Chapter 32 - The Adamnadula Crusade(part 7)

Thunderhawk yang membawa Dante, Kesh, dan Allarach akhirnya mendarat di staging point di Vacoris II. Dari jendela pesawat, medan perang yang terhampar di bawah mereka tampak kacau balau. Beberapa titik cahaya bercahaya dari Warp dan kilatan pertarungan mengisi langit, menciptakan pemandangan yang mengerikan namun megah.

Begitu mendarat, Dante melompat keluar dari pesawat dengan kecepatan dan ketepatan yang hanya dimiliki oleh seorang Custodes. Begitu menjejakkan kaki di tanah, dia segera mulai memantau situasi di sekitar. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah kehadiran artifact yang tampaknya sama dengan yang ditemukan di Victorium, namun dengan kekuatan yang jauh lebih besar.

Artifact itu, yang terlihat seperti sebuah pilar besar dengan simbol Tzeench terukir di permukaannya, memancarkan energi warp yang meluap-luap. Aura dari artifact ini lebih kuat daripada yang sebelumnya, menyebabkan distorsi yang jelas terlihat di atmosfer di sekitarnya. Dari semua sudut pandang, artifact ini adalah pusat dari kekacauan yang melanda medan perang, dan Dante tahu bahwa mengendalikan atau menghancurkan artifact ini akan menjadi kunci untuk memenangkan pertempuran ini.

Di lapangan, Lord of Change, seorang Greater Daemon yang memiliki kemampuan memanipulasi realitas dan perubahan, memimpin pasukan Daemon Horror dan Tzaangor. Keberadaan Lord of Change di medan perang, dengan tubuhnya yang besar dan berkilauan, menjadi fokus perhatian semua yang bertempur di sekitarnya. Di bawah komandonya, Daemon Horror dan Tzaangor menyerbu maju dengan kebrutalan yang terkoordinasi dengan baik.

Namun, bukan hanya itu yang Dante amati. Rubric Marine dan Hell Brute juga tampak memimpin barisan pasukan Daemon. Rubric Marine dengan armor mereka yang terlumuri kekuatan Tzeench dan Hell Brute dengan kekuatan fisik yang menakutkan, menjadi kekuatan pendorong yang sangat menakutkan di garis depan.

Saat Dante maju ke medan perang, kehadiran Drop Pod yang mendarat dengan logo salamander menjadi sorotan. Logo tersebut menunjukkan bahwa Salamander Chapter telah tiba untuk bergabung dalam Adamnadula Crusade. Drop Pod itu mendarat dengan gegap gempita di tengah kekacauan, dan sesaat setelahnya, pintu pod terbuka lebar, membebaskan para Salamander dari dalamnya.

Salamander Chapter segera terjun ke dalam pertempuran dengan keahlian khas mereka. Dikenal karena senjata api yang terampil dan kemampuan mereka dalam bertempur di medan perang yang penuh api, mereka mulai memanfaatkan Flamer dan Heavy Flamer mereka untuk mengatasi pasukan Daemon yang berusaha menghalangi jalan mereka.

Flamer yang menyala dari senjata mereka mengubah medan perang menjadi lautan api, membakar Daemon Horror dan Tzaangor yang berada di depan mereka. Gelombang panas dan cahaya api menyebar, menciptakan efek yang sangat merusak bagi musuh. Daemon yang tersentuh oleh api langsung hancur, sementara yang lainnya terpaksa mundur untuk menghindari kehancuran.

"Disini Forge Father Tu'Shan dari Salamander, maaf kami terlambat karena ada gangguan sedikit." kata Forge Father Tu'Shan, "Selamat bergabung di Adamnadula Crusade Forge Father, lebih tepatnya kita berada di Valcoris II." kata Inquisitor Yamada, "Forge Father, kukira kau tersesat dalam perjalanan kemari." sindir Dante, "Hahahahaha, kau punya selera humor yang bagus Lord Custodes." kata Tu'Shan, "Kalau begitu kita fokuskan mematikan semua artifact yang membuka portal ke Warp, Forge Father, kau segera bersiap membantu Black Templar mengamankan Landing Zone dan Staging Point. Shield Host Captain, kau bersama Delta Blade Chapter memimpin serangan ke lokasi artifact tersebut dibantu dengan Angle Sanguine Chapter ke salah satu Artifact, Helbrech kau bersama Marneus Calgar menuju ke artifact lain." kata Lord Guilliman. "Baik Lord Guilliman"

Dante, dengan keahlian dan kecepatan yang dikenal luas, melibas pasukan Daemon Tzeentch tanpa belas kasihan. Gerakan-gerakannya tepat dan mematikan, setiap serangan dari Power Sword dan Power Spear-nya menghancurkan musuh yang berani mendekat. Wajahnya penuh tekad, tanpa sedikitpun ragu untuk terus memajukan pasukannya ke jantung medan perang.

Di sampingnya, Kesh menunjukkan gaya bertarung yang sangat berbeda. Setiap gerakannya elegan, hampir seperti sebuah tarian, tetapi di balik keindahan gerakannya terdapat kekuatan mematikan. Setiap serangannya tepat sasaran, melibas Daemon dengan keahlian yang mengesankan. Musuh-musuh yang mencoba menghalangi jalannya tak pernah bertahan lebih dari beberapa detik sebelum hancur di bawah serangan Kesh.

