Chereads / Sang pria pemuas / Chapter 9 - Bab 9

Chapter 9 - Bab 9

*BERTEMU DENGAN TANTE SHARA*

"KLIEN PERTAMA"

Ketika hari sudah mulai remang - remang dan menuju malam, pak sopir tua itu menghentikan mobil yang dikemudikannya.

Lalu menunjuk sebuah  mobil yang mewah ...

Mewah sekali (belakangan aku tahu bahwa mobil mewah itu disebut limousine),

si sopir munjuk sambil berkata, "

"Pindah ke mobil itu Dek. " ucap si supir.

Sebuah limousine yang konon pemiliknya bisa dihitung dengan jari di kota ini, juga sudah terlihat tua.

Bahkan mungkin lebih tua daripada sopir mobil tua tadi. Ia membuka pintu belakang kanan dan mempersilakanku masuk.

Aku pun masuk ke dalam limousine itu. Lalu kutemukan beberapa hal di dalamnya. Bahwa di antara seat sopir dengan seat di belakang, dibatasi oleh dinding berkaca yang ditutup lagi oleh tirai.  di kanan - kiri jok yang kududuki juga ditutupi oleh tirai.

Sehingga aku tidak bisa melihat ke luar. Dari luar pun takkan bisa melihat ke dalam.

Hal lain yang kurasakan, betapa harumnya aroma di dalam mobil mewah ini. Selain dari pada itu, di belakang ini terasa luas sekali.

Tidak seperti di dalam sedan biasa. Bahkan ada mejanya segala, yang bisa ditaruh minuman atau makanan.

Tapi yang terpenting adalah, di dalam mobil itu ada seorang wanita yang kutaksir usianya di atas 30 tahun tapi di bawah 40 tahun.

Mengenakan baju mantel panjang, seperti jubah, berwarna biru tua.

Begitu aku duduk di samping kanannya, wanita itu menjulurkan tanganya yang halus itu kepadaku, sambil menyapaku, Aku pun menerima uluran tangannya dan merasakan betapa halusnya tangan wanita ini,

"Kamu bernama Joni kan ?"

"Betul Bu. "

"Namaku Shara. Panggil tante aja, biar tidak terasa terlalu kaku. "

"Iya Tante. "

Limousine yang kutumpangi pun mulai bergerak, entah mau menuju ke mana.

"Kata Mamih, kamu orang baru ya, " kata Tante Shara lagi

"Betul Tante. "

"Sama sekali belum pernah dibooking wanita lain ?"

"Belum pernah Tante. Ini yang pertama kalinya. "

"Aku sudah melihat foto tel*njangmu dari Mamih, " ucapnya sambil memegang celana jeansku, tepat pada bagian yang agak mengembung,

karena diam - diam batangku sudah mulai ng*ceng.

Akibat aku membayangkan apa yang bakal terjadi di antara wanita itu dengan diriku nanti.

"Coba lihat pen*smu, " ucapnya sambil memijat - mijat celana jeansku tepat di bagian batangku yang sudah rada ngaceng ini.

Aku menoleh ka kanan kiriku, dengan sikap ragu.

"Jangan takut. Tiada yang bisa melihat kita. Kan sekelilingnya ditutupi tirai. Sopir juga takkan bisa melihat ke sini, jadi kamu tenang saja" kata Tante Shara.

Mendengar ucapan Tante Shara itu, aku pun tanpa ragu menurunkan kancing zipper celana jeansku.

Lalu kupelorotkan celana jeans berikut celana dalamku sampai ke lutut. Sehingga batangku tidak telindungi apa - apa lagi.

Tante Shara memegang Tongkatku sambil berkata,

"O my God ... memang panjang sekali ! Inilah yang kucari - cari selama ini ... ! "

Tante Shara tidak cuma memegang, tapi dia lalu mengelus - elus dan sedikit meremasnya perlahan.

Sehingga tongkatku spontan ngaceng berat. Sesaat kemudian Tante Shara menyalakan lampu di atas kepalanya.

Lalu dia duduk menyandar ke pintu mobil yang lebar sekali itu. Dan merentangkan mantel jubahnya.

Disusul dengan penyingkapkan gaunnya. Diikuti dengan pelepasan celana dalam yang dia pakai ...

sehingga ....

oiii ...

maaaak !

jreeennggg...!

Aku pun bisa langsung menyaksikan mem*knya yang bersih dari bulu j*mbut itu !

Aku terlongong dibuatnya.

