Bab 17. Dixia
Chapter - Dixia ( Penjara )
Tian Fan, Lu Bu dan Wei Lan terkejut saat memasuki ruang bawah tanah akademi Api Hitam, bagaimana tidak! Ternyata tempat yang mereka masuki adalah sebuah Dixia, sebuah penjara bawah tanah yang terdiri dari banyak lorong dan ruang yang biasa digunakan untuk menahan para beast dan juga tempat hukuman para anggota akademi yang bersalah.
Slash….
Slash….
" Teknik api! " Duaarr
Lu Bu dan Tian Fan menebaskan pedang yang mereka gunakan untuk membunuh beast Nianye yang berada di tempat tersebut yang menghalangi jalan dan menyerang mereka dengan intens,sedangkan Wei Lan menggunakan tongkat elemennya untuk merubah energi Qi menjadi serangan bola energi api yang terus membakar beast Nianye yang terluka dan terkapar di tanah.
Apa yang mereka lakukan merupakan bagian dari rencana Tian Fan dimana keduanya berjalan di depan dan Wei Lan di belakang mereka. Lu Bu sendiri cukup terkejut melihat Tian Fan yang begitu cepat bergerak dalam membunuh beast beast seperti balon air tersebut.
Siiing.
Beast beast Nianye yang mati kini berubah menjadi bola cahaya dimana bola bola cahaya yang tercipta tersebut kini melesat ke dalam token yang dibawa oleh Tian Fan,tampak di dalam token tersebut angka yang ada berubah.
" Baru masuk saja kita sudah disuguhkan banyak serangan beast ini! Aku tak menyangka jika ruangan bawah tanah ini diubah menjadi sebuah Dixia. " Ujar Lu Bu serius.
" Sepertinya beast beast ini didatangkan melalui mantra pemanggilan, pasti orang yang memanggilnya memiliki kemampuan menggunakan formasi mantra yang tinggi. " Ujar Wei Lan menimpali. Ia kemudian menoleh ke arah Tian Fan. " Saudara Fan, aku tak menyangka ternyata kau juga belajar dao martial,tadinya aku sangsi dengan rencanamu, tapi setelah melihat ini semua aku semakin yakin jika kita mendapatkan hasil yang baik dalam ujian ini. " Ujarnya dengan wajah berbinar.
Lu Bu dan Wei Lan menganggukan kepalanya, mereka berdua setuju dengan apa yang Wei Lan sampaikan karena rencana Tian Fan benar benar efektif dimana Tian Fan yang bergerak di depan menebas semua musuh yang datang dan memberikan luka berat untuk beast yang datang dilanjutkan dengan serangan kedua dari Lu Bu yang memberikan luka tambahan bagi beast yang terluka dimana Wei Lan yang menghabisi beast beast yang terluka setelahnya.
Sebenarnya Tian Fan sendiri dapat dengan mudah membunuh beast beast tersebut sendirian,ia melakukan hal itu tak lain dan tak bukan untuk membuat kedua rekannya itu percaya diri dengan kemampuan diri sendiri dan memiliki pengalaman dalam pertempuran.
" Hasil ujian itu nomor dua,yang penting untukku kalian bisa lebih percaya diri dengan diri kalian sendiri." Ucapnya santai.
Raut wajah Lu Bu dan Wei Lan berubah setelah mendengar perkataan Tian Fan, ada perasaan segan dan hormat pada pemuda berambut putih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata.
Melihat perubahan raut wajah keduanya Tian Fan pun langsung mengernyitkan keningnya tanda keheranan." Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanyanya polos.
Tak ada jawaban dari keduanya,hanya senyuman tulus yang tersemat di wajah mereka untuk Tian Fan.
" Tidak ada apa apa saudara, mari kita lanjutkan rencanamu ini, kita jangan membuang banyak waktu karena tujuan kita mencari poin sebanyak banyaknya! " Seru Lu Bu menggebu gebu.
Wei Lan menganggukan kepalanya tanda setuju, sedangkan Tian Fan hanya bisa tercengang melihat perubahan kedua rekan barunya itu.
Segera mereka pun berjalan kembali menyusuri lorong lorong Dixia tersebut, dengan kepercayaan diri yang bertambah dan juga kepercayaan yang semakin terjalin antara mereka bertiga membuat tindakan yang mereka lakukan semakin terencana, terkoordinasi dan kompak,kerjasama tim mereka pun membuahkan hasil yang diluar perkiraan mereka bertiga.
Setengah hari berlalu.
