"Dapat bokingan pertama"
Saat aku bangun pagi.
Seperti yang diminta oleh Mamih, aku hanya perlu mempersiapkan fisik dan mental sebaik mungkin selama seminggu di rumah Zaki.
Setiap pagi aku lari keliling komplek dan lanjut senam di samping kolam renang.
Siangnya aku berenang.
untuk melatih pernafasanku, agar staminaku menjadi kuat saat aku nanti melayani klien ku.
Tapi tentu saja aku harus tahu diri, bahwa aku sedang menumpang di rumah sahabat karibku.
Bukan tinggal di rumah orang tuaku sendiri. Karena itu kalau hanya sekadar masak nasi dan cuci piring, kukerjakan dengan ikhlas.
Sedikitnya apa yang bisa kukerjakan di rumah Zaki. akan aku kukerjakan.
Begitu juga menyapu dan mengepel lantai, kukerjakan juga.
Seperti yang dianjurkan oleh Mamih, aku pun selalu minum vitamin dan suplemen tiap hari secara teratur, supaya badanku tetap sehat dan fits.
Kebetulan sekali Zaki punya lemari obat berisi segala yang kubutuhkan.
Zaki menyuruhku minum persediaan vitamin dan suplemen itu, tanpa harus aku membelinya.
Sementara duit pemberian dari Mamih kusimpan saja di dompet, supaya dompetku jangan kosong melompong nanti malah dikira peci heheheh.
Itu pun mengikuti anjuran Zaki. Sampai pada suatu pagi, hape pemberian Zaki berdering.
Aku melihat siap yang telepon pagi pagi begini. dan Ternyata Mamih yang nelepon Aku:
"Joni.. ! Kamu sangat beruntung.
Nanti sore kamu siap - siap ya. Kamu akan dibooking oleh Bu Shara.
Dia itu paling tajir di antara wanita - wanita pelanggan kita lo. " ucap Mamih.
"Siap Mamih. " jawab ku.
"Ingat ini yaa ...
walau pun dia tidak cantik atau seksi, dia itu sangat tajir Jon.
Jadi bersikaplah sesopan dan seramah mungkin ya. " ucap mami mengingatkan.
"Iya Mam, aku akan selu mengingat itu " jawab ku
"Ok,, Bagus kalo kamu mengingat nya.
Jam lima sore kamu harus sudah ada di rumahku. karena Nanti kamu akan dijemput oleh sopirnya. " ucap Mamih.
"Siap Mamih... ku " ucap Joni.
"Ya udah gitu aja. Sebelum jam lima kamu harus sudah standby di salon ya. " kata Mamih.
"Iya Siap Mamih. " ucap ku dengan perasaan senang.
Setelah mendapat telepon dari Mamih, aku bergegas menghampiri Zaki yang sedang berada di kamarnya.
"Gue dapat bokingan Zak.
kata mamih Gue mau dibooking sama Bu Shara nanti sore Zak " ucapku.
"Bu Shara ?! Wah ... itu wanita yang sangat tajir melintir Jon, " kata Zaki.
"Loe pernah dibooking sama dia ?" tanyaku.
"Belum, " Zaki menggeleng.
"Kata Mamih, Bu Shara itu jelek ya ?" Tanya Joni ke zaki dengan muka penasaran.
"Ah siapa yang bilang Bu Shara itu jelek.
Bu Shara itu cantik kok. Tapi dia jutek. Orangnya serius. dab Jarang tersenyum. Tapi yang jelas dia itu sangat kaya. Orang bilang hartanya takkan habis tujuh turunan. " ucap zaki.
"Terus gue harus bersikap gimana nanti..?" Tanya joni
"Harus sopan dan ramah,
Bicara seperlunya aja.
Jangan nanya - nanya hal yang bersifat pribadi.
Misalnya ... tante punya suami ?
Punya anak berapa apa lagi tanya umur dan berat badan?
Nah ... jangan sekali - sekali bertanya yang seperti itu . " ucap zaki memngingatkan joni.
"Iya. " sahutku.
"Pokoknya fokus untuk memuaskan nafsu birahi dia aja buat dia merasa puas dan kalo bisa buat dia ketagihan sama loe.
Jadi urusan loe sama dia hanya ngentot mem*knya. Itu aja.
dan kalo loe bisa menaklukanya duit akan mengalir dengan sendirinya ke tabungan kita heheheh " ucap zaki.
