Chereads / Sang pria pemuas / Chapter 22 - Bab 22

Chapter 22 - Bab 22

*Pulang Kampung*

Pada hari dimana kontrak ku dengan tante Shara akan berakhir , aku merenung sendiri di samping kolam renang, setelah cukup letih berenang pada di siang ini. aku mendengar suara mobil datang, mungking tante Shara mau bilang tentang kontrak kita.

Tante Shara pun datang dalam gaun pink muda yang membuatnya tampak lebih cemerlang dan terlihat cantik.

"Habis berenang Jon?" tanyanya sambil mengempit sepasang pipiku dengan kedua telapak tangannya sang halus.

"Iya ... tante, kan sayang kalau kolamnya tidak dipakai, Tante, " sahutku.

Tante Shara mencium bibirku dengan hangatnya. Lalu berkata lirih,..

"Hari ini kontrak kita berakhir ya. Jon "

"Iya Tante, " sahutku sambil mengenakan kimono putih yang terbuat dari bahan handuk. Tante Shara tersenyum dan berkata,

"Aku harap kita nanti masih tetap bisa berjumpa. Bahkan setelah anak kita lahir pun, aku tetap mengharap hubungan kita akan berlanjut. Siapa tau aku bisa hamil lagi, biar anak kita bukan cuma seorang. " ucap tante Shara.

"Aku kan bakal tetap tinggal di sini sampai kapan pun. Tante bisa datang kapan pun Tante mau. Kalau tidak dilarang, mungkin aku yang bakal sering mendatangi ke rumah Tante. Untuk meredakan perasaan kangen pada Tante. " ucapku

Tante Shara menggandeng lenganku sambil melangkah ke ruang keluarga. Setelah duduk berdampingan di sofa ruang keluarga, Tante Shara mengeluarkan selembar chuek dari tas kecilnya. Dan menyerahkannya ke padaku. Alangkah kagetnya aku setelah melihat nominal yang tertulis di chuek itu.

Besar sekali. Apa ini tidak terlalu besar untukku.... !

"Tante ... ini untuk apa ?" tanyaku dnegan suara yang bergetar.

"Tentu Untuk pembayaran kontrakmu selama tiga bulan bersamaku, " sahut Tante Shara sambil tersenyum manis.

"Tapi kan tiap minggu juga Tante selalu ngasih duit untukku. Dengan uang itu saja, sudah sangat cukup Tante. " ucapku

"Kamu terima sajalah. Cairkan hari ini di bank. Kalau mau dipindahkan ke rekening tabunganmu juga bisa. Malah itu lebih aman. " ucap tante Shara.

"Oooh ... Tante ... aku tak punya kata - kata yang sesuai dengan semua kebaikan Tante ini. " ucapku.

"Itu adalah rejekimu Sayang. Siapa tau nanti pada suatu saat kamu ingin punya sebuah mobil, kan dengan uang itu kamu bisa buat beli mobil. "

Aku cuma bisa terlongo. Dan berlinang - linang air mata. Memang aku tak menyangka akan mengalami nasib sebaik ini. Aku jadi teringat betapa sengsaranya hidup di kampungku. Sehingga untuk makan pun aku harus jadi kuli di pasar.

"kenapa kamu menangis sayang,,, " tanya Tante Shara ketika melihatku yang bercucuran air mata.

"Aku menangis karena ingat kehidupanku saat dikampung tante" ucapku

"Memang gimana kehidupanmu dulu saat dikampung" tanya tante Shara.

"Kalo kamu berat untuk menceritakanya, kamu gak usah cerita sayang,," ucap tante Shara.

"Aku yang merasa sudah sayang dengan tante Shara dan kini kita juga sudah ada ikatan batin karena tante sedang mengandung anakku. jadi aku akan menceritakan semua tentang kehidupanku dulu." ucapku

"Iya sayang aku akan mendengar ceritamu" sahut tante Shara sambil mengelus pipiku.

Dulu waktu aku masih dikampung hidupku selalu penuh dengan kekurangan. waktu aku SMA aku masih untung tante karena mendapat beasiswa sampai aku lulus. dan, untuk biaya kehidupanku sehari hari aku mencari uang dengan bekerja dipasar, karena aku tak mau merepotkan kakak ku,

Pendapatanku bisa dibilang sangat kecil tante, jadi aku harus berhemat agar uangku bisa aku tabung untuk keperluan membeli alat sekolah, kadang aku hanya makan sehari 2 kali,

kegiatanku itu terus aku jalani sampai dengan aku lulus sekolah dan bertemu sahabatku, lalu dia mengajak aku untuk ikut bersamanya ke jakarta.

