Belum sampai 30 detik berbaring disebelah Sam, Jevera bangun dan berdiri lagi.
"Kenapa Jev? Ayo sini ~" Sam menepuk-nepuk bantal disebelahnya, senyuman dari mimik wajah yang tampan menawan beserta sorot mempesona matanya justru membuat Jevera salah tingkah, matanya mengedar, badan diam berdiri di tempat, sementara tangan meremas-remas ujung bajunya sendiri yang ujung-ujungnya memilih balik lagi ke kasur lantai lalu duduk lagi.
"Jangan Sam, aku gak mau ngerepotin kamu, lagian kan aku yang menumpang" ulang Jevera.
Sam masih senyum seperti tadi lalu berdiri datang mendekati "Repot apa sih? Enggak kok, udah gak papa! Ayo berbaring lagi sinih"
Setelah saling dorong dan berdebat cukup panjang prihal siapa yang bakal tidur di kasur, akhirnya Jevera menyetujui tidur di kasur berdua dengan Sam.
"Pakai selimutnya" Sam menata selimut ke tubuh Jevera lalu dia berbaringnya miring ke arah Jevera.
Sekarang mereka berdua saling bertatapan mata.
"Saam ..."
"Kenapa?"
"Eng--, enggak kok"
"Pejamkan matamu"
"Ak-aku tak-takuttt"
"Ssttt ... gak usah takut, ada aku" Sam mengelus-elus rambut Jevera.
Meski diliputi rasa dag, dig, dug ser tidur disebelah Sam sekaligus waspada dengan gangguan mahluk astral, Jevera akhirnya bisa tidur.
Paginya Jevera bangun, duduk langsung memeriksa tubuhnya sendiri, senyum merekah di bibirnya betapa bahagianya pagi ini. Kaos dan celana pendek yang dipakai sebelum berangkat tidur semalam, pagi ini masih utuh melekat di tubuhnya beserta tidak basah keringat seperti sebelumnya.
"Yes!! Akhirnya gua tidur gak bugil lagi, kayaknya emang beneran kamar itu yang berhantu!" Gumam Jevera didalam hati.
"Udah bangun Jev?" Suara Sam dari arah meja belajar
"Eh, i--iya Sam" Jevera sedikit kaget mendengar suara Sam karena sedang sangat bersemangat dan kegirangan, dia hanya fokus dengan pakaian yang masih melekat ditubuhnya saja, bahkan sempat tak terpikir kalau sedang menginap di kamar Sam pastinya ada Sam-nya juga.
Mata Jevera kemudian mengedar ke sekeliling terutama dibagian kasur, meski senang bangun tidur masih berpakaian begini, tetapi juga penasaran melihat seprei kasur berantakan beserta ada tisu-tisu bekas yang berserakan di lantai didekat tong sampah, melihat dengan seksama sepertinya sampah tisu berserakan itu karena di lempar (cara membuangnya) dari arah kasur ini.
"Sam?"
"Hm"
Jevera melihat Sam yang masih duduk di kursi belajar sepertinya sedang sibuk mengerjakan tugas.
"Semalam lo ngeliat ada sesuatu gak Sam?" Tanya Jevera memastikan keganjilannya.
"Oh semalam gua langsung tidur dan tidurnya pulas banget. Tadi gua bangun pagi banget buat kejar tugas, kayaknya gak terjadi apa-apa kok Jev" Sam mendongak ke langit-langit.
"Oh begitu" Jevera beranjak bangun dari tempat tidur dan melangkah mendekati Sam di kursi meja belajar sana.
Sam memalingkan wajah ke arah bukunya lagi, sebenarnya gemas melihat wajah Cantik Jevera sangat berseri di pagi hari.
Setelah sampai didekat Sam, Jevera ngintip apa yang sedang dikerjakan Sam.
"Hmm ... sibuk banget yah jadi anak Teknik"
"Enggak kok ..." Sam tutup buku dan bergeser kursi, Jevera satu langkah ke samping Sam dan berbalik badan membelakangi meja sehingga pantatnya menyenggol meja.
"Awh" meringis dan melotot, sensasi rasa perih dan pegel di anusnya itu ciri khas habis diewe.
"Kenapa Jev?"
"Eng-enggak kenapa-kenapa kok. Oh ya tadi pagi lo bangun jam berapa Sam?" Jevera bertanya sambil melihat ke arah kasur yang berantakan beserta tong sampah yang berserakan tisu-tisu itu, tidak hanya itu saja melihat raut wajah Sam juga terlihat pucat seperti tidak tidur.
"Antara jam empat atau jam lima, gua lupa gak nginget jam. Tadinya mau sekalian ngebangunin lo tapi lo keliatan pulas banget tidurnya"
"Oh ... btw makasih ya Sam buat malam ini" Jevera mengusap pundak Sam lalu beranjak pergi.
Glug, Sam menelan ludah Otak Homo-nya mengartikan perkataan Jevera dengan sesuatu yang berbeda, terlebih lagi dengan apa yang sebenarnya ia tonton secara langsung di kamarnya semalam yang tidak ia ceritakan pada Jevera.
"Huaaaam" Setelah Jevera pergi Sam menguap-nguap karena betul terkaan Jevera bahwa ia tidak tidur semalaman.
____
Jevera pergi kuliah seperti biasanya, hari ini kebetulan jadwal matkul yang tidak ia sukai. Apalagi melihat siapa Dosennya, bikin ngantuk!
Sengaja mengambil tempat duduk paling pojok belakang, dan hari ini teman yang gak akrab-akrab banget si Yongki tidak mengambil kelas ini.
"Huaaam ... membosankan sekali sih!" Bergumam sambil ngelamun mikirin semalam.
