Berikut adalah koreksi dan perbaikan pada teks yang kamu berikan:
---
Pria tua itu tertawa kecil, lalu berkata sambil menghela napas, "Benar, tempat ini memang luar biasa."
Setelah berkata demikian, pria tua itu mengulurkan tangannya untuk membantu Aria berdiri. Setelah membantunya berdiri, pria tua itu bertanya kepada Aria, "Kenapa kau bisa berada di tempat seperti ini, nona?" tanyanya.
"Aku!? Aku hanya penasaran dengan tempat ini. Temanku memberiku selebaran ini dan bilang aku mungkin tertarik dengan tempat ini, makanya aku ke sini," jawab Aria sambil meraih tangan pria tua itu dan bangkit berdiri.
"Jika kau tertarik dengan tempat ini, aku bisa mengajakmu berkeliling. Omong-omong, nama ku Garrik, Garrik Thorne," ucapnya sambil tersenyum ramah pada Aria.
"Aria, nama ku Aria. Salam kenal, Tuan Garrik," ucapnya sambil tersenyum ramah.
"Jadi, Aria, apa yang membuatmu tertarik dengan tempat ini? Aku bisa saja membawa mu berkeliling jika kau mau, tapi jika kau punya tujuan spesifik, aku bisa mengantarmu ke sana," jawabnya sambil menawarkan diri untuk mengantar Aria.
"Umm... Entahlah, aku belum memikirkannya," jawab Aria, namun belum sempat menyelesaikan kalimatnya, perutnya berbunyi keras.
Mendengar perut Aria yang berbunyi keras, Garrik pun tertawa dan mengajaknya pergi untuk makan.
Karena perutnya sudah terlanjur berbunyi keras, Aria menerima tawaran itu dan ikut bersama Garrik untuk mencari makan.
---
Sesampainya di Silverglade Homestead
Garrik membawa Aria masuk ke Silverglade Homestead. Sesampainya di dalam, Aria melihat begitu banyak Felyron yang berlalu lalang di sana, serta beberapa hunter yang sedang bersama Felyron dengan senjata dan armor.
Melihat Aria yang sepertinya penasaran dengan semua pemandangan itu, Garrik mulai memberikan penjelasan kepadanya, "Dari apa yang kau lihat, di sini memang banyak sekali Felyron. Mereka yang ada di sini memiliki tugas sesuai keahlian masing-masing," ucapnya sambil memandu Aria.
Setelah beberapa menit berjalan, tidak jauh dari tempat mereka, terlihat sebuah kedai makanan yang tidak terlalu besar, terbuat dari bahan kayu dan dihiasi dedaunan. Di dalam kedai, terdapat dua ekor Felyron dengan topi tinggi berwarna putih khas seorang Chef, dan empat ekor Felyron dengan seragam putih dan celemek biru, yang mondar-mandir mengantarkan makanan, mengambil piring kotor, dan bahkan ada yang mencatat pesanan para hunter yang ada di kedai itu.
Setelah sampai, mereka pun mengambil tempat duduk. Tidak lama kemudian, seekor Felyron menghampiri mereka berdua sambil membawa buku catatan kecil dengan pena untuk menulis pesanan mereka, serta sebuah kertas yang bertuliskan "Menu" dengan harga yang tertera di setiap hidangan.
Sementara Garrik memesan makanan, ia melihat Aria yang terlihat kebingungan, hingga akhirnya Garrik bertanya kepadanya, "Kau tidak memesan, ya?" tanyanya dengan penasaran.
"Ah, maaf. Hanya saja... aku tidak paham nama makanan di sini. Bahkan aku tidak bisa membaca tulisan yang hanya berupa garis dan bentuk," ucap Aria, kesulitan memahami tulisan di buku menu.
Mendengar perkataan Aria, Garrik pun tertawa, lalu mengambil buku menu yang dipegang Aria. Ia kemudian meminta Felyron untuk menukarnya dengan buku menu yang sudah diterjemahkan. Setelah Felyron kembali dengan buku menu yang telah diterjemahkan, kini Aria pun bisa membaca menu yang tertulis di sana, dia pun memesan beberapa hidangan, dan juga minuman yang tertulis disana dengan harga yang sangat mudah.
*********************
Setelah puas makan, Garrik kembali bertanya, "Apa kau sudah memikirkan ke mana kau ingin pergi selanjutnya?"
"Aku masih belum mengenal tempat ini, jadi mungkin aku akan menerima tawaranmu untuk berkeliling," jawab Aria sambil tersenyum.
Saat mereka mulai berkeliling, terlihat beberapa hunter berlalu lalang, begitu pula dengan Felyron yang membawa gerobak penuh material dari tubuh monster, bahan mentah, mineral, jamur, sayuran, berry, dan barang-barang lainnya. Sambil menunjukkan kesibukan di sana, Garrik membawa Aria menuju ladang yang dikelola oleh para Felyron petani.
