Chereads / The Guardians The Hunt / Chapter 3 - Chapter 3: Night Urgent Quest

Chapter 3 - Chapter 3: Night Urgent Quest

Setelah mendengar resepsionis menyebut bahwa monster yang menyerang adalah Myrgola, Aria penasaran dan segera bertanya, "Umm... Myrgola itu monster seperti apa?"

Resepsionis pun menjelaskan dengan tenang, "Myrgola adalah spesies monster amfibi berbentuk katak raksasa. Tubuhnya kekar, berkulit hijau gelap dengan bintik-bintik kuning, dan dilapisi lendir korosif yang beracun. Monster ini memiliki berbagai senjata alami, seperti lidah panjang yang bisa melumpuhkan korbannya, serta cakar tajam di kaki depan yang mampu merobek armor. Itu sebabnya, Myrgola dianggap sebagai ancaman serius."

Kaiden menambahkan perkataan resepsionis itu sambil menyilangkan tangan, "Walau berbahaya, bagian tubuh Myrgola sebenarnya sangat berharga. Cakarnya, kulit, lendir, lidah, daging, hingga kantong racunnya bisa dimanfaatkan untuk membuat senjata yang memiliki efek racun, bahan pembuatan obat, atau bahkan untuk di konsumsi."

"Jadi begitu ya, aku paham sekarang," kata Aria sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, sebaiknya kita bersiap-siap. Misi ini akan cukup sulit karena gelapnya area rawa dan medan lumpur yang akan memperlambat pergerakan kita," kata Kaiden, mengajak Aria untuk mulai mempersiapkan diri.

*************************************************

Setelah membeli beberapa perlengkapan tambahan seperti lentera kunang-kunang, batu api, dan peralatan lainnya, mereka mendengarkan instruksi dari resepsionis guild.

"Semuanya, mohon perhatian," kata resepsionis dengan nada serius. "Quest darurat kali ini berlokasi di Duskwillow Mire, sebuah rawa luas yang dipenuhi lumpur dan hutan gelap dengan ekosistem yang sangat berbahaya. Area ini dihuni oleh makhluk-makhluk mematikan seperti Myrgola dan monster-monster lainnya. Vegetasi di wilayah itu terdiri dari pohon willow, tanaman karnivora, dan beberapa tumbuhan langka. Wilayah ini juga selalu diselimuti kabut tebal dengan cuaca lembap dan hujan deras. Area penting yang perlu diperhatikan adalah Veilwater Basin, danau hitam misterius, serta Rotten Thicket, hutan beracun.

Namun, berdasarkan laporan dari kelompok hunter yang sebelumnya diserang oleh Myrgola, kita akan memfokuskan pencarian di Rotten Thicket dan kemudian memancing Myrgola ke Greenhaven Grove, di mana tanahnya kokoh dan kering tanpa lumpur. Di area tersebut, kita akan menangkap atau membunuh Myrgola. Sebelum berangkat, kami akan membekali kalian dengan 10 bom cahaya, beberapa perangkap monster, dan beberapa bom penenang. Semoga kalian semua dapat kembali dengan selamat. Sekian dari kami, dan dengan ini, quest darurat penaklukan Myrgola dimulai."

*************************************************

Setelah semua hunter meninggalkan guild, mereka menaiki beberapa kereta Felyron yang dilengkapi lentera. Aria dan Kaiden termasuk di antara mereka. Setelah semua orang naik, kereta berangkat menuju Duskwillow Mire. Perjalanan panjang ditempuh para hunter, dan akhirnya mereka tiba di pintu masuk Duskwillow Mire. Para Felyron yang mengantar mereka menunggu di luar pintu masuk yang aman.

Semakin dalam mereka memasuki wilayah tersebut, lumpur di bawah kaki mereka semakin dalam, mencapai paha. Para hunter harus melewati lumpur kental, dan mereka sering menghadapi Myrglet, anakan Myrgola. Meskipun Myrglet tidak seagresif induknya, mereka tetap mengganggu karena menyerang dalam jumlah besar.

Setelah berhasil menghalau Myrglet dan mengumpulkan materialnya, kelompok hunter melanjutkan perjalanan mereka hingga tiba di Rotten Thicket. Suasana di Rotten Thicket sangat gelap dan menyeramkan. Para hunter sering mendengar suara Myrgola dari berbagai arah dan melihat mata merahnya yang muncul dan menghilang, membuat mereka tetap waspada. Ketika keadaan tampak tenang dan Myrgola tidak terlihat, tiba-tiba sebuah lidah panjang menyerang, melumpuhkan hunter di barisan depan dan menyebabkan perlengkapan mereka terkorosi.

Panik melanda kelompok karena pola serangan Myrgola sulit diprediksi. Myrgola terkadang muncul dan menerjang dengan cakar tajamnya, terkadang menyerang dengan lidahnya, dan kadang-kadang melemparkan bola lumpur beracun.

Saat panik melanda, Myrgola melancarkan serangan lidah panjangnya yang mengarah ke Aria. Kaiden, yang sedang berusaha menebak serangan berikutnya, berteriak, "Aria, awas di belakangmu!"

Mendengar teriakan Kaiden, Aria segera bereaksi. Ia menghindari serangan dan dengan cepat menarik pedangnya, memotong sebagian lidah panjang Myrgola. Meskipun pedangnya terkena lendir korosif, reaksi lendir tersebut sangat lambat, sehingga membuat senjata Aria tidak segera hancur.

Setelah memotong sebagian lidah panjangnya Myrgola, dia kembali bersembunyi di dalam lumpur yang dalam untuk memancing para hunter untuk masuk ke jebakannya. Saat para hunter bergerak mendekat, dia pun melompat keluar dari lumpur untuk melemparkan bola lumpur racun, tapi sebelum Myrgola mengeluarkan bola racunnya, Kaiden berteriak dengan keras kepada semua orang, "Semuanya cepat tutup mata kalian,"teriak Kaiden sambil melepaskan bom cahaya.