Namun, yang paling mengesankan adalah Allarach, yang mengenakan Terminator Armor khusus milik Adeptus Custodes. Dengan armor yang sangat berat namun tangguh, Allarach berubah menjadi kekuatan penghancur yang luar biasa. Setiap langkahnya menghentakkan bumi, dan setiap serangannya menghancurkan segala sesuatu di jalurnya. Daemon yang mencoba melawannya tidak memiliki kesempatan. Dia menjadi simbol teror di medan perang, musuh yang tak terkalahkan bagi Daemon Tzeentch yang menghadangnya.

Sesuai rencana, Dante bersama Kesh dan Allarach tiba di lokasi artifact pertama, sebuah pusat kekuatan yang menopang kekuatan Warp di medan pertempuran. Tanpa membuang waktu, mereka segera menghancurkan artifact tersebut. Begitu artifact itu hancur, perubahan besar langsung terlihat. Lord of Change, yang sebelumnya raksasa dan mengerikan, mulai mengecil karena kekuatan Warp yang dia gunakan berkurang drastis. Kekuatan yang dulu mendominasi mulai memudar, membuka celah bagi pasukan Imperium untuk menguasai medan pertempuran.

Namun, saat Dante mengamati perubahan itu, situasi berubah drastis. Sekelompok Space Marine tiba-tiba mengepung mereka. Armor mereka bercorak logam dan kotor, penuh tanda kerusakan perang. Dante langsung mengenali simbol yang menghiasi mereka—Iron Warriors, Space Marine pengkhianat yang terkenal karena penguasaan taktik pengepungan dan brutalitas dalam perang.

Dante, Kesh, dan Allarach bersiap menghadapi pertempuran baru ini. Para Iron Warriors ini jelas bukan pasukan yang bisa dianggap enteng. Dikenal karena ketangguhan mereka dalam pertempuran jarak dekat dan kemampuan mereka mengendalikan situasi dengan tembakan berat, mereka adalah musuh yang sangat berbeda dari Daemon Tzeentch yang baru saja mereka kalahkan. 

"Jadi.... Perturabo mengirimkan anaknya untuk membantu Magnus? sangat tidak biasa." kata Dante, "Dante, kau lebih baik waspada.... Iron Warriro dikenal sangat handal dalam Siege Warfare." kata Kesh, "Siege Warfare ya... kalau ini..." kata Dante melempar sesuatu kearah Space Marine Iron Warrior tersebut,

Sebuah ledakan kecil mengguncang area tersebut, menimbulkan kilatan cahaya yang sangat terang. Ledakan itu berasal dari granat yang dilemparkan oleh Dante, yang sebelumnya telah memberikan kode tersembunyi kepada Kesh dan Allarach. Begitu cahaya granat itu terpancar, Kesh dan Allarach sudah dalam posisi, siap untuk melakukan serangan mematikan.

Para Iron Warriors, terkejut oleh kilatan terang yang menyilaukan, tidak bisa bergerak dengan cepat. Pandangan mereka terganggu, dan itu cukup memberi keuntungan bagi Dante dan Kesh untuk menyerang dengan presisi yang mematikan.

Dalam hitungan detik, Dante dengan Power Sword-nya dan Kesh dengan Plasma Pistol-nya langsung menghajar pasukan Iron Warriors yang terjebak. Taktik ini sempurna—mereka bergerak cepat dan tanpa ampun. Lima Space Marine dari Iron Warriors tewas satu per satu, tak sempat memberikan perlawanan yang berarti.

"kepada semua Unit, aku harap waspada, aku ulangi semu harap waspada. Perturabo sepertinya sudah mengirimkan anaknya untuk membantu Thousand Sons, dan sepertinya mereka akan membawa Daemon Engine." kata Dante, "Dimengerti." kata Chapter Master Sentikan, "Baik Lord Custodes." kata Forge Father Tu'Shan.

Di sebuah istana dekat garis depan, seorang Sorcerer dari Thousand Sons berdiri di atas balkon yang menghadap medan perang. Sorcerer tersebut mengenakan Power Armor berwarna biru dengan hiasan emas khas Thousand Sons, dan tongkat sihirnya berkilau dengan energi dari Warp. Dari pandangannya, ia bisa melihat kekacauan yang melanda Valcoris II, tetapi dia tetap tenang. Dunia ini adalah wilayah kekuasaannya, dan ada rahasia penting yang harus dijaga dengan segala cara—rahasia tentang Daemonculaba, metode mengerikan yang melibatkan penciptaan prajurit melalui penyiksaan dan ilmu hitam.

Tiba-tiba, suara ledakan besar terdengar dari dalam istana. Sorcerer tersebut terkejut dan segera berbalik. Dari ruang ritual, beberapa Space Marine dari Iron Warriors tiba dengan kekuatan penuh. Mereka mengenakan Power Armor yang rusak dan penuh luka perang, tetapi mata mereka berkilauan dengan tekad yang dingin.

"Kenapa kalian di sini?" tanya sang Sorcerer dengan nada marah, menyadari bahwa keberadaan mereka bisa memperumit situasi, "Kami ingin benda itu...." kata Space Marine tersebut, "Segera mabil dan pergi dari sini." kata Sorcerer tersebut menunjuk ke sebuah meja, "Apa Lord Magnus tidak akan marah?" tanya Space Marine dari Iron Warrior tersebut, "Kami punya banyak salinannya, dan kesalahan kalian sendiri karena gagal melindungi Daemonculaba milik kalian dari serangan 4th Company Ultramarine." kata Sorcerer tersebut, "Baiklah kalau begitu." kata Space Marine Iron Warrior mengambil salinan catatan tersebut, lalu keluar dari ruangan.