Chereads / Dewa Alkemis / Chapter 19 - Bab 19. Menolong

Chapter 19 - Bab 19. Menolong

Bab 19. Menolong

Chapter - Menolong

Di sebuah tempat yang cukup aman dari keberadaan beast, Tian Fan dan kelompoknya kini beristirahat untuk sementara waktu. Disini Tian Fan menggunakan waktu yang ada untuk mengobati luka luka yang diderita Wei Lan dan Lu Bu.

Keduanya tercengang dengan obat obatan yang diracik dan diberikan Tian Fan pada mereka karena serbuk obat yang digunakannya itu benar benar membuat luka mereka mengering dengan cepat.

" Saudara, serbuk obat buatanmu ini benar benar luar biasa! Aku tak menyangka jika khasiat serbuk obat buatanmu ini sama dengan pil penyembuh luka yang dibuat para alkemis. " Ujar Lu Bu sambil memperhatikan luka luka di tangannya yang dengan cepat mengering.

Tian Fan hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Lu Bu, ia tetap fokus untuk membalut luka di lengan Wei Lan dengan sempurna. Dalam kegiatannya tersebut pikirannya kembali pada latihannya di hutan dimana selain melatih fisik, kemampuan dan pengalaman bertarung, ia juga menggunakan waktunya untuk mempraktekan pengetahuan yang didapatnya dari Dian Ning, ilmu mengenai tanaman obat, anatomi tubuh dan sistem yang ada di tubuh. Semua pengetahuan itu selain dipelajari kemudian ia kombinasikan kembali dimana hasilnya ia praktekan dan terapkan pada beast yang terluka.

Hal itu memberikan banyak pengalaman untuknya untuk mengembangkan obat obatan buatannya itu dimana waktu yang ada membuat hasilnya semakin sempurna.

" Kita akan beristirahat dulu beberapa waktu ditempat ini, setelah itu kita baru akan memulai kembali berburu. " Ujar Tian Fan mengalihkan pembicaraan.

" Kami akan mengikuti saranmu, disini kau adalah yang terkuat diantara kita bertiga, jadi segala keputusanmu akan kami kerjakan. " Jawab Lu Bu yang langsung diiyakan oleh Wei Lan.

Tian Fan hanya bisa menghela nafas panjang mendengarnya, tampak jelas jika keputusan keduanya benar benar tak bisa dibantah lagi olehnya.

" Baiklah, kalau begitu beristirahatlah dulu dan kembalikan qi kalian, aku akan berjalan jalan sebentar untuk memantau situasi. " Ujar Tian Fan sembari beranjak dari duduknya.

Baik Wei Lan dan Lu Bu ternganga, keduanya pastinya heran karena disini jelas Tian Fan yang seharusnya paling lelah karena pertarungan dengan Zu Mong dan kelompoknya.

" Apa kau tidak lelah?" Tanya Wei Lan serius.

" Tidak, karena aku bertarung dengan Zu Mong tidak menggunakan energi Qi ku, jadi aku masih baik baik saja. " Jawabnya santai. Lu Bu dan Wei Lan tercengang, bagaimana tidak! Perkataan Tian Fan jelas menunjukan jika ia melawan Zu Mong hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, jelas itu cukup tidak masuk akal di pikiran mereka karena sangat tidak mungkin melawan tiga cultivator ranah petarung menengah dan akhir hanya dengan kekuatan fisik saja. Meski hati menyanggah namun apa yang dilihat tentu tidak bisa dibohongi karena memang selama pertarungan singkat dengan Zu Mong, Tian Fan sendiri tidak terlihat sedikitpun menggunakan kekuatan ranahnya. Sadar akan keheranan keduanya segera Tian Fan pun angkat bicara kembali. " Jangan terlalu memikirkan hal yang tidak penting, fokus pada ujian! Jika kalian membuang buang waktu disini kita akan tertinggal dari kelompok lainnya. " Seru Tian Fan penuh penekanan.

Tanpa ada kata kata lagi, gegas keduanya mengambil sikap lotus untuk menyerap energi yang ada di tempat itu.Dari sana Tian Fan kemudian berkeliling sejenak di area Dixia lantai pertama tersebut, dari posisinya itu ia bisa mendengar suara pertarungan yang terjadi. " Sepertinya kelompok lain masih giat mencari poin, aku sebaiknya perlu berjaga jaga untuk menjaga posisi kelompok kami agar bisa lolos ujian masuk akademi ini. " Gumamnya.