Sesampainya di ladang, Aria melihat beberapa Felyron sedang bekerja: ada yang mencangkul tanah, menanam benih, menyiram tanaman yang mulai tumbuh, dan ada pula yang memanen sayur-sayuran serta berry.
Melanjutkan perjalanan, mereka tiba di pertambangan Felyron. Di sana, banyak Felyron yang bekerja membawa batuan dan mineral menggunakan gerobak tambang. Dari tambang, mereka kemudian menuju tempat pelatihan Felyron sekaligus lokasi bagi para hunter untuk mendapatkan rekan Felyron mereka.
"Di sini adalah tempat bagi Felyron untuk berlatih, sekaligus tempat bagi para hunter untuk menemukan rekan mereka. Tidak ada syarat khusus untuk mendapatkan Felyron, semuanya tergantung kecocokan antara hunter dan Felyron yang mereka pilih," jelas Garrik.
"Jadi tidak ada batasan peringkat atau persyaratan lain untuk mendapat rekan Felyron?" tanya Aria, terkesan dengan penjelasan tersebut.
---
Kunjungan ke Blacksmith
Setelah beberapa menit berkeliling dan mengunjungi hampir semua tempat di Silverglade Homestead, mereka tiba di lokasi terakhir, yaitu bengkel Blacksmith. Di luar bengkel, Aria melihat sebuah armor lengkap dengan senjatanya yang dipajang. Tertarik, ia memutuskan untuk mendekati bengkel itu dan bertanya tentang harganya.
"Permisi, apa ada orang di sini?" panggil Aria dari luar bengkel.
Tak ada jawaban. Merasa penasaran, Aria pun masuk ke dalam. Di dalam, suhu terasa lebih panas. Ia melihat seorang pria tua bertubuh pendek sedang menempa sebuah senjata. Tak ingin mengganggu, Aria menunggu sampai pria itu selesai.
Setelah selesai, pria itu menoleh dan melepas kacamata tempa miliknya. "Oh, rupanya ada pelanggan. Selamat datang di bengkelnya Grant. Ada yang bisa kubantu, gadis muda?" tanyanya dengan ramah.
"Aku ingin tahu, berapa harga armor dan senjata yang dipajang di luar bengkel ini?" tanya Aria.
"Ah, yang di luar itu hanya model yang dibuat dari bahan tiruan, bukan bahan aslinya. Tapi jika kau ingin armor Infernal Scorch dan pedang Inferno Fang Blade, aku bisa menyelesaikannya dalam dua hari. Tapi kalau kau punya material dari Wyvern bernama Flamaryth, aku bisa menyelesaikannya besok pagi," jawab Grant sambil tersenyum.
"Kalau begitu, apakah kau punya perlengkapan lain yang sudah jadi dan bisa langsung kubeli?" tanya Aria.
"Aku punya banyak armor dan senjata. Tapi coba jelaskan spesifikasinya, armor dan senjata seperti apa yang kau inginkan?" balas Grant.
"Umm... Aku butuh armor yang ringan dengan mobilitas tinggi, tapi tetap cukup kuat melindungi dari serangan fisik. Untuk senjatanya, aku ingin pedang yang ringan, tajam, nyaman digenggam, dan mampu menembus kulit serta sisik monster," jawab Aria.
Grant mengangguk, lalu berkata, "Sepertinya aku punya sesuatu yang sesuai. Tunggu sebentar, aku akan memeriksanya di gudang."
Setelah beberapa menit menunggu, Grant kembali membawa stand kayu dengan armor dan pedang longsword yang tergantung di belakangnya.
"Ini dia: Hunter's Vanguard Armor Set dan Razor Fang Blade. Armor ini dibuat dari bijih besi yang diperkuat dengan tulang monster, dilapisi kulit dan kain untuk kenyamanan serta kelincahan. Longsword ini memiliki bilah yang dibuat dari taring monster Fanged Razor dan bijih besi. Gagangnya dilapisi sisik dan cakar Fanged Razor untuk daya tahan dan kenyamanan," jelas Grant.
Setelah mencoba armor dan senjatanya, Aria merasa semuanya pas untuk berburu atau menjalankan quest. "Baiklah, aku rasa ini sudah cukup. Jadi, berapa harganya?" tanya Aria.
Sebelum Grant sempat menjawab, suara seorang perempuan terdengar dari luar bengkel. "Kakek Grant, kau di dalam? Aku ingin mengambil pesananku!"
Grant menoleh ke arah Aria. "Gadis muda, kita bicarakan soal harga nanti. Aku harus melayani pelanggan lain dulu," katanya sambil pergi ke gudang. Ia kembali dengan stand kayu yang memuat armor dan senjata berupa pedang ganda.
Merasa suara itu familiar, Aria mengikuti Grant ke pintu bengkel. Ternyata, pelanggan itu adalah Mira, salah satu seniornya.
~Bersambung~