"Apakah ... semalam Sam ... hm" Senyum-senyum sendiri
Tak seberapa lama "uuhh ...." Lagi-lagi seperti ada sesuatu yang mengelus-ngelus manja di anusnya. Jevera spontan sedikit mengangkat pantatnya dari kursi.
Bulu kuduk seketika merinding, jantung berdetak hebat tapi sensasi elusannya enak bikin hasrat spontan memuncak.
"Ah Gak, gak, gak, ya ampun apa'an sih gue" mengira karena keasikan berfantasi dientod Sam semalam, Jevera lupa kalau ada gangguan setan.
Saat nyoba pantat sedikit diangkat, lobang anusnya terasa seperti di colok
"Awh~"
Cepat-cepat duduk lagi, "Astaga, apa sih in-ini ...?? Jangan-jangan???"
Saat sudah duduk, anus terasa di elus lagi
"Uhhh~"
Diangkat lagi, terasa di colok lagi
"Aahh~"
Duduk lagi, di elus lagi
"Uuhh~"
Angkat lagi, colok lagi
"Oohhhhh ~"
"KAMU KENAPA JEVERA???" Ibu Dosen keheranan dengan gerak-gerik aneh Jevera.
"Eng--enggak kenapa-napa kok bu" Jevera menjawab sambil menahan erangan.
Kurang lebih satu jam menahan diri selama jam pelajaran Jevera menggigit buku, bergantian dengan pena dan remasan kertas agar suara desahannya tidak terdengar teman maupun dosen.
Satu jam lamanya gesekan-gesekan enak sekaligus colokan-colokan dahsyat di anusnya itu berhasil membuat precum berceceran di celana dalam, saat pelajaran berakhir dengan cepat-cepat lari menuju toilet.
"Huh, hah, huh, hah" Mengunci diri didalam salahsatu bilik wc, kemudian melucuti baju dan menurunkan celana.
"Gak, gak, gak, gua yakin udah mencuci bersih celana dalam ini!" Jevera sedikit tahu kata-katanya Setan akan bersemanyam di pakaian yang kotor, seingatnya dia selalu menjaga kebersihan.
Melorotin celana Jeans selain mengecek kondisi celana dalam adalah karena gesekan enak tadi bikin sange, kontolnya sekarang ngaceng, precum pun masih merembes.
Sekarang Jevera berdirinya menghadap Closet, mengambil beberapa senti Tisu Roll untuk menyapu precum di kepala kontolnya.
"Aaahh ~ ap-apa iniii!!!" Jevera kaget setengah mati, ada suatu kekuatan yang tak terlihat mendorong kuat punggungnya hingga tubuhnya hampir nyungseb ke Closet, tangan stabil berpegangan pada Closet (Jamban duduk) itu, sekarang posisi tubuhnya nungging.
Sudah nungging begini tetapi sulit berdiri kembali, kekuatan itu kemudian menarik kebawah celana Jeans Jevera beserta Celana dalam hingga sukses turun sampai pergelangan kaki.
"Aahh~aahh A-apa ini, kenapa celanaku seperti ada yang menarik!" Jevera sudah tidak tahan lagi, sesuatu yang tidak terlihat mulai membelai-belai punggung, dada dan lehernya seperti kecupan-kecupan pelan disertai pantatnya seperti di bongkah-bongkah dan di remas-remas.
"Aaahhh ~ Aaahhh ~ Aaahhh"
Geli-geli ngeri, tapi enak.
Tubuh Jevera merinding diantara rasa takut dan juga nikmat yang tidak bisa tergambarkan, kontolnya makin tegang, precum mengalir terus.
Dua gundukan pantat yang di remas-remas dan dijembeng-jembeng itu kemudian lobang anusnya muncul sensasi seperti di tusuk oleh benda besar dan keras sebesar tiga kali lipat dari ukuran kontolnya.
"Aah!" Ia tersentak kaget, saat benda itu sudah menusuk anusnya, matanya melotot. Inikah rasanya dientod beneran?
Tidak terlihat tetapi terasa seperti nyata, ada sesuatu yang membekap mulutnya, ia ingin teriak tetapi sungguh tidak bisa ketika benda keras dan panjang seperti KONTOL MAHA BESAR yang menyogok itu mulai merojok-rojok lobang anusnya
PLOK!
"Ohh!"
PLOK!
"Ohh!"
PLOK! PLOK! PLOK! PROK! PROT!
"ohh ... ohh ... oooooohh!"
Hanya didalam hati ia teriak, Rasa-rasanya sukma seperti terbang melayang kedalam mimpi-mimpi enak yang sering dialami, Dientod Kontol yang maha besar milik pria perkasa di tengah hutan belantara.
"Oohh ... apa sebenarnya ini? Oohh ... ini enak sekali ohhhh enak ... oohhh mentokin teruss oohhhh ... ooohhh"
Tubuh bergetar seiring genjotan-genjotan, Mulut terbuka menganga, tapi teriak tidak bisa. Hanya dalam hati saja meraung-raung keenakan oleh rojokan kontol jumbo yang beringas mentok-mentok sampai prostatnya.
Plok! Plock! Plock! Plok!
"Oohhh ooohhh enaak oohhhh ..."
Plok! Plok! Plok!
"Oohhhhhhhh!!! Enak banget Saaam!!"
Tubuh Jevera menggelinjang dan bergidik keenakan sampai croot berkali-kali
Dan sekalinya menyebut nama seseorang, kembalilah ia kedalam kesadaran.
Posisi tubuhnya nungging menghadap Closet seakan mau menyeburkan kepala kedalam sana sementara salah satu tangan memegang batang kontol terasa becek pejuhnya sendiri, sebagian berhamburan di lantai.