Myrgola yang terkena efek cahaya yang menyilaukan itu terjatuh ke bawah dan berhenti bergerak untuk sementara waktu, memberikan kesempatan bagi para hunter lain untuk menyerangnya. Meskipun begitu beberapa senjata yang di gunakan untuk menyerang kulitnya mulai terkorosi, tetapi beberapa senjata jarak jauh dan senjata yang memiliki elemen api, memberikan luka yang cukup besar bagi Myrgola.

*************************************************

Setelah mengalami luka yang cukup parah, Myrgola mengembangkan organ vokalnya dan mengeluarkan gas beracun dari pori-pori kulitnya. Gas ini memiliki efek pelumpuh yang segera membuat beberapa hunter tidak bisa bergerak. Meski banyak hunter terjebak, para hunter yang tersisa tetap menekan Myrgola, memaksanya untuk keluar dari area rawa dan mencari tempat berlindung untuk memulihkan diri.

Aria, Kaiden, dan para hunter lainnya terus mengejar Myrgola sampai mereka berhasil memojokkannya ke area Greenhaven Grove. Begitu masuk ke area yang lebih kering ini, kecepatan gerakan Myrgola mulai berkurang drastis, membuatnya lebih rentan terhadap serangan. Namun, Myrgola masih memiliki beberapa serangan mematikan, seperti bola lumpur racun dan terjangan dengan cakarnya yang tajam.

Serangan demi serangan dilancarkan, membuat Myrgola semakin terpojok. Saat ia sudah benar-benar tidak bisa melarikan diri, Myrgola mengembangkan organ vokalnya dan memanggil sejumlah Myrglet, dari yang berukuran kecil hingga yang hampir berevolusi menjadi Myrgola. Jumlah mereka yang cukup banyak membuat beberapa hunter kewalahan, hingga mereka akhirnya terbagi menjadi dua regu. Regu pertama terdiri dari dua hunter yang menggunakan bow dan light bowgun, sementara regu lainnya berisi para hunter yang memakai senjata jarak dekat seperti palu, pedang dan perisai, longsword, greatsword, serta tombak. Kedua regu berpisah; regu pertama menahan kawanan Myrglet, sementara regu lainnya terus mengejar Myrgola.

*************************************************

Regu hunter yang mengejar Myrgola, termasuk Aria dan Kaiden, bersama para hunter lainnya yang menggunakan senjata jarak jauh, berusaha melumpuhkan monster tersebut. Serangan demi serangan dilancarkan, yang membuat Myrgola semakin lemah hingga akhirnya berhenti bergerak. Para hunter yang melihat hal itu menyimpan kembali senjata mereka, lalu mendekati Myrgola yang mereka kira sudah mati untuk melakukan carving.

Saat melihat para hunter mendekati Myrgola, Aria berkata kepada Kaiden, "Sepertinya pertarungan ini sudah selesai. Bagaimana kalau kita ikut melakukan carving juga? Bagaimana menurutmu, Kaiden?"

"Jangan, sebaiknya kau tetap pegang senjatamu. Berdasarkan pengalaman kita melawannya, Myrgola penuh dengan kejutan yang sulit ditebak. Bisa saja ini adalah jebakannya," jawab Kaiden sambil menggenggam bom cahaya.

Ketika para hunter mendekat ke arah Myrgola, tiba-tiba monster itu bangkit dan mengeluarkan lidah pelumpuhnya serta gas beracun dari tubuhnya, seketika melumpuhkan sebagian besar hunter yang tidak waspada. Kini hanya tersisa Aria dan Kaiden yang selamat dari serangan kejutan tersebut.

"Sepertinya sekarang hanya tersisa kita bertiga, dan ini adalah penentuan siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan tumbang," ujar Kaiden sambil menantang Myrgola.

"Ya, kau benar. Ini adalah penentuan terakhir," ucap Aria sambil menggenggam senjatanya.

*************************************************

Dengan tatapan tajam, sambil menggembungkan organ vokalnya, Myrgola mundur beberapa langkah, lalu dengan cepat melompat ke arah Aria dan Kaiden sambil melemparkan bola lumpur beracun dan bola lendir korosif. Aria, yang berada di garis depan, berhasil menghindari kedua serangan itu, lalu menyerang bagian perut Myrgola hingga terluka cukup parah. Namun, akibat serangan tersebut, lendir korosif di perut Myrgola mulai mengalir keluar, merusak pedang Aria dan melelehkan armor bahunya, menyebabkan luka yang menyakitkan. Aria berteriak keras menahan rasa sakit sambil memegang bahunya yang terluka dan mengeluarkan asap akibat cairan korosif.

Kaiden yang mendengar jeritan kesakitan Aria langsung berteriak, "Aria, kau baik-baik saja?"

"A-aku b-baik-baik s-saja. Ini hanya luka kecil. Ini kesempatanmu, Kaiden! Incar bagian perutnya yang terluka!" jawab Aria dengan senyum lemah sambil memegang bahunya yang terluka.

Mendengar hal itu, Kaiden menghunus greatsword-nya, lalu dengan sekuat tenaga menusuk dan membelah perut Myrgola, meskipun harus merusak senjatanya dan melukai dirinya. Namun, akhirnya Myrgola berhasil ditaklukkan seketika itu juga.

Sambil menghela napas lega, Kaiden berbaring di tanah dan berkata, "Ini adalah kemenanganku," ucapnya sambil mengangkat tangan dan mengepalkan tinjunya ke udara.

**-Bersambung-**