Tanpa menunggu lama, segera ia berlari menyusuri lorong yang ada, ia mengikuti jalur lorong yang menjadi rute awalnya untuk mencari beast beast yang bisa menambah poin untuk kelompoknya.

Dengan tidak ada orang yang melihat dan memperhatikan segera Tian Fan memulai aksinya, di sepanjang lorong Dixia yang dilewatinya ia menebas semua beast yang ditemuinya itu. Beast beast Nianye dan beast kelinci taring hitam yang berada di tingkat satu menjadi makanan empuk untuknya mendulang poin. Banyaknya beast yang menghadang dan menyerang membuatnya senang, hal itu benar benar dimanfaatkannya untuk berlatih dan mempertajam jurus serta teknik bertarungnya. Tidak hanya menggunakan serangan fisik saja, sesekali ia menggunakan tebasan pedang dengan perubahan elemen yang semakin memudahkan serangannya. Tak berhenti sampai disana, ia juga menggunakan serbuk obat yang telah disiapkannya sebagai senjata untuk melumpuhkan beast beast yang ditemuinya itu.

Satu batang dupa berlalu

Tian Fan menyeringai saat melihat beast beast yang menjadi lawannya kini mulai berubah menjadi butiran cahaya dan memasuki token yang tersemat di pinggangnya. Senyum lebar terpancar di wajahnya saat melihat jumlah poin yang muncul di tengah tokennya itu. " Setidaknya poin yang kudapat ini cukup untuk mengamankan posisi kami agar bisa memasuki kelas B, meski belum yakin tapi instingku mengatakan angka ini sepertinya cukup untuk meloloskan kami bertiga. " Gumamnya.

" Kyaaa…."

" Tolong! " Sebuah teriakan menggema yang terdengar di telinga Tian Fan, segera ia menoleh ke arah sumber suara. Tanpa banyak kata segera ia berlari ke satu arah dengan cepat.

Mata Tian Fan memicing sesaat setelah mendekat ke arah sumber suara, tampak satu kelompok wanita berpakaian merah terlihat dalam kepungan lima beast kelinci taring hitam dimana dua diantaranya berada di tingkat dua. Jelas ia bisa membedakannya karena ukuran dari kedua beast tersebut tiga kali lebih besar dari beast lainnya.

Mata Tian Fan menatap tajam ke arah kelompok tiga orang itu, terlihat satu diantara mereka terluka di bagian pahanya, darah yang mengalir deras dan berceceran di lantai menunjukan jika luka terbuka yang dialami sang gadis muda tersebut telah cukup lama terjadi.

Nguookk…

Suara sang beast menggema dimana hal itu disambut terjangan kelima beast tersebut dari tiga arah berbeda. Mendapati situasi tersebut tampak ketiganya terlihat pasrah dengan nasib mereka.

Wuss

Booom

Baaang

Sebuah lesatan energi berbentuk bulan sabit merah mengejutkan ketiganya, bagaimana tidak! Serangan tersebut langsung membuat beast kelinci taring merah tingkat dua yang merupakan pemimpin kelompok tersebut kini terhempas mundur kebelakang dengan tubuh terbakar sambil menghantam tembok lorong.

Slash Slash Slash

Srkk….Dukk…Gedebug…

Suara tebasan pedang dan suara tubuh terjatuh mengalihkan pandangan ketiga gadis tersebut, terlihat dua beast tingkat satu yang menyerang dari arah lain kini terbelah menjadi dua, sedangkan dua beast lainnya terlihat mengurungkan serangannya karena menghindari gelombang api yang datang.

Happp

Sekelebat bayangan mulai menghalangi arah cahaya yang menerangi pandangan mereka, serempak ketiganya menoleh ke atas, tampak seorang pemuda berambut putih melompat tinggi melewati atas mereka dengan sebuah pedang terhunus ke arah beast kelinci taring hitam yang tubuhnya terbakar.

" Heyaaaa! " Seru Tian Fan sembari menebaskan pedangnya yang kini bilahnya telah memerah dengan aura merah terpancar dari pedangnya.

Sraaakkk

Tian Fan mendarat di belakang sang beast kelinci yang terbakar, bersamaan dengan kakinya yang menapak lantai, tubuh sang beast pun ambruk ke lantai dengan posisi badan terbelah menjadi dua.

Dengan cepat Tian Fan menoleh ke arah belakang, dari sana ia melihat kedua beast yang tersisa melarikan diri dengan tubuh yang masih dilalap api

Pandangan Tian Fan beralih ke arah tiga gadis muda yang menganga saat melihat ke arahnya. " Apa kalian baik baik saja?" Tanya Tian Fan tenang.