Episode 1
Prolog Aku merasa takdir yang tersurat untukku kurang bagus. Karena ibuku meninggal ketika usiaku baru 5 tahun.
Sedangkan ayahku entah dia berada di mana. Dia meninggalkan aku dan mbak Yanti, satu - satunya saudaraku. Untungnya Mbak Yanti sudah punya suami.
Sementara aku masih duduk di bangku SMP, sehingga hanya bisa mengandalkan mbak Yanti untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari - hariku.
Itu pun hanya bisa sampai aku tamat SMP. Setelah aku sudah lulus SMP, Mbak Yanti berbicara kepadaku
" Mbak sudah gk bisa bantu kamu kehidupan kamu semuanya, karena Mbak sendiri sekrang banyank kebutuhan dirumah karena harus biayain sekolah anakXm anak Mbak." ucap Mbak Yanti ke Adiknya yaitu Joni.
"Iya mbak aku mengerti itu koq" ucap lesu Joni.
"Mending kamu cari kerja aja Jon, dari pada kamu lanjut sekolah ke SMA, ya walaupun kamu dapat beasiswa sampai kamu lulus,Ucap Mbak Yanti.
"Aku juga akan cari kerja koq Mbak, dan tetep lanjutin sekolah aku,"Ucap Joni.
"Iya udh Mbak kalo itu keputusan mu, Mbak hanya bisa mendo'akan dan membantu semampunya Mbak aja Jon, Maaf ya Jon bukanya Mbak gak mau membantu mu, Tapi keadaan Mbak juga pas pasan, Mbak harap kamu bisa mengerti" ucap Mbak yanti dengan wajah sedih sambil menatap adiknya.
"Iya Mbak Joni sangat ngerti kq, Joni hanya minta do'a nya saja agar joni bisa sekolah SMA sampai lulus, seperti yang di inginkan IBU." ucap Joni.
"Mbak akan selalu doa'in kamu Jon, Mbak juga sedih dan merasa gagal karena tidak bisa menjalankan amant ibu agar membantumu bisa sampai sekolah SMA."
"Iya mbak terimakasih karena selama ini sudah banyak ngebantu Joni, dan maaf Kalo membuat Mbak jadi kerepotan."
"iya Jon gak apa apa itu memang sudah tugasku sebagai kakakmu untuk ngebantu kamu sampai kamu cukup besar"
setelah mereka berbicara Mbak yanti langsung pergi ke rumahnya sendiri.
Aku sekarang sendirian dirumah merenungi nasib ku yang begitu menyedihkan, dan aku berpikir akan mencari pekerjaan apa untuk membiayai hidup ku sendiri.
Tapi apa yang bisa aku lakukan, yang hanya punya modal ijazah SMP ini... ?
Lagi pula saat itu umurku baru 15 tahun. Melamar ke mana - mana pun takkan diterima, karena masih di bawah umur.
Sementara Mbak Yanti nanti hanya bisa memberikan uang kepadaku seadanya tiap bulan.
Uang yang jumlahnya tidak seberapa. Untuk buat makan sehari - hari pun aku rasa tidak cukup, myngkin aku akan hanya Makan sehari sekali untuk menghemat uang. Karena itu aku harus berusaha mencari duit sendiri dengan segala cara agar aku bisa lanjut sampai lulus SMA.
Mungkin Dengan cara membantu - bantu di pasar pun aku lakukan. Yang penting bisa makan tiap hari, tanpa harus menunggu kiriman dari mbakku. jadi besok aku harus bangun pagi jam empat untuk pergi ke pasar, dan mencoba mencari toko yang bisa menerimaku.
Pagi hari jam setengah empat.
Joni Sudah bangun dari tidurnya dan dia bersiap siap untuk pergi kepasar, dia pergi untuk mandi dulu sebelum berangkat pergi kepasar.
"uuuhhh, beerrrrr,.. dingin banget mandi jam segini,"
ucap joni dan bibirnya begetar menahan rasa dingin sambil cepat cepat menyelesaikan mandinya."
Setelah selesai Mandi dia masuk kekamar untuk memakai pakaian dan bersiap berangkat ke pasar, karena Joni melihat jam di mejanya sudah menunjukan Jam empat kurang 15 menit.
"Ok waktunya berangkat, semoga nanti ada yang mau menerimanya," ucap joni menyemangati dirinya sendiri.
Dia berjalan keluar luar rumah dan tak lupa mengunci pintunya, dia berjalan menuju sepeda ontel yang sudah terlihat agak jelek, yahh joni hanya punya sepeda ontel butut untuk kendaraan dia, itupun dikasih tetangganya karena anak mereka sudah tak mau memakainya karena alesan sudah jelek dan ketinggalan jaman.
