Chereads / Dewa Alkemis / Chapter 18 - Bab 18. Dalam diam.

Chapter 18 - Bab 18. Dalam diam.

Bab 18. Dalam diam.

Chapter - Dalam diam.

Tian Fan bangkit dari posisi setengah berlututnya, ia kemudian berdiri tegak sambil menatap angkuh pada Zu Mong dan dua orang yang bersamanya.

Zu Mong yang telah terbakar emosi semakin hitam wajahnya melihat sikap Tian Fan yang terlihat tenang tanda sedikitpun takut pada dirinya yang seorang kultivator ranah petarung tingkat atas, dua tingkat lebih tinggi dari ranah Tian Fan.

Zu Mong menunjukan seringainya, dari sana ia kemudian angkat bicara kembali. " Sikapmu menunjukan jika kau tidak takut pada kami, kau sedang bersikap misterius rupanya! Apa kau pikir aku akan termakan trik murahanmu itu! " Serunya geram.

Tian Fan hanya menunjukan senyum sinisnya, ia kemudian berjalan pelan sambil menyeret pedangnya dimana ujungnya menyentuh permukaan lantai yang menciptakan siring diatasnya.

Tak ada kata yang terucap, hanya tatapan tajam ditambah dengan wajah dinginnya ia tunjukan pada Zu Mong dan kedua rekannya sehingga membuat ketiganya terpaku dan merasa tertekan karenanya. Setiap langkah yang tercipta membuat perasaan buruk menghiasi hati Zu Mong, tanpa sadar hal itu membuat keringat dingin di wajahnya mulai menetes deras.

" Bajingan!" Seru Zu Mong cepat, ia mengangkat tangannya sejajar dada dimana panah silang yang ada di tangannya itu kini terarah pada Tian Fan, dalam sekejap mata ia mengalirkan energi qi nya kedalam senjata magis miliknya itu yang mana hal itu langsung disambut dengan belasan serangan energi berupa anak panah yang terbuat dari elemen api.

Wush Wush Wush Wush

" Mati! " Seru Zu Mong sambil mengarahkan serangan energinya ke arah Tian Fan, di saat bersamaan Tian Fan segera bertindak, ia bergerak dengan cepat menghindari serangan anak panah elemen api dengan sambil terus mendekat ke arah kelompok Zu Mong. Tanpa kesulitan ia menghindari serangan serangan tersebut dimana hal itu membuat Zu Mong merasakan kekesalan yang bercampur ketakutan.

Bagi Tian Fan sendiri mudah saja untuknya menghindari serangan tersebut karena pelatihannya di hutan dan musuh yang dihadapinya lebih brutal sehingga serangan Zu Mong tersebut terasa bukan apa apa untuknya.

Zu Mong dan kedua rekannya terhenyak saat melihat pergerakan Tian Fan, mereka benar benar tak mengira jika pemuda berambut putih yang mereka tahu adalah seorang tabib itu ternyata tahu betul cara bertempur. Wajah ketiganya menegang, mereka yang sedari awal meremehkan Tian Fan kini hanya bisa menyesal karena meremehkan lawannya itu, dengan posisi yang tidak siap dengan posisi Tian Fan yang sudah dekat dengan mereka tentu saja membuat sulit situasi mereka bertiga saat ini

Slash Slash Slash

Trakkk…Traaang….Duaakk

Tian Fan menebaskan pedangnya dengan cepat dalam sekali waktu yang mana tidak bisa dihindari oleh Zu Mong dan kedua rekannya, meski begitu dengan gerakan refleks dan insting tubuh yang menyadari adanya bahaya membuat ketiganya bertindak tanpa sadar untuk menghindari serangan Tian Fan meski sepenuhnya hal itu sudah sangat terlambat. Panah silang yang ada di tangan Zu Mong terbelah oleh sabetan pedang Tian Fan, sedangkan serangan tebasan pedangnya yang lain menghantam pedang yang digenggam oleh rekan yang ada di sebelah kiri Zu Mong, adapun untuk rekan Zu Mong lainnya yang telat merespon hanya bisa pasrah saat tebasan cepat pedang Tian Fan menghantam zirahnya yang membuat dirinya terhempas jauh ke belakang.

Sreett….Braakkk

Zu Mong dan yang lainnya terhempas dari posisinya karena serangan singkat Tian Fan tersebut. Zu Mong terhuyung huyung sambil berusaha bangkit dari posisi setengah berlututnya, pandangannya terarah pada dua rekan yang bersamanya, tampak satu rekannya kini terkapar tak sadarkan diri dengan tubuh menempel di tembok lorong, dengan cepat ia menoleh ke arah rekannya yang lain, matanya membulat saat melihat rekannya tersebut kini sedang bertahan total menghindari serangan sporadis dari tebasan pedang Tian Fan.

Traaang….Duaakkk

Satu tebasan akhir pedang Tian Fan memotong pedang lawannya, dari sana Tian Fan melakukan satu serangan tendangan berputar yang masuk dengan telak ke arah dada lawannya sehingga membuatnya terhantam dengan keras dan melesat ke belakang sampai menabrak dinding dinding Dixia.

