Chapter 33 - The Adamnadula Crusade(Part 8)

Dante bersama Kesh dan Allarach bergerak cepat menuju lokasi artefak yang berada di garis depan. Dalam formasi ketat dan penuh kehati-hatian, mereka menembus garis musuh, memotong habis segala yang menghalangi jalan. Valorach, dengan Chapter Master Kyoshiro dan 1st Company Stern Veteran Guard, terus membabat setiap Daemon yang menghadang mereka di sepanjang jalan, menyapu medan perang dengan kekuatan tak tertandingi.

Sesampainya di lokasi artefak, Dante dan timnya melihat bahwa salah satu relic yang sebelumnya memancarkan kekuatan Warp sudah dihancurkan. Akibatnya, kekuatan yang menopang Lord of Change mulai melemah, dan tubuh besar serta menakutkan dari makhluk tersebut kembali menyusut secara perlahan. Sang Greater Daemon, yang tadinya begitu dominan di medan perang, kini menjadi lebih kecil dan lebih mudah diserang.

Dante memandang dengan tajam ke arah istana yang menjulang di kejauhan, tempat sebuah Thunderhawk baru saja terbang ke udara. Dari kilatan lambang yang terlihat di badan pesawat itu, Dante segera mengenali bahwa Thunderhawk tersebut tidak berasal dari pihak Loyalist. Lambang yang terpampang di sisi pesawat adalah milik Iron Warriors, sebuah pertanda bahwa pasukan pengkhianat telah merencanakan sesuatu yang besar di dalam istana tersebut. 

"Sepertinya mereka dapat tamu dan tergesah-gesah untuk segera pergi." kata Dante, "Menurutmu begitu?" tanya Kesh, "Ayolah kesh.... Iron Warrior terkenal tidak mau basa-basi dengan apa dan tugas mereka, kalau objective A selesai ya akan segera mundur." kata Allarach, "Apa yang meerka rencanakan?? ah..." kata Dante melihat relic terahkir hancur, "Waktunya kita menuju kastil tersebut." kata Dante, Kesh dan Allarach mengangguk.

Dante, Kesh, dan Allarach bergerak maju dengan penuh kekuatan, membabat habis setiap Daemon Tzeentch yang menghalangi jalan mereka. Sepanjang pertempuran, darah daemon dan energi Warp bercampur di udara, tetapi ketiganya tak terhentikan, fokus pada satu tujuan: mencapai istana dan mencari tahu apa yang direncanakan oleh Sorcerer 

Sesampainya di depan istana, mereka disambut oleh barisan Rubric Marines dari Thousand Sons. Tanpa banyak bicara, Dante memberi isyarat kepada Kesh dan Allarach untuk bersiap. Dengan kecepatan dan keahlian yang tak tertandingi, mereka menghancurkan barisan Rubric Marines satu demi satu. Setiap serangan dari pedang Dante dan senjata Kesh hanya meninggalkan tumpukan armor kosong, tak ada tubuh fisikal yang tersisa. Debu berwarna pelangi yang keluar dari armor-armornya adalah satu-satunya tanda bahwa yang mereka lawan dulu adalah Space Marines.

Allarach, dengan Terminator Armor Custodes miliknya, bergerak perlahan namun mematikan. Setiap pukulan dari senjatanya menghancurkan Rubric Marines seperti pecahan kaca, membuat medan perang di depan istana itu menjadi sunyi.

Setelah membersihkan semua musuh, Dante berdiri di depan pintu besar istana. Tanpa ragu, dia mengumpulkan kekuatan dan menendang pintu tersebut dengan keras. Ledakan energi yang ditimbulkan dari tendangannya cukup untuk menghancurkan pintu raksasa itu menjadi serpihan kecil, menciptakan gemuruh yang menggema di seluruh istana.

Pintu besar itu runtuh, memperlihatkan lorong panjang yang berkilauan dengan kekuatan Warp. Aura yang sangat jahat dan tidak wajar menyelimuti istana itu, seolah-olah sebuah kekuatan kuno bersembunyi di dalam. Dante maju ke depan tanpa rasa takut sedikitpun, disusul oleh Kesh dan Allarach, yang sama-sama waspada terhadap apa yang akan mereka temui di dalam.

Setelah melewati gerbang istana yang hancur, Dante, Kesh, dan Allarach tiba-tiba merasakan tarikan kuat dari Warp. Ruang di sekitar mereka mulai berubah, distorsi dimensi terjadi saat mereka dipindahkan ke sebuah tempat yang tidak sepenuhnya nyata—sebuah dimensi ciptaan sang Sorcerer dari Thousand Sons. Cahaya biru dan ungu berkedip-kedip di udara, medan perang yang aneh dan penuh energi terdistorsi terbentuk di depan mereka. Ruangan besar yang sebelumnya adalah istana berubah menjadi labirin kekuatan psikis dan energi gelap.

