Chereads / Sang pria pemuas / Chapter 21 - Bab 21

Chapter 21 - Bab 21

*Hadiah dari Tante Shara"

Aku lantas menghapiri tante Shara sambil membawa mangga mudah yang diinginkanya,

"Serius amat tante"

"Eh kamu sudah kembali, udah dapet mangga mudanya Jon"

"Udah, nih" ucapaku sambil mengangkat mangga.

Lalu tante Shara berdiri dari duduknya dan menghampiriku untuk mengambil mangganya,

"Aku mau buat rujak dulu Jon" ucapnya sambil membawa pergi mangga muda ke arah dapur.

Aku tak menjawab ucapanya, lalu aku pergi kekamar mandi untuk cuci tangan dan membasuh muka karena aku merasa sedikit gerah, setelah dari kamar mandi aku mengganti kaos ku karena kotor, saat aku memanjat pohon mangga.

Aku keluar kamar dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum dikulkas, tante Shara masih sibuk dengan mangga mudanya yang akan dia buat rujak, kudekati tante Shara dan kupeluk dia dari belakang.

"Kayaknya enak nih, aku nanti boleh minta gak" ucapku sambil memeluk tante Shara.

*Gak boleh, ini cuma buatku aja" sahutnya.

"Dikiiittttt,,, aja tante" ucapku. "Yaa udh tanpi nanti dikit aja makanya" ucapnya.

"siapp," sahut ku sambil mencium pipinya.

"Udh sana kamu tunggu aja diruang tengah" ucap tante Shara.

Aku melepas pelukanku dan berjalan ke ruang tengah, tapi sebelum aku pergi, ku tepok pantatnya..

Plak....

"Ahh,,,, dasar kamu ini Jon, paling suka tepok pantatku" ucap tante shara.

Aku hanya nyengir saja tanpa menjawab ucapanya, Kini aku sudah berada diruang tengah dan langsung duduk di sofa,

Aku melihat map yang ada dimeja, Kubuka mapnya karena aku sedikit penasaran. dan kubaca tulisan yang ada di map.

Lho inikan sertifikat rumah,

"Iya itu serifikat rumah ini Jon" ucap tante Shara yang sudah selesai dari dapur dan dia membawa rujak yang dia buat tadi

"Buat apa sertifikat ini dikeluarkan tante" tanyaku.

"Sertifikat hak milik rumah ini kuberikan padamu, untuk menepati janjiku. Jadi mulai sekarang rumah dan tanahnya ini menjadi milikmu Jon. Besok kita buat akte hibahnya di depan notaris. " ucapnya sambil memakan rujak.

"Ini serius tante" tanyaku memastikan.

"Iya sayang,," ucapnya.

"Aku ... aku merasa seperti sedang bermimpi Tante, " ucapku sambil menciumi sertifikat hak milik itu.

"Makasih ya Jon, sudah memberikan apa yang aku ingin inginkan selama ini" ucap tante Shara.

"Aku yang harus seharusnya berterima kasih kepada Tante atas pemberian yang luar biasa berharga ini. Kalau aku mengumpulkan duit sendiri, sampai limapuluh tahun pun takkan bisa memiliki rumah semegah ini, " ucapku.

"Tapi ingat... kepada siapa pun jangan bilang - bilang kalau rumah ini pemberian dariku ya Jon. " ucap tante Shara mengingatkan agar merahasiakan pemberianya ini.

"Iya Tante. Akan kurahasiakan. " sahutku.

"Bagus,,,, Suamiku itu punya beberapa perusahaan. Tapi aku juga punya perusahaan sendiri. Karena itu rumah ini kubeli dari hasil keringatku sendiri, tidak memakai uang suamiku. Dan sampai sekarang suamiku tidak tahu kalau aku punya rumah di sini. " ucap tante Shara

"Oh,,, gitu ya. " sahutku.

"Mmm ... satu - satunya kelemahan rumah ini, belum ada garasinya. Nanti aku pikirkan untuk membangun garasi di pelataran depan itu. Supaya kalau aku sedang berada di sini, mobilku takkan terparkir di luar. " ucap tante shara

"Iya Tante. " sahutku

"Sebenarnya aku ingin kangen - kangenan dulu sama kamu. Tapi tadi ada yang menelponku karena ada rapat dan aku harus hadir di rapat di kantor perusahaanku. Lagian biarkan dulu janin di dalam perutku jangan diganggu oleh gerakan kencang dulu. Nanti kalau kandunganku sudah tiga bulan ke atas, barulah kita bisa ah uh ah uh lagi. " ucap tante Shara.