Sahabatku itu sangat lah baik tante, dia yang menampungku dijakarta dia juga yang memperkenalkan pekerjaan ini kepadaku dan mencukupi semua kebutuhanku sampai dengan aku bisa bekerja sama Mamih sekarang ini, dan aku bisa mengenal tante yang cantik ini,

ucapku sambil mencolek hidung tante Shara setelah aku menceritakan tentang kehidupanku dikampung.

"Aku koq jadi ikut nangis sayang, denger ceritamu ini" ucap tante Shara yang mengeluarkan air mata.

"Tapi sekarang aku sangat beruntung bisa mengenal tante, dan sekarang aku punya rumah yang bagus dijakarta sekaligus bisa merenovasi rumah yang dikampung." ucapku sambil mengusap air mata tante Shara.

"Iya Jon, tante juga senang bisa mengenal kamu" ucap tante Shara tersenyum.

"Aku sangat terharu pada kebaikan - kebaikan Tante selama ini, " sahutku sendu.

"Karena kamu juga sangat baik padaku Jon, " sahut Tante Sharon sambil mengusap - usap punggungku.

"Terus rencanamu selanjutnya gimana ?" tanya tante Shara.

"Mungkin besok aku mau pulang ke kampung dulu. Untuk melihat rumah orangtuaku yang sudah mau roboh. " ucapku.

"Baguslah. Kalau rumahnya masih memungkinkan direnovasi, ya renovasi aja, " kata Tante Shara,

" Nanti kalau ada kekurangan dana untuk pembangunan rumahmu, tinggal minta aja sama aku. " ucap tante Shara.

"Terima kasih Tante. Kalau pun harus direnovasi, mungkin biayanya takkan seberapa. Karena kalau dibangun habis - habisan, malah bisa gempar nanti masyarakat di sana. " sahutku.

"Oh gitu ya. Tapi kamu tentu lebih tau apa yang harus kamu lakukan di kampungmu. " ucap tante Shara.

"Di kampungku, jarum jatuh juga bisa terdengar ke sekampungku dan dikampungku juga banyak cctv berjalan. " sahutku sedikit bercanda.

"Maksudnya di kampungmu banyak yang suka nyebar gossip ?" tannya tante Shara.

"Iya Tante. Makanya aku akan pura - pura masih miskin aja kalau sedang berada di kampungku nanti. " ucapku

"Kamu punya saudara kandung ?" tanya tante Shara.

"Punya satu tante, cuma seorang kakak perempuan, " jawabku.

"Nah, bawa aja kakakmu itu ke sini. Biar kamu tidak sendirian terus. " ucap tante Shara.

"Dia sudah menikah Tante. dan ikut suaminya" sahutku.

"Owh. Kalo saudara sepupu gak punya ?" tanya tante Shara.

"Kalo saudara sepupu sih banyak. Tapi sudah pada menikah semua Tante. Hanya aku yang masih bujangan alias jomblo. hehehehe " ucapku cengengesan.

"Kamu kan sudah punya aku, sayang.. " ucap Tante Shara sambil mengecup bibirku,

"Anggap aja aku ini istrimu, walau pun bukan istri yang resmi. " ucap tante Shara.

"Iya Tante. jadi sekarang aku punya istri yang dirahasiakan, hehehehe" ucapku.

Skip,, Keesokan harinya aku benar - benar pulang ke kampungku yang jaraknya lumayan jauh dari kota jakarta ini.

tante Shara mengantarku sampai ke terminal bus dan tante juga membelikan tiket untuk ku. tante Shara menemaniku sampai bus tujuanku datang, sebelum aku naik bus, aku dan tante Shara berpukan mesra dan mengecup sebentar bibirya.

setelah itu aku langsung naik bus tujuanku. skip perjalanan menuju kekampung. Aku sudah sampai dikampung aku berjalan ke arah rumah ku.

saat sudah sampai depan rumahku Kulihat seorang wanita muda sedang menyapu di pekarangan depan yang 100% masih tanah.

Belum mampu ditembok seperti pekarangan orang lain. Wanita muda itu adalah mbak yanti, kakak kandungku yang sudah punya suami itu.

"Mbak yanti ... !" sapaku dari belakang kakakku.