Sorcerer tersebut berdiri di kejauhan, mempersiapkan serangan dan memanggil kekuatan dari Warp. Dengan cepat, beberapa Daemon Tzaangor muncul dari bayang-bayang, menerjang mereka dengan liar. Namun, bagi Dante dan Kesh, Tzaangor bukanlah tantangan. Kesh, dengan keanggunannya, berputar dan menghancurkan para daemon dengan setiap ayunan senjatanya, sementara Dante, dengan Power Spear dan Power Sword miliknya, memotong mereka dengan cepat. Setiap serangan adalah pukulan mematikan, tak satu pun dari daemon tersebut mampu bertahan.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, Lord of Change, makhluk raksasa dari alam Tzeentch, muncul. Wujudnya yang menjulang tinggi dan penuh dengan kekuatan psikis membuat udara bergetar. Energi Warp yang melingkupi makhluk itu begitu kuat hingga seolah-olah dimensi tempat mereka berada bergetar karenanya. Tanpa membuang waktu, Lord of Change memanggil beberapa Hellbrute untuk memperkuat pertahanannya. Kekacauan dan energi liar merajalela saat Hellbrute, dengan senjata berat mereka, menyerang trio Custodes.

Dante, Kesh, dan Allarach, tak gentar sedikit pun, segera merespons serangan tersebut. Allarach, dengan Terminator Armor-nya, berhadapan langsung dengan Hellbrute pertama, menahan serangan brutal dengan kekuatan armor-nya. Dengan serangan balik yang sangat kuat, Allarach menghancurkan Hellbrute itu dalam sekali tebasan, memotong mesin perang tersebut menjadi dua.

Dante dan Kesh fokus pada Hellbrute lainnya, bergerak dengan cepat dan tepat. Serangan dari Power Sword Dante menghantam pusat kendali Hellbrute, meledakkan mesin itu dari dalam, sementara Kesh mengarahkan serangan presisi ke titik lemah armor Hellbrute yang terakhir, menghancurkannya dalam ledakan cahaya.

Sorcerer tersebut muncul dengan megah, melayang di atas platform yang ditenagai oleh kekuatan Warp. Aura kekuatan psikis menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan bahwa dia adalah seorang master dari seni gelap Tzeentch. Matanya, bercahaya dengan warna keemasan yang menyeramkan, menunjukkan koneksi mendalam dengan kekuatan luar batas manusia. Sorcerer itu memiliki rambut panjang berwarna ungu dengan ujung-ujung yang merah seperti darah, bergerak seolah ditiup oleh angin tak terlihat. Setiap helai rambut memancarkan energi psikis yang kuat, menambah kesan aneh dan mematikan.

Di tangannya, dia memegang sebuah tongkat sihir dengan enskripsi yang tampak kuno dan tak terbaca, terukir dengan simbol-simbol rumit dari Tzeentch, dewa perubahan dan tipuan. Tongkat itu terhubung langsung dengan Warp, berdenyut dengan kekuatan magis yang mendistorsi realitas di sekitarnya. Setiap kali Sorcerer itu menggerakkan tongkatnya, ruang di sekelilingnya bergoyang dan bergelombang, menciptakan perasaan bahwa realitas itu sendiri rentan terhadap keinginannya.

"Jadi kalian yang merusak pesta Lord Magnus?" Kata Sorcerer tersebut, "Heh.... Magnus bisa berpesta? aku penasaran siapa yang dia undang...." kata Dante, "Perkenalkan namaku Mephturis the Infernal Oracle, kalian akan mati ditanganku!" kata Mephturis dengan nada jengkel, "Nama yang menarik... Oracle, pasti bisa melihat apa yang akan aku pikirkan saat ini." tantang Dante, "Kau....! KAU AKAN MATI!" kata Mehpturis.

Mephturis the Infernal Oracle, tersenyum dingin saat dua sosok serupa dirinya muncul di sisinya, masing-masing dengan aura kekuatan Warp yang sama kuat. Sosok-sosok itu melayang dengan gerakan anggun, mengelilingi platform Mephturis, seolah-olah mereka bagian dari pikiran dan kehendaknya. Setiap sosok memancarkan energi psikis yang bergetar di udara, membuat atmosfer di ruangan tersebut semakin berat dan mencekam.