Jleb….Slash
Pedang besar Lu Bu menembus tubuh beast Nianye hitam yang merupakan beast tingkat dua sampai pedangnya menembus tanah, secara bersamaan, Tian Fan menebaskan pedangnya untuk melukai parah sang beast dimana setelahnya Wei Lan tanpa ragu membakar sang beast sampai hilang dari pandangan ketiganya.
" Aku….Aku tak menyangka kita berhasil mengalahkan beast bola air ini dengan kemampuan kita! Ternyata selama ini aku bodoh meragukan kemampuan diriku sendiri!" Ucap Lu Bu sambil terengah engah karena kelelahan, ia menatap ke arah sekelilingnya dimana empat beast Nianye hitam kini terkapar dan tergeletak di tanah menunggu ajal.
" Segala sesuatu bisa menjadi mungkin bilamana kita bekerja keras dan percaya diri dengan kemampuan kita sendiri, kita hanya perlu sadar diri dan memiliki tekad untuk itu." Jawab Tian Fan dengan tenang.
" Apa yang kau katakan benar saudara, dengan bersamamu membuat aku sendiri terpacu untuk menembus batas diriku, ternyata selama ini aku baru sadar jika aku bisa melakukan lebih dari yang bisa kulakukan sekarang! " Ujar Wei Lan bersemangat meski terlihat jelas ada raut wajah kelelahan dari dirinya.
Tian Fan tersenyum kecil, setelahnya ia pun angkat bicara. " Itu bukan karena aku, tapi semua itu terjadi kemauan kalian yang kuat…."
Tian Fan menjeda kata katanya, dari sana ia tiba tiba melompat ke arah Wei Lan dan menariknya ke samping hingga keduanya jatuh berguling di tanah, bersamaan dengan itu sebuah anak panah cahaya berelemen api melesat dari arah belakang Wei Lan yang mana anak panah tersebut menyerempet kulit lengan kiri Wei Lan yang membuatnya terluka.
" Saudari Wei Lan! Saudara Fan!" Teriak Lu Bu penuh kekhawatiran sambil matanya menatap tajam ke arah keduanya yang berguling di tanah.
Wussh…Wusshh…
Dua anak panah berelemen api kembali melesat dimana keduanya terarah pada Lu Bu, dengan sigap ia merespon serangan tersebut dengan menggunakan pedang besarnya sebagai tameng untuk tubuhnya.
Duaar…Duaarr….Blaaarr…
Dua serangan energi elemen api itu menghantam bilah pedang Lu Bu dimana hal itu menimbulkan gelombang merah yang membuat Lu Bu terdorong dari posisinya dan akhirnya terhempas menabrak dinding lorong di belakangnya, tampak serangan tersebut selain membuatnya terpental juga membuat bilah pedangnya retak.
Tak lama berselang, ketiganya langsung bangkit dari posisinya, dengan sigap mereka bertiga mengambil posisi waspada sembari menatap ke arah kegelapan dimana asal serangan bermula.
Tap Tap…. Tap Tap….
Langkah kaki terdengar mendekat bersamaan dengan munculnya tiga sosok yang cukup tak asing dimata mereka, setelah keluar dari kegelapan lorong tersebut kini terlihat jelas siapa yang menyerang mereka.
" Zu Mong! " Seru Lu Bu penuh emosi sambil menatapnya dengan nyalang.
" Aku tak mengira kalian bisa menghindari dan menahan serangan dari senjata magis tingkat dua milikku ini! " Ujarnya sambil memperlihatkan sebuah busur silang berwarna biru yang ada di tangan kanannya, tampak di sisi kiri dan kanannya ada dua orang yang mendampinginya sambil berjalan dan menatap angkuh pada Tian Fan dan yang lainnya.
Dari sana, Tian Fan yang kini berdiri di depan Wei Lan untuk melindunginya kemudian menatap sekilas pada Wei Lan, tampak gadis tersebut kini memegangi luka di lengan kirinya yang mengalirkan darah segar dengan tangan kanannya.Setelahnya, Tian Fan pun menatap dingin kembali ke arah Zu Mong dan kelompoknya.
" Hanya seorang pengecut yang menyerang dari kegelapan, kau tidak hanya pengecut….Kau manusia sampah! " Seru Tian Fan datar dengan penuh penekanan.
Mendengar itu sontak membuat wajah Zu Mong menghitam karena emosi, ia langsung menatap nyalang ke arah Tian Fan dengan aura membunuh yang kuat.
" Apa yang kau katakan bajingan! " Seru Zu Mong emosi
Tian Fan menyeringai, " rupanya selain pengecut kau juga tuli rupanya! " Seru Tian Fan yang semakin membuat emosi Zu Mong meledak karenanya.