"oh,,," sahutku.
"Intinya loe harus percaya diri dan jangan gugup saat melayani para klien, kalo klien memintah permintaan yang sedikit aneh kamu turuti aja mungkin itu adalah sebuah fantasinya yang gak bisa dia realisasikan bersama pasangan resminya." ucap zaki memberi arahan ke joni.
"Hahahaaa ... iya .... iyaaa .... gue akan selalu simpan kata kata loe ini zak agar nanti gue gak membuat marah atau kecewa pada para klien ku nanti" ucap joni.
"Kalau dibooking sore, mungkin loe bakal akan diajak nginap. Untuk persiapan, loe bawa aja pakaian untuk ganti.
Gak usah banyak - banyak, bawa dua stel juga sudah cukup. Untuk bawa pakaian dua stel aja sih pakai itu juga cukup, " kata Zaki sambil menunjuk ke sebuah tas kulit hitam yang tergantung di kapstok.
Tas yang bisa dijinjing ataupun diselempangkan di leher.
"Boleh gue pinjem tasnya ?" tanyaku.
"Pakailah, " Zaki mengangguk,
"Nanti kalau udah punya duit, gue bisa beli sendiri. " ucap joni.
Kemudian Zaki memberikan sebuah cara dan teknnik . Tentang trik - trik untuk menghadapi perempuan setengah baya.
Setelah memberikan sedikit cara dan teknik itu Zaki pamit dan pergi. Untuk berkencan dengan wanita yang telah membookingnya.
Kelihatannya Zaki sudah terkenal di mata pelanggan grup Mamih. Sehingga hampir setiap hari ada saja wanita yang membooking Zaki.
Mungkinkah nanti aku bisa sesukses dan terkrnal seperti zakai kelak ? gumam,ku sendiri.
Hmm.... Entahlah.
Yang jelas,nanti sebelum jam 5 sore aku sudah membawa tas kulit kecil pinjaman dari Zaki, dan mengisinya dengan dua stel pakaian.
Lalu berangkat meninggalkan rumah Zaki. dan berangkat menuju rumah Mamih yang perumahannya hampir berseberangan dengan perumahan Zaki.
Mumpung Masih banyak waktu sebaiknya aku berolah raga ringan aja dulu, agar nanti badanku bisa memberikan kepuasaan maximal kepada klien pertamaku,
siapa tahu nanti dia akan jadi berlangganan denganku.
Jam empat sore, joni mulai bersiap untuk Mandi sebersih mungkin dan membuat badanya wangi, selesai mandi joni mengambil Tas slempang yang di dia pinjam dari zaki dan memasukan 2 stel pakaian kedalam Tas slempang,
dirasah sudah cukup beres semuanya dan melihat tidak ada yang merasa dia lupa membawa sesuatu, dia bergegas menuju ke rumah Mamih.
Jam 5 kurang 10 menit Joni sudah tiba di rumah yang bagian bawahnya Mamih yang dipakai untuk salon kecantikan itu.
Tepat jam 5 sore, sebuah mobil tua berhenti di depan rumah Mamih.
Sopir mobil tua itu pun tampak sudah tua. Mungkin usianya sudah 60 tahun lebih. Dia hanya berbicara sebentar dengan Mamih. Kemudian Mamih menoleh padaku,
"Tuh yang jemput kamu sudah datang. Ikut pak sopir ini aja. " ucap Mamih.
"Iya Mam, " sahutku.
Sebenarnya aku bertanya - tanya di dalam hati :
Kalau memang orang tajir, masa mobilnya udah tua gitu Apakah dia pelit sekali, sehingga untuk membeli mobil baru pun dia tidak mau ?
Tapi aku menindas tanda tanya itu. Karena aku hanya ingin melaksanakan
"tugas"
dari Mamih sebaik mungkin.
Lalu tanpa bicara sepatah pun aku masuk ke dalam mobil tua yang suaranya sudah prank - prenk - prank itu.
yah mungkin karena mobil sudah tua makanya suaranya berisik banget.
Setengah jam lebih aku duduk di dalam mobil itu, tanpa bicara sepatah kata pun dan hanya menikmati sura brisik dari mobil yang udah tua. dan Karena pak sopir tua itu pun tidak bicara apa - apa walau hanya sekedar basa basi saja kepadaku..