Dante, dengan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan, menatap Mephturis dan kembarannya dengan tatapan penuh ejekan. Setelah sejenak menilai situasi, dia mulai bertepuk tangan perlahan, penuh sindiran. Tepukan tangan itu bukanlah tanda kekaguman yang sebenarnya, melainkan cemoohan yang halus.

"Sangat menghibur," kata Dante dengan senyum sinis.

Kesh yang berdiri di sebelahnya menatap Dante dengan bingung. "Dante... kenapa kau tepuk tangan?" tanyanya, merasa heran dengan sikap santai Dante di tengah situasi yang serius.

Dante menoleh ke Kesh dengan tatapan penuh rasa percaya diri. "Aku hanya merasa sedikit kagum... tetapi dia tidak bisa melakukannya tanpa bantuan dari Warp," jawabnya dengan nada rendah, merujuk pada Mephturis yang telah menggunakan sihir dan kekuatan Warp untuk memunculkan duplikat dirinya.

Kesh memperingatkan dengan suara tenang namun tegas, "Itu hanya triknya... jangan terpancing."

Namun, sebelum Kesh bisa menyelesaikan peringatannya, Dante melirik ke arah Allarach dan berkata, "Kesh... Allarach... jika kalian penasaran, aku juga bisa melakukannya. Teknik ini berasal dari beladiri kuno Ancient Terra yang disebut Ninjutsu."

Dante mulai membentuk gerakan tangan yang kompleks, membuat segel di udara. Allarach, yang terkenal karena pendekatan langsungnya dalam pertempuran, tampak kebingungan melihat gerakan itu. "Itu... memangnya apa?" tanyanya dengan nada serius namun jelas merasa aneh melihat sesuatu yang tidak biasa di medan perang.

Dante tersenyum tipis dan menjawab dengan penuh keyakinan, "Jika dia memerlukan kekuatan Warp, aku tidak butuh kekuatan tersebut."

Kesh dan Allarach hanya bisa menatap dengan campuran kebingungan dan rasa ingin tahu. Mereka sudah terbiasa melihat Dante menggunakan keterampilan tempur yang mematikan, tapi ini jelas berbeda. Dante, yang biasanya mengandalkan kekuatan fisik dan strategi, kini menggunakan taktik yang tampaknya berakar pada sesuatu yang jauh lebih kuno dan misterius.

Ketika ledakan kecil terjadi di tubuh Dante, asap tebal menyelimuti medan perang sejenak. Begitu asap itu menghilang, dua sosok yang identik dengan Dante muncul, masing-masing membawa senjata yang berbeda. Mereka tampak seolah-olah merupakan bayangan dari Dante yang sebenarnya.

Dante, dengan penuh fokus dan ketenangan, langsung bergerak maju untuk menghadapi Mephturis the Infernal Oracle. Sementara itu, klon bayangan Dante membagi diri untuk membantu Kesh dan Allarach melawan sosok-sosok kembar dari Mephturis yang berusaha mengganggu mereka.

Pertarungan berlangsung sengit dan penuh ketegangan. Dante melawan Mephturis dengan strategi yang sangat cermat, menghindari dan menangkis serangan baik fisik maupun magis dengan keahlian yang sangat tinggi. Setiap serangan Mephturis ditangkis dengan gesit oleh Dante, yang bergerak dengan ketepatan luar biasa.

Sementara itu, klon bayangan Dante yang membantu Kesh dan Allarach berfungsi sebagai pelindung dan penyerang yang efisien. Mereka mengoordinasikan serangan mereka dengan sangat baik, melawan klon Mephturis yang juga sangat terampil dalam bertarung.

Dante, setelah beberapa waktu mengamati dan menganalisis pola serangan Mephturis, menemukan celah dalam pertahanan sorcerer tersebut. Dengan gerakan yang cepat dan terampil, Dante melancarkan serangan fatal menggunakan Guardian Spear-nya. Serangan itu menembus armor ceramite Mephturis dengan kekuatan yang menghancurkan, dan dalam satu tebasan cepat, Dante memenggal kepala Mephturis.

Kematian tubuh utama Mephturis menyebabkan klon bayangannya yang menyerang Kesh dan Allarach menghilang begitu saja. Dengan terhapusnya ancaman dari Mephturis, Dante bersama Kesh dan Allarach dapat kembali mengalihkan perhatian mereka pada pemandangan medan perang yang lain.

Kyoshiro bersama Lord Sentikan berhasil mengalahkan Lord of Change yang sudah tidak berdaya, Kyoshiro dengan Thunderhammer miliknya menghancurkan kepala dari Greater Daemon tersebut dan semua Daemon yang menginvestasi Valcoris II segera lenyap.