Chereads / Sang pria pemuas / Chapter 15 - Bab 15

Chapter 15 - Bab 15

*Pinda Ke Rumah Tante Shara*

Esok paginya aku bangun sepagi mungkin, seperti yang diminta oleh Tante Shara.

Aku malah duluan bangun pada saat Tante Shara masih tertidur pulas.

aku berdiri dari ranjang dan malangkah ke kamar mandi untuk membersihkan badanku dan aku pun mandi sebersih mungkin.

Ketika selasai mandi aku keluar dari kamar mandi, ternyata Tante Shara pun sudah bangun dan tengah duduk sambil melihatku yang sudah mandi dan wangi.

Ia tampak senang karena aku sudah duluan bangun seperti yang dipesannya tadi malam.

Kini giliran Tante Shara untuk pergi Mandi.

Pada waktu Tante Shara mandi, aku berjalan keluar dari villa lewat pintu belakang.

Ternyata di belakang villa itu banyak bukit yang hijau, yang menyegarkan pandangan mataku.

Villa itu dikelilingi pagar tembok. Tapi di bagian belakang sekali, tampak sebuah pintu menuju pohon - pohon pinus yang ditanam di bukit - bukit itu.

Aku membuka pintu itu karena merasa sangat tertarik menyaksikan pemandangan yang menyejukkan mataku.

Tapi aku hanya berani berdiri di ambang pintu pagar tembok itu saja. dan tidak berani keluar, karena takut kalau Tante Sharon mencariku.

Cukup lama aku berdiri di ambang pintu pagar dinding tembok itu.

Sampai akhirnya terdengar suara Tante Sharon di belakangku,

"Pemandangannya indah ya ?" ucap tante Shara.

Aku menoleh dan menyahut,

"Iya Tante. Indah sekali. " sahutku.

"Bukit - bukit itu milikku semua.

Tadinya mau dibangun pabrik. Tapi setelah dipikir - pikir, sayang kalau pemandangan seindah ini dirusak oleh pembangunan pabrik,

Makanya kubiarkan aja jadi hutan pinus begitu, "

kata Tante Shara sambil memelukku dari belakang dan melingkarkan tanganya kedepan.

"Iya Tante. " sahutku sambil mengusap usap jari jari lentikmya yang berada didepan perutku..

"Ayo kita berangkat Jon. Nanti kita sarapan pagi di jalan aja. " ajak tante Shara.

"Siap Tante. " sahutku.

Lalu kita berjalan kembali ke dalam villa untuk mengambil barang barang kami di dalam kamar.

setelah dirasa tidak ada yang tertinggal kita berdua berjalan keluar kamar, tante Shara pun megapit lenganku dan kita berjalan beriringan menuju pintu keluar villa,

Aku merasa seperti pengantin baru yang sehabis bulan madu saja ini...

Beberapa saat kemudian, Aku dan Tante Shara sudah berada di depan mobil Alpard, dan si sopir segera membukakan pintu untuk kita berdua masuk ke dalam mobil mewah ini.

Mobil yang kita naiki segera melaju menuju ke tempat kita selanjutnya yaitu kerumah tante Shara,

tapi nanti kita akan berhenti sejenak untuk mencari sarapan pagi kita.

Sampai di batas kota, Mobil alpard Tante Shara berhenti di depan sebuah restoran.

Kita segera turun dari mobil dan menuju kedalam resotoran. Untuk makan sarapan pagi.

Setelah selesai sarapan pagi, Mobil alpard Tante Shara meluncur lagi menuju ke dalam kota.

Setengah jam kemudian mobil mewah itu berhenti.

Aku tidak bisa melihat keluar, karena sekeliling jendela mobil ditutup oleh tirai.

"Kita Sudah sampai, "

ucap Tante Shara yang lalu turun setelah pintu di samping kirinya dibuka oleh sopir tua itu dan aku mengikutinya keluar.

Ternyata Mobil alpard ini berhenti di pelataran depan sebuah rumah yang cukup megah.

Tidak ada garasinya, tapi pelataran yang beralaskan keramik hitam itu cukup luas, bisa dipakai parkir oleh beberapa buah mobil.

Sopir tua itu berjongkok di dekat mobil, sambil menyalakan rokoknya.

Sementara aku masuk ke dalam rumah megah itu, mengikuti langkah Tante Shara dibelakangnya.

Rumah megah ini jauh lebih besar dari pada rumah Zaki.

Bahkan kolam renangnya pun lebih luas dari pada kolam renang yang ada di rumah Zaki.

Tentang furniture dan perabotannya, jangan tanya tanya lagi. Itu tentu saja serba mewah dan mahal.

"Nah ... selama dalam masa kontrak, kamu harus tinggal di rumah ini, " kata Tante Shara sambil duduk di sofa ruang belakang.

Aku pun ikut duduk di sampingnya.

"Tapi bolehkah aku nanti mengambil pakaian dulu di rumah temanku ?" tanyaku.