"Iya Tante. Gak kebayang gimana seksinya Tante nanti kalau perutnya udah buncit. " sahutku

Tante Sharon tersenyum manis. Mungkin senang mendengar pujianku.

"Ohya ... kontrakmu dua minggu lagi baru selesai. Tapi kita harus tetap punya hubungan ya Jon. " ucap tante Shara.

"Tentu aja Tante. Sekarang aku kan sudah ada ikatan batin dengan yang di dalam perut Tante ini, " sahutku sambil mengusap - usap perut Tante Shara.

"Tapi kalau anaknya sudah lahir, suamiku menyuruh agar aku dan kamu membuat sebuah perjanjian yang disaksikan notaris. " ucap tante Shara.

"Perjanjian apa,, tante ?" tanyaku.

"Perjanjian bahwa kamu takkan menuntut apa pun pada anak kita. Dengan kata lain, anak ini secara resminya anak suamiku. " ucap tante Shara memberi tahu.

"Oh, iya iya. Untuk itu tenang aja Tante. Aku memang tak mau mengganggu soal itu. Mudah - mudahan aja suami Tante bakal sayang sama anak kita. " sahutku.

"Harus menyayanginya. Karena semua yang pernah kita lakukan, juga atas saran dan restu suamiku. Ohya, apa rencanamu setelah kontrak kita selesai nanti ?" tanya tante Shara.

"Aku hanya ingin pulang kampung dulu selama beberapa hari. Selanjutnya, ya harus mengikuti instruksi Mamih lagi. Gak apa - apa kan Tante ?" ucapku.

"Gak apa - apa, " sahut Tante Shara, aku hanya menjawab dengan tersenyum.

" Ohya, besok pagi aku akan menjemputmu, untuk membuat akte hibah di notaris. Bisa pinjam KTPmu ? Besok sepulangnya dari notaris akan kukembalikan" ucap tante shara

"Iya tante, sebentar aku ambilkan KTP ku dikamar" ucapku.

Aku langsung berdiri dan mengambil KTP ku yang ada di dalam dompet lalu aku memberikan KTP ku ke tante Shara. Tante Shara menerima KTP dan memasukanya kedalam tas kecilnya, dan dia berjalan keluar rumah untuk segera menuju ke kantor perusahaanya karena ada rapat penting.

Akupun mengantarnya sampai di pintu depan rumah. sebelum tante Shara masuk ke mobil dia bicara.

"Besok kamu bangun pagi Jon, untuk kita pergi urus sertifikat rumah" ucap tante mengingatkan.

"Beres, tante" ucapku sampik mengacungkan jempol. dan mobil tante Shara melaju pergi.

setelah kepergian tante Shara, aku kembali keruang tengah, untuk memakan rujak yang disisakan tantr Shara untuk ku.

Hhhhsssss,,, Asemmm banget anyiiingggg, gumamku saat memakan potongan kecil buah mangga muda. aku tak lagi memakanya karena rasanya,,

hsss... Aassemmmm banget..

Akupun membereskan barang barang yang ada dimeja. setelah itu aku langsung bersantai,

Skipp... esok hari.

Keesokan harinya,

Tante Shara mengajakku ke notaris. Untuk membuat akte hibah rumah dan tanah yang kuhuni itu. Bahkan notaris itu pula yang akan mengurus balik nama sertifikat hal milik rumah dan tanahnya itu.

Balik nama dari nama asli Tante Shara ke nama asliku. Sebenarnya semua itu masih belum kupercayai. Laksana mimpi saja rasanya. Gak kebayang bagaimana nantinya, setelah kontrak dengan Tante Shara selesai.

Lalu apa yang harus kukatakan kepada Zaki, kepada Mbak yanti dan semua teman - teman di kampungku ?

Bahwa dalam waktu tempo 3 bulan aku bisa memiliki rumah yang harganya pasti bermilyar - milyar itu ?

Jangan - jangan nanti ada yang mengira kalo aku itu merampok.

Bisa juga ada yang mengira aku ngepet...

Ahhh,, nanti gampang lah, dipikirkan nanti lagi. Sekarang aku mau bersiap siap dulu untuk aku pulang kampung nanti.