Tian Fan menoleh ke arah Zu Mong yang masih tertegun tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tampak jelas jika Zu Mong terkejut dan tak menduga dengan kejadian ini.

Degg

Dugg Dugg…Dugg Dugg…. Dugg Dugg….

Zu Mong merasakan ketakutan luar biasa saat pandangannya beradu dengan tatapan dingin Tian Fan, ia melihat pria berambut putih itu seakan seakan menjadi besar karena sorot matanya benar benar mengintimidasi dan menekan mentalnya. Detak jantungnya berubah semakin cepat saat Tian Fan mulai mengacungkan pedangnya ke arah dirinya.

Tanpa disadari, semua hal itu membuat dirinya spontan berjalan mundur secara perlahan,bersamaan dengan itu ia kemudian mengangkat tangan kanannya dimana senjata panah silangnya terpasang. Wajah Zu Mong memucat saat melihat panah silang miliknya, tampak busur panah yang merupakan senjata tingkat duanya itu telah rusak dengan batang busurnya patah.

Seketika ia bergidik ngeri mengingat serangan pertama Tian Fan, jelas sudah jika bukan senjatanya yang tertebas pastinya tubuhnya lah yang akan terbelah.

Glek

Zu Mong menelan salivanya dengan keras sambil menatap Tian Fan dengan penuh ketakutan." Dia…. Dia benar benar ingin membunuhku! " Ujarnya dengan terbata bata dengan tubuh bergetar hebat.

Brukk

Zu Mong terjatuh, kini posisinya terduduk sambil menatap penuh ketakutan pada Tian Fan yang berjalan mendekat kepadanya. Tian Fan yang sadar perubahan sorot mata dan raut wajah Zu Mong kemudian menunjukkan seringainya. " Kenapa, kau takut mati? Bukankah tadi sangat jelas jika kau ingin membunuhku? " Lanjutnya. " Seseorang yang telah siap membunuh pastinya sudah tahu resikonya yaitu….Dibunuh! " Ujar Tian Fan datar penuh dengan penekanan.

Mendengar itu sontak membuat Zu Mong pucat pasi mendengarnya, ia tidak menyangka akan berhadapan dengan situasi seperti ini.

" Ja….Jangan mendekat! Aku….Aku adalah tuan muda dari klan Zu dan ayahku…. Ayahku juga adalah….."

Tian Fan seketika itu juga menyela perkataan Zu Mong." Aku juga seorang anak dari perwira pasukan seribu orang dibawah pimpinan Jenderal Xiao Meng, kira kira dengan statusku itu apakah setara dengan statusmu yang hanya anak seorang wakil walikota?" Potong Tian Fan.

Zu Mong makin pucat pasi dibuatnya, jelas ia tahu betul jika jenderal dan perwira militer kerajaan Huo memiliki status yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski hanya seorang perwira militer namun siapa yang tak kenal dengan jenderal Xiao Meng yang merupakan tangan kanan dan orang kepercayaan raja dimana para perwira militernya pun mendapatkan tempat khusus di mata pemimpin nomor satu wilayah kerajaan Huo tersebut.

Sadar tidak ada jalan mundur segera Zu Mong mengambil posisi berlutut, dengan cepat ia bersujud pada Tian Fan untuk meminta maaf. " Maafkan aku! Aku punya mata namun tidak bisa melihat, maafkan kelancanganku ini tuan muda! " Serunya cepat sambil bangun dan bersujud beberapa kali dengan membenturkan keningnya ke lantai dengan keras, terlihat darah segar mulai mengalir dari keningnya itu.

Wush

Slash

Zu Mong tercengang tanpa bisa berkata kata, baru saja ia bangkit dari sikap berlututnya ia melihat Tian Fan melesat ke arahnya dengan cepat dimana pedangnya terhunus ke arah depan yang terarah tepat ke arah dadanya.

" Ukh! "

Zu Mong mengerang kesakitan saat merasakan lengan kanannya tersayat dalam, tampak darahnya menyembur saat luka sayatan dalam tersebut mengoyak daging di lengannya sampai ke tulang.

Tian Fan yang kini berjarak satu meter di belakang Zu Mong kemudian angkat bicara. " Jangan pernah meremehkan seseorang karena apa yang terlihat belum tentu wajah aslinya. " Tian Fan menyarungkan pedang di tangannya, lanjutnya." Luka ini adalah tanda pengingat untukmu mengenai aku, aku memiliki prinsip jika seseorang berani macam macam denganku maka aku akan membalas tiga kali lipat dari yang ia lakukan. " Jelasnya.

Zu Mong paham dengan maksud Tian Fan, dirinya yang telah melukai Wei Lan kini dibalas tuntas oleh Tian Fan dengan memberikannya luka yang hampir memutuskan lengannya.

" Ini peringatan pertama dan terakhir, jika kau berani menggangguku lagi maka akan kupastikan kepalamu itu terpisah dari badan!" Seru Tian Fan dingin.