belakangnya, tampak di sabuk yang mereka kenakan terdapat tiga simbol api yang menunjukan jika ketiganya merupakan kepala divisi di akademi Api hitam.

" Terima kasih sudah menunggu, perkenalkan namaku Liu Bei, kepala akademi Api hitam yang baru dan yang ada di sebelahku adalah master Cao Ren, wakil kepala akademi Api Hitam ini. " Ujarnya dengan penuh wibawa. Ia kemudian menoleh sekilas ke arah belakangnya dengan satu tangan menunjuk sopan pada tiga orang yang berdiri di belakangnya. Lanjutnya. " Ketiga orang master yang ada di belakangku ini adalah Master Bao Xin, master Bu Chan dan master Chen Deng. Mereka masing masing adalah kepala divisi yang ada di akademi Api Hitam ini menggantikan para master sebelumnya." Jelasnya singkat.

Liu Bei kemudian menatap tajam ke arah tiga puluh orang yang ada di depannya, tatapannya tersebut sontak membuat semua orang yang ada langsung merasakan tekanan dan perasaan yang tidak nyaman.

" Kalian adalah generasi pertama yang berada di bawah pengajaran kami, jadi kuharap kalian bisa bersungguh sungguh untuk menuntut ilmu di tempat ini. "

" Kutekankan satu hal, sistem pengajaran di akademi ini bersifat fleksibel jadi meskipun kalian telah lulus ujian dan berhak berada di kelas terbaik namun itu bukanlah suatu ketetapan. Kalian bisa kehilangan tempat kalian jika tidak memenuhi standar yang kami inginkan, jadi tak ada waktu buat kalian untuk berleha leha kedepannya. " Jelasnya yang sontak membuat semua orang terkejut mendengarnya.

" Bagaimana bisa ada peraturan seperti itu? " Seru seorang pemuda yang ada di barisan tengah sambil menunjukan ketidaksenangannya.

Liu Bei yang mendengar itu langsung menatapnya dengan tajam sambil menunjuknya. " Jika kau tidak suka maka kau bisa keluar dari ruangan ini dan aku bisa menggantimu dengan urutan pertama yang ada di kelas B." Ujarnya penuh penekanan.

Sang pemuda langsung ciut mendengar pernyataan tersebut, tampak raut wajahnya memucat setelah ditatap seperti itu oleh sang kepala akademi.

" Aku menerapkan sistem pendidikan terbaru yang mana aku mengibaratkannya seperti hutan rimba, disini hukum alam yang berlaku dimana yang kuat akan bertahan dan yang lemah tersisih. Meski begitu, semua tetap mengikuti aturan akademi dimana pertarungan,penyelesaian perselisihan dan lainnya harus melalui jalur dan aturan yang dibuat akademi. "

" Penggunaan poin tetap menjadi acuan dimana pemilik poin tertinggi pastinya akan mendapat keuntungan besar dari akademi dalam hal pemberian pil dan yang lainnya. " Jelas Liu Bei singkat namun mencakup keseluruhan aturan baru yang ada di akademi Api Hitam.

" Kukira penjelasan ku sudah cukup untuk kalian pahami dan mengerti, aku tak akan membuka sesi tanya jawab karena tak ada perlu dipertanyakan lagi disini. Untuk detailnya nanti kepala divisi yang akan menjelaskan lebih lanjut. " Ujar Liu Bei tegas yang tidak memberi ruang untuk semua orang bertanya.

" Baiklah, cukup sekian dariku dan sekarang aku akan menyerahkan sisanya pada masing masing kepala divisi. " Ujarnya kembali yang disambut keheningan dari semua orang.

Tian Fan terhenyak ketika pandangan Liu Bei terarah padanya, terlihat cukup lama sang kepala akademi itu menatap dirinya, tampak pandangannya itu terasa berbeda dan penuh makna.

Tanpa kata, Liu Bei dan Cao Ren meninggalkan ruangan. Kepergian mereka segera diisi oleh ketiga master yang merupakan kepala dari tiga divisi tersebut.

Sang wanita bercadar mengambil satu langkah kedepan, dari sana ia kemudian menatap semua orang sesaat lalu mulai angkat suara. " Aku akan mulai menjelaskan aturan di akademi ini setelah itu kita akan membagi kalian menjadi tiga kelompok sesuai dengan jalan Dao yang akan kalian ambil. " Ujar Bao Xin penuh ketegasan.