"Berangkat"
ucap joni sambil mengetuk stir speda ontelnya, dan mengayuh ontelnya menuju ke pasar. dia menelusuri jalanan kampung ya masih terlihat sepi, mungkin karena masih pagi dan para penduduk kampung masih pada tidur,
joni mengayuh sepeda ontelnya dengan senyum dan semangat yang kuat,
Tak terasa Joni sudah sampai pasar, dia langsung turun dari sepeda ontelnya dan mencari tempat yang bisa di buat nitip ontelnya saat dia nanti berkeliling mencari ke toko toko yang akan mau memperkejakan dirinya.
"Taruh di mana ini ontel kesayanganku," gumam Joni.
Joni celingak celinguk mencari tempat untuk nitip, dan dia melihat toko sembako yang kelihatan masih sepi, karena ini masih sangat pagi dan belum banyak yang datang ke pasar, mungkin kalo sudah jam setengah enam akan banyak yang datang ke pasar untuk membeli buat kebutuhan mereka.
Joni pun menuju ke toko tersebut dan langsung menyapa pemilik toko,
"Permisi Pak" ucap joni sopan ke pemilik toko
"Iya dek ada apa" ucap pemilik toko.
"Ini pak saya mau nitip sepeda ontel saya disini, apakah boleh" ucap joni
"Oh, iya silahkan taruh aja disitu" ucap ramah pemilik toko
"Iya pak, Makasih sudah boleh nitip sepeda ontel saya" ucap joni.
"Emang adek mau kemana, dan cari apa kq sepagi ini sudah kepasar....?" tanya sang pemilik toko ke joni.
"Saya mau mencari pekerjaan Pak" ucap Joni.
"Pekerjaan...?
emang buat apa kamu nyari kerjaan bukanya kamu masih harus sekolah kq sudah cari kerjaan.
"Iya pak saya cari kerajaan untuk biaya sekolah dan buat hidup saya sehari hari" ucap joni.
"Emang orang tua mu kemana" tanya pemilik toko.
"Ibu saya sudah meninggal pak, dan untuk ayah, saya gak tau dimana soalny dia pergi waktu saya masih kecil,.
"Kamu punya saudara" "Punya Pak, dia adalah kakakku perempuan dan dia sudah menikah , makanya saya gak mau membebani kakak saya untuk membiayai kehidupan saya." ucap Joni.
"Ohh... kalo kamu mau kamu bisa bantu bantu di toko saya, Tapi dengan syarat kamu harus sekolah yang bener dan dapat nilai bagus gimana." ucap pemilik toko memberi penawaran dan sayarat ke Joni.
"Iya pak saya mau banget,, dan saya juga akan serius untuk sekolah" ucap joni semangat.
"Bagus,,, kalo begitu kamu pagi jam empat datang dan pulang jam stengah tujuh dan untuk gaji aku akan memberikan kamu 40rb perhari gimana."
"Iya pak saya Mau sekali, jadi mulai kapan saya bisa bekerja" ucap joni senang.
"Sekarang juga kamu bisa langsung bekerja,"
"iya pak terimakasih sudang nerima saya kerja disini Pak,"
"Iya.... Tapi ingat kamu harus rajin belajar dan serius sekolah jangan Main main." ucap tegas pemilik toko kepada Joni
. "SIAP PAK" sahut joni senang dan penuh semangat.
"Oh yah nama kamu siapa" tanya pemilik toko ke joni.
"Nama saya Joni Pak" jawab joni.
"Ok Joni kalo nama bapak panggil aja dengan Pak.Jaya" ucap pemilik toko yang namanya Jaya.
"Siap pak Jaya." sahut joni "
Semangat Jon kalo kamu mau sarapan itu didepan sana, tenang aja nanti bapak yang bayar" ucap pemilik toko agar joni pergi sarapan. Joni hanya mengangguk sebgai tanda mengerti.
Rutinitasku sekarang Setiap hari aku bangun jam 4 pagi dan berangkat ke pasar untuk membantu di toko Pak jaya,
Aku kembali ke rumah jam setengah tujuh, dan bersiap siap berangkat ke sekolah.
Di sekolah tak banyak yang aku kenal, karena aku terkenal sebagai siswa yang miskin, jadi tak banyak yang mau dekat denganku.
Padahal kalau dilihat dari wajah dan postur tubuh aku terbilang cowok tampan dan badan yang ideal, para siswi pun memberikan julukan kepadaku dan meyebutku dengan sebutan
(Si tampan yang miskin)
"Yaaaa... ini lah aku,siswa yang miskin,."