"Awh" Jevera membuka mata dan memegangi kepalanya posisi berbaring menatap langit-langit.
"Jev, lo gak papa?" Yongki telah membawanya ke ruang kesehatan kampus setelah beberapa menit sebelumnya dia menemukan Jevera pingsan didalam toilet.
"Yongg ... hiii Yongki ..." Jevera ketakutan parah teringat sesosok mahluk berkepala tiga bermata merah menyala yang dia lihat di kaca cermin kamar mandi, dia lalu memeluk erat tubuh Yongki dengan mata sedikit merembes air.
"Lo kenapa Jev, ada apa?" Yongki sudah tahu mengenai Jevera diteror hantu, tapi seingatnya Jevera di teror hantu hanya di Kostan.
Yongki lalu mengusap-usap punggung Jevera agar tenang "ussh ussh usshh tenang Jev, ada apa?"
"Di WC tadi Yong, Setan itu ada di WC!" Jevera mendusel ke tubuh Yongki saking takutnya.
"Hah?? Setannya ada di kampus jugaa??!!" Wajah Yongki terlihat kaget setengah mati mengedarkan mata ke seluruh ruangan "Jangan bilang kalo tu setan ngintilin elo ke ruangan ini Jev, hiii aing atuttt"
"Yong please gua takutnya gak bo'ongan kampret! Gua takut beneran!" Jevera semakin meluk si Yongki sambil ngeremes-remes pundak Yongki.
"Emangnya tadi lo beneran ngeliat pakek mata kaki?"
"Dengkul yong!"
Jevera lalu menceritakan apa saja yang terjadi sebelum melihat mahluk itu di kaca cermin, berupa gangguan yang tak terlihat menggesek dan mencolok anusnya.
"Wah, teror setan ini sudah keterlaluan banget Jev, ini namanya pelecehan seksual Jev, kita musti kudu laporin ke pihak berwajib!"
"Iya Yong harus ini!" Selesai menjawab Jevera lalu baru keingetan "Lah, ngelaporin? Ei setan Yong! Yang ngelecehin gua kan setan!!"
"Ah iya juga ya. Emm ... kalo gak gini aja Jev lo cari yang ahli soal setan beginian aja Jev" Kata Yongki.
"Yang ahli, maksudnya dukun?"
Yongki mengangguk mantab.
"Lalu ... emangnya lo ada kenalan dukun?"
"Ada"
"Siapa Yong, orang mana"
"Nyari dulu di internet"
"Ah elah"
"Kan' gua belom selesai ngomong Jev"
"Aihh ... gimana dong, gua gak ada kenalan model begituan soalnya" kata Jevera yang memang sebelumnya gak percaya kalo hantu/setan itu ada.
"Ah Jev, gua inget sekarang."
"Apaan?"
"Yuk ikut gua sekarang"
"Ke?"
"Ke__Mon!" Yongki narik tangan Jevera.
Yongki membawanya pergi ke suatu tempat masih di sekitaran belakang kampus, disepanjang jalan yang mereka lalui sangat Sepi, gelap, dingin dan auranya sangat mistis benar-benar membuat merinding.
"Yong, Yong, lo yakin? Horor banget ini tempat Yong" Jevera celingukan kesana-kemari sambil meremas pundak Yongki.
"Sssttt diem Jev bentar lagi nyampek"
Setelah sampai pada suatu ruangan yang tertutup, Yongki mengetuk pintunya.
Tok! Tok! Tok!
Sekali dua kali masih tidak ada yang ngebukain, lalu Yongki nempelin telinga ke pintunya ngemastiin.
"Ada suara kok" Yongki mendengar ada suara macam buku di tarok di meja.
Gedeplak! Gedebugh! Geteplok!
"Suara apa Yong?"
"Suara setan Jev"
Plak!
Jevera mukul kepala Yongki.
"Awuuuh kok lu getok kepala gua sih Jev, sakit tau"
"Aux ah! Orang mah lagi ketakutan lu becandain sue!"
Yongki lalu nyoba ngetuk lagi buat yang ketiga kali barulah ada yang ngebukain. Seorang cowok dengan wajah ganteng tapinya dingin kayak es batu namanya Kelvin adalah seorang indigo.
"Vin," sapa Yongki
Si Kelvin sehabis ngeliat muka Yongki lalu beralih ngeliat ke Jevera di belakang Yongki, dia melotot dan langsung mundur satu langkah mau nutup pintunya lagi.
"Ei Vin, tunggu Vin" Yongki nahan pintu itu.
"Pergi kalian!"
"Vin, please tunggu dulu!"
"Apa mau apa kalian!" Kelvin mukanya dingin banget plus pucat kayak orang sekarat yang gak pernah makan nasi. Tapi yang lebih anehnya lagi lagaknya seperti ketakutan melihat Jevera.
"Kami ... an-anu maksud gua temen gua butuh bantuan lo Vin" kata Yongki.
"Aku tidak bisa bantu, pergi kalian!" Si Kelvin sambil berdo'a dan memegang liontin salib dibalik bajunya.
"Vin, please temen gua digangguin setan mulu. Tolong Vin, kasian dia di entotin setan terus"
"Yongg kok lu nyeplos begitu sih akh! kamprett luu" Bisik Jevera