"Boleh. Tapi ingat ... kamu jangan macam - macam di sini ya.

Aku ingin darahmu tetap bersih, agar seandainya aku hamil, bayinya bisa sehat. " ucap tante Shara mengingatkan.

"Iya Tante, mana berani aku macam macam dirumah orang... " sahutku....

"Hari ini dan besok aku pasti sibuk di kantor perusahaanku. Mungkin lusa aku baru bisa datang ke sini lagi. " ucap tante Shara.

"Iya Tante... " sahutku.

"Ohya ... besok akan ada seorang perempuan yang datang ke sini.

Dia itu dulu teman se-SMA denganku. Tapi sampai saat ini dia masih lajang dan perawan.

Padahal dia ingin sekali merasakan enaknya bersetubuh. Ingin merasakan kedewasaan yang lengkap. Jadi ...

kamu harus bisa memenuhi keinginannya. " ucap tante Shara.

"Ja ... jadi ... aku harus ... harus ... "

aku tidak berani menyelesaikan ucapanku takut salah mengartikan.

"Ya. Kamu harus memecahkan keperawanannya.

Tentu saja dia harus membayar jasamu, sesuai dengan tarifmu. Tapi untuk ini kamu gak usah lapor sama Mamih dalam masalah ini sih.

Lumayan kan, nanti uang dari temanku bisa nambah - nambah uang jajanmu. " ucap tante Shara.

"Iya Tante. Mamih menugaskanku agar selalu mengikuti apa pun yang Tante inginkan dan perintahkan. " jawabku.

"Temanku itu seusia denganku Jon. Sama - sama tigapuluh delapan tahun. Dia itu seorang guru lo..

Tapi kamu pura - pura tidak tau aja profesinya. Supaya dia nanti bisa bebas bercentil ria denganmu hihihiiii ... " ucap tante Shara sambil tertawa kecil.

Aku cuma tersenyum. sambil membayangkan bentuk tubuh dan wajah teman Tante Shara yang ingin dipecahkan keperawanannya itu.

Tapi kalau 38 tahun masih perawan, berarti dia itu jelek atau gendut.

Makanya tidak ada seorang cowok pun yang berminat menikahinya, sehingga dia tetap melajang di usia yang hampir 40 tahun itu.

"Kalau nanti kamu mau ke rumah temanmu untuk mengambil pakaian, jangan lupa mengunci semua pintu keluar.

Di kompleks ini keamanannya sudah terjamin. Tapi tidak ada salahnya kalau kita tetap waspada. " ucap tante Shara mengingatkan.

"Iya Tante. " sahutku sambil menganguk.

"Ohya, kamu gak usah masak segala di sini. Karena sudah ada perusahaan catering yang akan mengantarkan makanan tiga kali sehari ke sini.

Nanti siang akan mulai ada kiriman dari catering. " ucap tante Shara memberitahu kalo soal makanan tidak perlu khawatir.

"Iya Tante, makasih udah repot repot pake acara catering segala. " ucapku yang merasa tak enak.

"Kamu jangan salah Jon. nanti dimenu catering itu semua berisi makan sehat dan banyak protein,

agar nanti kualitas sperma mu bagus, kalo sperma mu bagus kan kemungkinan jadi janin tambah besar." ucap tante Shara.

"Iya tante aku mengrti koq, semoga nanti tante cepat hamil." sahutku sambil mengelus telapak tanganya yang lembut.

Tante Shara mengeluarkan segepok uang merah dari tasnya,

"Ini untuk uang jajanmu. Belilah pakaian dan sepatu baru, supaya banyak pakaian buat kamu ganti nanti. "

ucap tante Shara sambil menyodorkan segepok uang kepadaku.

"Terima kasih Tante, " ucapku waktu menerima segepok uang merah itu.

"Ada satu hal lagi yang kamu boleh tau, " kata Tante Shara,

"Kalau kamu berhasil menghamiliku, maka rumah ini beserta segala isinya akan kuhadiahkan padamu. " ucap tante Shara serius.

"Wah ... mudah - mudahan aku segera berhasil menghamili Tante ... !" sahutku dengan penuh harap.

"Feelingku memang begitu. Karena getaran di batinku berkata lain setelah berjumpa denganmu Jon, " kata Tante Shara sambil berdiri,

"Oke ... aku harus segera ke kantor.

Besok perlakukan sahabatku sebaik mungkin ya Jon dan turuti apa yang dia minta. " ucap tante shara bersiap pergi kekantor.

"Siap Tante,,, Cantik.." sahutku sambil berdiri.

Tante Shara masih sempat merengkuh leher dan mencium bibirku dengan mesra dan sedikit lumatan.

Lalu ia melangkah ke luar, diantarkan olehku yang melangkah di sampingya.

seprti suami mengantar istri pergi kerja saja.,. hehehehe..

(Jangan lupa kasih bintang, biar author semangat update.)🙏