Aku Memandang ke arah wajah Tante Shara yang sedang tersenyum manis, lalu memandang ke arah mem*knya yang sedang diusap - usap sendiri dengan tangan halusnya.

"Ayo Sentuhlah ... jangan cuma dipelototin, " kata Tante Shara kepadaku.

Aku cuma tersenyum canggung, sambil mengamati manisnya wajah Tante Shara .

Tiba - tiba Tante Shara menarik kedua tanganku. Lalu memagut bibirku.

Menciumku sambil menjulurkan lidahnya.

Aku pun menyedot - nyedot lidah Tante Shara, seperti yang sering kulakukan dengan Iis dahulu.

Cuma bedanya, mulut Tante Shara ini tercium harum yang menyenangkan.

Sehingga aku sangat bersemangat untuk menyedot - nyedot lidahnya.

Terkadang Tante Shara menyedot - nyedot bibir bawahku, yang kubalas dengan lumatan yang serupa.

Celana jeans dan celana dalamku sudah tertanggalkan, sehingga batangku terasa sudah bertempelan dengan mem*k Tante Shara.

Lampu pun dia matikan. Namun aku sadar bahwa Tante Shara sedang memegang batangku, sambil mencolek - colekkan ke celah mem*knya yang hangat dan agak basah.

Bahkan pada suatu saat Tante Shara berbisik di tengah kegelapan malam,

"Doronglah sampai masuk ... "

Aku mengikuti perintah Tante Shara. Mendorong batangku yang sudah bertempelan dengan bagian basahnya mem*k Tante Shara.

Sedikit demi sedikit batangku membenam ke dalam liang mem*k Tante Shara.

Disambut dengan ciuman lengketnya lagi. Lalu menjulurkan lidahnya kembali, untuk kusedot - sedot,

sambil mulai mengayun batangku yang makin lama makin jauh membenam ke dalam liang mem*k wanita itu.

Sampai akhirnya mentok di dasar liang mem*k Tante Shara.

Lalu terdengarr suara Tante Shara di dalam kegelapan,

"Ooooh ...

inilah yang kucari - cari selama ini Jon ...

liang mem*kku ini termasuk panjang, dan dalam sekali, tidak dangkal seperti liang mem*k wanita lain pada umumnya.

Tapi Kont*lmu berhasil menyentuh ujung dasarnya .

Bahkan terasa sampai didorong begini ....

tapi cabut dulu Tongkatmu ...

nanti kita lanjutkan di villa saja. Biar lebih leluasa bisa menikmatinya. "

Sebenarnya aku agak sedikit kecewa, karena sedang enak - enaknya menikmati Kont*lku yang sudah berada di dalam mem*k wanita ini.

Tapi aku harus menurut pada apa pun yang dikehendakinya karena aku sadar bahwa tugas ku hanya memuaskan tapi kalo aku juga bisa merasa puas itu sudah termasuk sebagai bonus.

Maka kucabut tongkatku dari liang mem*k Tante Shara. Lalu kukenakan lagi celana dalam dan celana jeansku dalam kedelapan.

Aku tidak tahu apakah Tante Shara sudah mengenakan kembali celana dalamnya atau belum.

Yang jelas ia melingkarkan lengan kanannya di pinggangku sambil berkata,

"Nanti di villa, kamu bebas melakukan apa aja pada diriku Jon.

Pokoknya selama di villa, kamu jangan canggung lagi ya. "

"Iya Tante, " sahutku.

"Anggaplah aku ini kekasihmu, meski pun usiaku jauh lebih tua darimu. "

"Siap Tante. "

"Ohya ... sejak direkrut oleh Mamih, kamu sama sekali belum berkencan dengan pelanggan Mamih ?"

"Belum Tante. Ini untuk yang pertama kalinya. "

"Tapi kelihatannya kamu sudah berpengalaman.

Sama siapa aja kamu punya pengalaman ?"

"Hanya satu orang Tante. Dengan saudara sepupuku yang usianya sepuluh tahun lebih tua dariku. "

"Pernah main sama lonte gak ?"

"Amit - amit. Belum pernah Tante.

Satu - satunya wanita yang pernah kugauli hanya saudara sepupuku itu. Dan setelah dia menikah lagi, aku tak pernah menggaulinya lagi.

Aku hanya sering main dengannya pada waktu saat dia masih jadi janda. "

"Baguslah, " sahut Tante Shara, Berarti darahmu masih bersih. " ucap tante shara lagi.

Limousine yang sedang kami tumpangi meluncur terus.

Namun tak lama kemudian terasa mobil ini membelok ke kiri, lalu berhenti.